Jhonny tak hentinya mengutuk dirinya. Keadaan menjadi tak terkendali semenjak Taeyong kembali seperti Taeyong yang dulu. Jhonny pikir, setelah Taeyong terbangun dari tidur panjangnya, vampir muda itu akan jadi lebih mengerti situasinya. Nyatanya, jauh di luar dugaan Jhonny. Setelah Jhonny membantunya mentrasfer informasi melalui telepatinya, sikap yang diambil Taeyong masih asal-asalan seperti di kehidupan sebelumnya. Bar-bar, tidak sabaran, tergesa-gesa, dan bodoh!
Jhonny harus menelan segala konsekuensinya, mengingat kini Tuan mudanya itu memutuskan tinggal di rumah Jisoo atas saran gadis itu. Gila, bukan?
"Lo bisa tinggal di rumah gue, gue tinggal sendiri kok. Kamar atas kosong lo pake aja." Jhonny mengingat jelas ucapan gadis itu tanpa beban seolah tak menyadari adanya ancaman di depannya.
Dan Jhonny tak akan melupakan senyum kemenangan di wajah Taeyong saat itu. Ya, Jhonny tau betul apa yang menjadi kesenangan tuan mudanya itu, Taeyong tidak suka diekori. Ya memang si keparat itu lebih senang hidup bebas. Tidak peduli ada banyak beban yang menuntutnya sebagai vampir generasi terakhir, pemimpin para vampir, atau sekedar menerima kodratnya sebagai pewaris tahta Tuan Lee Teuk, ayahnya. Dan kini, setelah kebangkitan keduanya di dunia paralel, Taeyong dengan mudah menyingkirkannya demi kehidupan bebas yang dicarinya itu. Hal ini yang membuat Jhonny memijat pelipisnya. Jhonny membenci Tuan mudanya itu, tapi ia tidak bisa menghianatinya. Sialnya si keparat Taeyong tau betul hal ini. Fvck! Semoga ia bisa bersabar mengawasi Taeyong dari kejauhan.
~~0~~
"Lantai 3, kamar paling atas itu kamar kakak gue, orangnya gak pernah pulang kok. Lo pake aja sesuka lo," ucap Jisoo begitu Taeyong tiba di rumahnya. "Tapi lo harus inget dua lantai bawah itu wilayah gue. Apalagi kamar gue, lo tau kan apa itu privasi?"
Bukannya menjawab Taeyong langsung menaiki tangga dan membawa koper berisi barang-barangnya yang sudah disiapkan Jhonny. Kalau saja Jisoo tidak tahu identitas mereka berdua yang merupakan vampir, seperti yang Jhonny bilang, mungkin tidak ada orang yang tahu, sebab pakaian mereka up to date, too fashionable untuk seukuran makhluk yang berasal dari dunia lain, atau dunia di masa lampau. Tapi, mungkin karena mereka vampir, maka seperti yang Jisoo sering lihat di movie, atau dibuku bacaan, mereka makhluk yang sangat eksotis sehingga mereka terlihat lebih good looking dari manusia kebanyakan. Hanya terkhusus atribut yang dikenakan Taeyong di tindikan telinganya, Jisoo kira itu sangat gothic, dan kuno, namun sangat cantik dan pas dikenakan oleh Taeyong.
"Lo bisa atur kamar lo sendiri, kan?" teriak Jisoo dari lantai bawah.
Namun tak ada jawaban. Membuat Jisoo mengendikkan bahu. Baru juga berbalik Jisoo sampai terperanjat Taeyong sudah ada tepat di belakangnya.
"Surprise," ucap Taeyong.
"Astaga!" pekik Jisoo yang disambut tawa Taeyong. "Lo mau liat gue mati serangan jantung, hah?"
"No no no, baby. Lo gak boleh mati, Jisoo," ucap Taeyong. Laki-laki itu mengusap pipi Jisoo, membuat Jisoo berjengit menghindar. Ugh! manisnya, pengen gue gigit... batin Taeyong.
Jisoo baru saja ingin menghindari Taeyong namun laki-laki itu dengan gesit menarik tubuhnya, melingkarkan lengannya di pinggang ramping Jisoo dan menuntun langkah Jisoo mundur sampai punggungnya menyentuh meja pantry.
"Well, jadi apa sekarang gue boleh makan?"
Jisoo sejujurnya bergidik melihat smirk Taeyong. Tapi bukan Jisoo kalau tak berusaha mengalahkan rasa takutnya. "Badan gue masih lemas, gue bakal bilang ke lo kalau badan gue udah baikan," kilah Jisoo.
"Oya?" pancing Taeyong.
"Hmm.. lo yang paling tau kondisi korban lo, kan? Gak perlu ngetes gue," ucap Jisoo.
"Tapi gue masih lapar, nona Jisoo," serang Taeyong tak mau kalah.
"Ya lo tinggal pilih mau makan gue sampe mati atau lo duluan yang mati, terserah lo," tandas Jisoo.
Taeyong tersenyum. Ia sangat menyukai tipe pemberani seperti ini. "Woo.. lo pinter berdebat ya," ucapnya. Taeyong menggoda gadis itu dengan semakin menghimpit tubuhnya. Namun Jisoo sebisanya mendorong dada bidang itu. Oke, kali ini Taeyong membiarkannya lolos. Dan memperhatikan gadis itu menghambur menuju microwave untuk menghangatkan segelas susu. Ya Taeyong tau gadis itu sedang berusaha memulihkan dirinya.
"Get well soon, baby Jisoo."
Jisoo tak mau menggubrisnya. Ada banyak hal yang lebih menarik perhatiannya dari sekedar hubungan makan-memakan ini.
"Jadi, setelah lo bangkit lagi – gara-gara gue, seperti yang Jhonny bilang, gimana caranya lo akhirnya bisa berkomunikasi sama gue? Pake bahasa gue?"
"Mudah sih. Gue, atau Jhonny, clan vampir adalah makhluk yang paling adaptif dari semua mahkluk di dunia ini. Mentransfer informasi itu cukup dengan telepati aja."
"Jadi lo bisa membaca pikiran gue?"
"Membaca pikiran dengan telepati dua hal yang berbeda, Jisoo. Saat ini gue gak bisa baca pikiran lo, tapi saat kekuatan gue kembali, gue rasa itu hal yang mudah. Saat ini, gue Cuma bisa liat aliran darah yang mengalir di sekujur tubuh lo, dan lo tau? Itu bikin gue jadi napsu sama lo."
Jisoo terhenyak. Taeyong memang vampir gak punya otak! Apa dia bilang? napsu? Apa dia gak tau apa artinya kalimat itu kalau dalam bahasa manusia? Jisoo jadi salah tingkah. Atau memang Jisoonya yang lagi dalam kondisi kurang baik, sehingga telinganya sensitif mengarah ke hal-hal lain?
"Gue capek, gue mau istirahat. Lo boleh ke kamar lo sekarang. Dan.. selama gue istirahat, lo bisa kan gak ganggu gue?"
Taeyong tersenyum. Ia mengambil tangan Jisoo, dan mengecupnya seperti sebelumnya. "Titah lo sangat mudah, Jisoo. Well, as your wish, my beautiful food.."
Jisoo buru-buru menarik tangannya kembali dan bergegas meninggalkan Taeyong. Sementara yang ditinggalkan tersenyum penuh arti.
~~0~~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hi~ Ini cerita pertamaku. Selamat membaca..
Jangan lupa beri feedback berupa komen, vote, dan follow me jika kamu tak berkeberatan.
Untuk rating 'D' ini, diharapkan anak di bawah umur tidak membacanya ya.. atau segala resiko ditanggung sendiri. Terimakasih..
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Amorphous | [Taesoo (Taeyong - Jisoo)]
Vampire[18+] Daripada takdir, mungkin lebih cocok disebut tumbal. Jisoo adalah siswa di sekolah model, selama dua tahun di sekolahnya, Jisoo menjadi korban pembullyan Jennie, Lisa dan Rose. Jennie sempat membunuhnya, namun hal itu ternyata hanya manipulas...