06- kecewa

30 5 1
                                    

Sebenarnya dhika belum terlalu sembuh, tapi ia bertekad datang kesekolah untuk menemui sheila

Kebetulan dhika pas pasan dengan sheila

Sheila memperlihatkan wajahnya yang seakan-akan tidak terjadi apapun

"sheil" dhika menggenggam tangan sheila, tetapi sheila menariknya kembali

"kenapa?" tanya sheila seperti menantang

"kemaren lo ke apartemen gw? Bisa jelasin semuanya?"

Sheila mengangguk "gw cuma sebentar, pas liat lo tidur gw langsung balik" wajah sheila tidak meyakinkan bagi dhika

Dhika mengangkat sebelah alisnya "gw gak percaya"

Sebenarnya sheila ketakutan sekarang "terserah, gw juga gak nyuruh lo percaya" ia hendak meninggalkan dhika, tapi dhika menahan tangannya

"tolong jawab yang jujur! Gw.. janji akan tanggung jawab apapun yang terjadi" dhika menekan setiap perkataannya

"tanggung jawab?" kalau dhika bisa akting, kenapa sheila nggak "tanggung jawab apa?"

"sheil, sumpah kemaren gw gak sadar-"

"maksud lo?" rasanya sheila ingin menangis

"maafin gw"

Bell masuk berbunyi, sheila pergi meninggalkan dhika saat itu juga

***

Karna belum puas dengan jawaban dari sheila, dhika mencari sheila untuk meminta maaf lagi

"sheila ada dikelas?" dhika panik, ia tidak menemukan sheila dimanapun, padahal kan sheila masuk sekolah

"dari tadi pagi sheila di uks, katanya dia sakit, samperin aja kalo emang penting" jawab sekelas sheila

Tanpa bilang terimakasih, dhika langsung menuju uks yang letaknya lumayan jauh dari kelas sheila.

Sedangkan sheila yang melihat dhika berjalan dengan cepat, langsung mengalihkan wajahnya ke papan pengumuman, berharap dhika tidak melihatnya.

Jantungnya berdetak sangat kencang, dan hatinya terasa nyeri bila melihat dhika "sial!"

Bedebah yang satu itu memang lebih dari kata kurang ajar, fikir sheila

"semakin lo menghindar dari gw, semakin sering pula gw nyamperin lo" suara itu

Shit! Secepat itu dhika sadar kalau itu sheila. Padahal beberapa detik yang lalu, dhika masih berjarak 30 meter dengannya

Sheila menatap dhika dengan tatapan sendu "mau lo apa? Semua udah jelas"

Dhika melihat sheila dengan heran "ada yang lo sembunyiin?"

Sheila diam, mengalihkan pandangannya

"gw minta maaf" dhika maju selangkah mendekati sheila

"untuk?" kali ini sheila menatap dhika seperti tatapan yang menantang

"apapun, gw gatau apa, intinya kalo gw ada salah, gw minta maaf"

Sheila berdesis meremehkan perkataan dhika

"kasih tau salah gw apa yang bikin lo-"

"ga ga ga" potong sheila "apapun kesalahan lo, akan gw maafin, dengan satu syarat"

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang