-Different life-

155 19 0
                                    

"Aku selalu disini
Berdiri menanti
Kalian yang seakan mati"
-

-

-

-

-

-

Pagi ini langit mendung. Cuaca yang tak bersahabat membuat sesosok gadis cantik yang bernama Choi Yena itu tampak sedikit kesal. Pasal nya ia harus pergi bekerja sekarang. Hujan yang sebentar lagi turun tak memungkinkan bagi Yena untuk berlari kencang menuju halte. Karena jarak antara posisi nya saat ini dengan halte cukup jauh.

Andai yena mempunyai payung mungkin dia tidak akan sepusing ini. Menunggu hujan datang lalu reda pun bukan merupakan pilihan yang tepat. Karena itu akan membuat nya terlambat.

Mata Almond itu melihat kearah sekitar mencoba mencari ide untuknya dapat pergi bekerja tanpa harus takut basah karena hujan. Hingga sebuah senyuman terbit saat kedua belah matanya menemukan satu setel jas hujan yang menggantung di tali jemuran yang tak jauh dari posisinya berdiri.

Mungkin untuk saat ini Yena dapat meminjam nya dan mengembalikannya nanti. Lagi pula jas hujan itu tak ada yang memakai maka tak ada salahnya untuk meminjamnya. Namun sebelum benar-benar menjalankan niatnya sebuah Audi mewah berwarna merah keluaran terbatas berhenti tepat didepan gerbang rumah mewahnya. Ah tidak lebih tepatnya didepan gerbang rumah mewah milik ayah ibunya.

Tin..tin...tin...

Klakson mobil itu berbunyi nyaring memekakkan telinga membuat Yena harus menutup kedua telinganya jika ia tidak ingin tuli. Kentara sekali jika sang pengendara Audi mewah tersebut seorang yang tak sabaran. Yena hanya melihatnya saat seorang pemuda tampan keluar dari dalam kendaraan besi itu. Hal itu tentu saja membuat Yena mengurungkan niatnya untuk mengambil jas hujan yang berada ditali jemuran sebelumnya. Yena tentu masih punya malu dia hanya perempuan biasa yang juga menyukai pria tampan mau ditaruh mana mukanya jika dia harus melewati pemuda tersebut dan memakai jas hujan lusuh didepan pemuda tersebut.

Yena masih terdiam seperti orang bodoh saat pemuda itu mulai menjalankan ponsel pintar ditangannya. Mungkin yena hanya terlalu kagum dengan ciptaan tuhan yang terlalu indah. Mana mungkin ada pria setampan orang tersebut. Itu ketampanan yang tak nyata. Yena tiba-tiba saja tersenyum tanpa alasan yang jelas. Ahh mungkin Yena hanya terlalu kagum sampai tak menyadari seulas senyum telah terukir diwajahnya. Hingga realita menyadarkannya jika Yena harus segera pergi bekerja. Dia hanya akan membuang waktunya jika Yena berdiam diri seperti orang bodoh.

Kaki jenjang nya kini berlari menembus rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi. Andai saja yena tak memandang pria itu mungkin kini yena sudah sampai di halte dengan berlari.

_----__---___-----____-----

"Kau kenapa baru datang? Jam berapa sekarang?" Seorang wanita dengan cepolan tinggi di kepalanya kini berdiri didepan Yena dengan bersidekap seolah tengah menagih hutang.

"Ini kali pertama aku terlambat jadi tak perlu membuat drama pelayan dan majikan" ucap yena ketus.

"Ck tidak dapat dipercaya disini aku bos tapi kau yang jauh lebih galak. harga diri ku benar-benar hilang dihadapan mu" gadis Cepol itu berakting layaknya orang yang tengah tersakiti. Membuat Yena tertawa karena kelakuan bos sekaligus temannya ini.

Tanpa banyak berkata lagi Yena segera mengenakan apron dan langsung mengambil beberapa alat kebersihan. Jendela kini menjadi tujuan utamanya. Debu sudah banyak bertengger disana membersihkannya adalah pilihan yang tepat. Apalagi setelah hujan seperti ini mungkin akan membuat debu itu semakin mengotori kaca jendela.

Yena adalah gadis yang cantik. Mungkin jika gadis itu tak menggunakan apron dan membersihkan jendela mungkin banyak orang yang mengira jika dia adalah seorang lady. Kecantikan nya benar-benar diatas standar seorang wanita.

Yena mungkin tinggal dirumah yang mewah. Namun hidupnya tak semewah rumahnya. Dia hanya gadis berusia 19 tahun yang baru lulus sekolah dan masih mencari pekerjaan pasti. Hidup bersama ayah dan ibu tiri ternyata memang seburuk itu.

Tidak-tidak Yena bukan lah anak yang ditinggal mati oleh ibunya dan kemudian ayahnya menikah lagi. Yena adalah anak dari seorang jalang yang pernah tidur dengan ayahnya. Karena sebuah kesalahan yena hadir di dunia ini. Ibunya meninggalkannya begitu saja didepan rumah mewah ayahnya ketika dia masih bayi.

Dan saat itu butuh proses yang panjang bagi Yena untuk dapat tinggal dirumah mewah itu.
Untunglah Ayahnya masih berbaik hati dengan tidak mengirimkannya ke panti asuhan. Membiayai pendidikannya sampai kejenjang menengah atas. Bukan kah yena harus banyak-banyak bersyukur?.

Tapi gadis itu masih tetap lah seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Dia tak membutuhkan barang mewah dan uang ia hanya membutuhkan ucapan selamat pagi disaat dia bangun dari mimpi panjangnya. Ucapan bagaimana harimu saat ini! Saat dia tengah menjalani banyak waktu diluar sana.
Dia hanya butuh ucapan kau telah bekerja dengan baik saat yena merasa gagal dan ingin menyerah.

Namun jangan kan barang mewah! Semua hal itu tak pernah didapatkan olehnya.
Yena ada tapi dianggap seperti udara. Tak terlihat. Mungkin tujuan hidup gadis itu kini hanya satu keluar dari rumah mewah yang seakan neraka baginya itu dan mencari kebahagiaannya sendiri.

Nyatanya penantian Yena selama ini tak pernah membuahkan hasil apapun. Menanti secuil senyum yang tak mungkin akan pernah muncul di setiap garis wajah ayah dan ibunya saat ini hanya lah sebuah hal yang sia-sia.

Kehidupan Yena benar-benar tak secantik wajah nya. Mungkin banyak luka yang tersembunyi dibalik senyum yang terukir setiap hari dibibir mungilnya.

Kehidupannya benar-benar berbeda dari orang disekitarnya.










TBC.....

PETRICHOR [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang