" Hati manusia dapat berubah, itu berarti hatimu juga. Tapi tak tahu kapan itu akan terjadi. Pada saat yang tepat atau tidak."
~Latisya
Halo guys.
Enjoy the story
Happy Reading^^
Hari-hari bebas menjelang pembagian rapot diisi dengan perlombaan olahraga dan seni antar kelas. Latisya, Rain dan Tari tak mengikuti perlombaan apapun, mereka hanya mendukung kelas mereka dalam perlombaan futsal. Tak jarang mereka juga menonton pertandingan lain dan juga melihat pentas seni. Hanya itu saja yang bisa dilakukan oleh mereka bertiga.
Hari terahir perlombaan diisi dengan final semua pertandingan. Kendra dan kawan-kawannya berhasil masuk sampai ke final. Jadi otomatis hari ini semua anak kelas Latisya menonton di pinggir lapangan untuk memberi dukungan kepada Kendra dan kawan-kawan. Latisya hanya bisa memberi dukungan dan do'a untuk Kendra, tak mungkin dia juga memberi perhatian pada Kendra, yang ada teman-temannya dengan cepat mengetahui perasaan Latisya kepada Kendra.
Karena tak mau terlihat dia memberi perhatian kepada Kendra dengan memberinya minuman, dia juga membeli banyak minuman untuk tim Kendra dan juga teman satu kelasnya. Dengan begitu mereka tak curiga bukan. Pengecut memang, tapi dia tetap pada pendiriannya dari awal.
Pertandingan telah usai, namun sayang kelas kami harus menelan kekalahan atas tim lawan. Tapi, tak apa yang terpenting semua sudah berusaha. Dan tanpa diduga kelas kami mendapatkan gelar kelas terkompak dalam acara ini. Mereka semua merasa senang tentunya.
"Wihh, gak nyangka gue. Ya walaupun kita juara dua futsal. Tapi kita dinobatkan menjadi kelas terkompak. Wuhuu." Sorak Jon.
"Iya dong, keliatan juga si dari hari pertama sampe hari ini kelas kita itu selalu mendukung di semua pertandingan." Jelas Fedi.
"Ini tuh berkat kita semua pokoknya." Teriak Rain.
"Kita foto dulu yuk." Ajak Latisya
"Emang bawa hp?" tanya Tari.
"Gue bawa kamera. Bentar gue ambil dulu di kelas." Jawab Latisya.
"Oke, gue minta orang lain buat fotoin kita."ucap Kendra sambil berlari memanggil seseorang. Setelah berbicara dengan orang itu, Latisya datang dan memberikan kameranya.
"Ayo kalian berdiri, tapi jangan semuanya, ada yang duduk sebagian." Orang itu memberi arahan.
"Oke, 1.2.3." ucap orang itu setelah dirasa sudah bagus.
Mereka berfoto hingga beberapa kali. Dari pose yang formal sampai gaya lucu dan aneh menurut Latisya. Latisya merasa senang karena Kendra berdiri disampingnya, untung saja teman-teman yang lain tak curiga.
"Nih kameranya." Ucap orang itu sambil memberikannya kepada Kendra.
"Thanks ya."
"Sip."ucap orang itu lalu pergi.
"Eh, gue mau liat." Teriak Rain.
"Nanti ngapa." Tolak Kendra.
"Ih, buruan Ken." Paksa Rain kepada Kendra.
"Nih nih ah." Kendra memberikan kamera itu kepada Rain dengan terpaksa.
Rain dan yang lainnya melihat bersama di dalam kamera itu. "Ini si, bagus semua fotonya. Sya jangan lupa nanti kirim di grup ya."
"Oke, tenang aja."
"Emang boleh ya bawa kamera Sya?" tanya Tari.
"Boleh kok, gue semalem nanya sama sepupu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu