Dua: Awaken

3K 300 5
                                    


"Ini yang gue benci dari lo. Karena bangsat bangsat di luar sana pasti mengincar ini. Dan itu artinya ancaman buat gue."

"Najis! Gue gak akan ngikutin jalan lo! Gue masih punya harga diri!" bantah Jisoo. Gadis itu meronta dan berusaha menggeliat untuk menurunkan kaosnya yang digulung ke atas dada. Namun Jennie kembali menahannya dan membiarkan dada Jisoo terpapar udara dingin ruangan.

"Halah bullshit! Ga ada yang bisa pegang kata-kata lo, sekali lo dibawa ke hotel berbintang lo juga bakal ketagihan," sengak Jennie.

Jisoo kini berusaha menendang sebisanya, namun Roseanne – kawan Jennie yang lain segera memblokade dan mengikatnya sampai Jisoo tak berkutik.

"Sumpah ya kelakuan kalian udah keterlaluan, gue gak akan pernah lupa sama apa yang lo semua lakuin ke gue, gak akan pernah gue maafin!" teriak Jisoo.

"Dia makin lama makin pinter ngebac*t, Jen. Udah sikat aja sekarang!" Lisa memprovokasi. Gadis itu mulai kewalahan meskipun sebenarnya rontaan Jisoo tak berarti buatnya.

"Kalau lo terluka, ini semua karena kesalahan lo sendiri, jadi jangan salahin gue kalo gue ngelakuin ini," Jennie menekan kedua rahang Jisoo dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya menimang-nimang botol kaca yang sedetik kemudian dipecahkannya menjadi dua bagian. Sepertinya gadis itu sudah merencanakan tindakan pembullyan ini. Bagaimana tidak, Jisoo sampai tak habis pikir betapa niat Jennie cs membawa benda-benda seperti botol miras ke sekolah, entah dapat dari mana dan bagaimana pak satpam bisa sampai meloloskannya.

"Lo itu lahir buat gue benci, Jis. Itu udah takdir lo. Dan body sialan lo ini, seharusnya juga cepat menemui takdirnya. Gue bakal pelan-pelan kok, gue Cuma mau corat coret dikit perut lo biar makin indah." Ucapan Jennie membuat Jisoo melebarkan matanya. Apalagi ketika Jennie mulai meruncingkan pecahan botol itu dengan memukul-mukulkannya ke ujung meja.

"Gila lo ya! Lo psikopat!"

"Buruan Jen, nanti keburu ada guru!" Lisa mulai gemas, sedari tadi bagaimanapun tenaganya terkuras karena rontaan Jisoo, meskipun berkali-kali ia berhasil melumpuhkan gadis itu. Ia tak sabaran melihat Jennie yang tidak langsung pada intinya, yang Jennie lakukan hanya mengacung-acungkan pecahan botol itu ke wajah Jisoo, hanya menakut-nakuti Jisoo tanpa berani melakukan lebih.

"Buruan, Jennie!!!!" seru Lisa memaksa.

"Please, Lepasin gue!" ronta Jisoo ketika Jennie membuat gerakan menusuk-nusuk di udara, tepat di depan leher Jisoo.

Jennie terbahak-bahak melihat Jisoo yang pucat pasi. Namun sialnya ia juga geram entah mengapa semakin Jisoo meronta dan menggeliat gadis itu semakin seksi di matanya. Dan Jennie tahu betul keinoncenan semacam ini akan dibayar mahal melebihi ekspektasinya. Jennie sangat benci itu.

"Ok, kali ini lo masih gue kasih ampun. Gue juga males bersihin jejak darah kotor lo. So.. gue punya ide gimana kalau kita buat konten y*dong aja? Gue baik kan? Lo bakal cepet terkenal lewat video ini. Bu Dirut juga bakal seneng sih kandidat model terbaiknya bakal laku keras dijual ke majalah-majalah dewasa, dan gue... gak sabar liat respon Lucas setelah ini. Hmm.. yaa sekalian juga, supaya honor lo jatuh sejatuh-jatuhnya sekalipun lo ditidurin bokap gue," ucapannya disusul kelakar keras yang lainnya.

Seketika Jennie menyingkap kain yang tersisa menutupi tubuh Jisoo. Kaos dan celananya. Melucuti semuanya. Semuanya! Dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Dan Roseanne yang diberi intruksi dengan senang hati merekam semua itu ketika Jennie dengan leluasa meraba tubuh telanjang Jisoo. Sampai Jisoo rasanya ingin mati saat itu juga.

"Wow.." Seru Jennie. "Ini bakal seru," kelakarnya meledak.

Jisoo berusaha menendang sekuat tenaga ketika jemari lentik Jennie memilin ujung dadanya. Meremas-remas bulatan kembarnya, dan menjerit saat Lisa melebarkan pahanya, mengerjai area yang lain.

Amorphous | [Taesoo (Taeyong - Jisoo)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang