tiga

14 0 0
                                    

Selepas acara resepsi di rumah di gelar akupun bersiap siap ke rumah suamiku.

Suami?  Rasanya geli memanggil mas Alim dengan sebutan Suamiku hihihi..

Iya aku harus meninggalkan rumah dan pergi kerumah orang tua mas Alim karna masih ada resepsi disana.

Aku kembali menangis,  sebab akan meninggalkan kedua orang tuaku. Aku tidak pernah meninggalkan mereka dan aku anak semata wayang mereka.

Mereka akan merasa kesepian tanpa ku dirumah begitupun aku.

"Ayah.. Ibu..  Bisakah aku tinggal dengan kalian saja? " tanyaku dengan wajah sedih

"Tidak nak,  sekarang kamu harus ikut suamimu kamu juga harus mengadakan resepsi disana. Nanti selepas resepsi kalian bisa kesini kapan saja" ucap Ayah

"iya nak, benar kata ayahmu.  Ayo nak" sahut Ayah mertuaku

"Tapi Ayah... " kataku sambil menangis

Tiba tiba ada tangan kekar yang memegang pundakku

"Ayo kita pulang, aku janji bakal bawa kamu kesini lagi" kata Mas Alim

Aku hanya memandangnya sambil mengagguk

"kamu janjikan? "tanyaku meyakinkan

Diapun ikut mengagguk di ikuti senyum manisnya

Akupun berjalan mengikuti ibu mertuaku sementara suamiku berjalan tepat di sebelahku, aku terkejut karna tiba tiba dia menggenggam tanganku

Aku kembali menatapnya, dan dia menatapku balik sambil tersenyum manis

Aku memegangi dadaku rasanya aku selalu saja di buat jantungan olehnya.

Akupun akhirmya ikut pulang ke rumah mereka...

Selama perjalanan kurang lebih setengah jam aku hanya diam ada banyak pertanyaan di benakku.

Apa yang harus aku lakukan setelah ini?  Bagaimna keadaan sebentar malam?  Apa yang harus aku lakukan esok harinya?

Huhh aku benar benar pusing saat ini,  pikiranku kemana mana aku selalu saja menghawatirkan sesuatu yang belum terjadi.

"kamu kenapa? " tanyanya padaku

"ha? " sepertinya membuatku kaget adalah hobinya

"eh.. Anu..  Gak kenapa kenapa kok" ucapku gugup sambil kembali menatap ke arah kaca mobil

"Oh yasudah ayo turun sekarang sudah sampai"

Akupun ikut turun setelah dia membukakan pintu mobil.

Sesampainya kamipun kembali melanjutkan resepsi menjamu tamu dan kembali mendapatkan banyak bingkisan, do'a dan ucapan.

Malampun tiba ibu mertuaku mengantarku ke kamar mas Alim untuk beristirahat dan iya benar saja aku snagat lelah benar benar lelah rasanya tulangku remuk semua.

"Nah ini kamar Alim nak" kata ibu mertuaku

Aku hanya tersenyum

"Yasudah kamu istirahat,  bersih bersih dulu.  Nanti Alim akan menyusulmu yah" lanjut bu Rini

"iya bu" kataku

"kamu jangan panggil Ibu,  panggil saya Umi yah" kata Umi Rini sambil tersennyum hangat padaku

"iya Umi" kataku

Akupun masuk kekamar setelah Umi pergi dari hadapanku.

Mengambil hamduk dan pakaian ganti setelah itu akupun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Kurang lebih 15 menit aku keluar dari kamar mandi aku terkejut bukan main saat melihat ada seseorang di sana.

Dan ternyata dia Mas Alim yang duduk di tepi ranjang

"Sudah selesai dek? " tanyanya

"eh.. I.. Iya mas sudah" jawabku

"Kalau begitu mas juga mau bersih bersih"

Aku hanya mengagguk sebagai jawaban iya

"Ya Allah aku takut... " ucapku dengan nada pelan

"apa yang harus aku lakukan setelah ini?  Menunggu mas Alim atau aku tidur saja? " tanyaku pada diri sendiri

Tak berapa lama aku mendengar suara pintu kamar mandi terbuka,  dan kuputuskan untuk berbaring di atas ranjang dengan berpura pura tertidur.

Aku mendengar derup langkah mas Alim sepertinya mendekat ke arahku, dan iya benar saja sekarang dia mengambil posisi tepat di sebelahku.

Aku tetap masih pada posisiku memejamkan mata berpura-pura tidur.

"Dek?  Kamu sudah tidur? " tanyanya

Aku masih diam tidak membuka suara sama sekali

"sepertinya kamu sangat lelah" lanjutnya

Sambil menarik selimut di bawah kakiku dan menyelimuti diriku

Aku merasa bersalah karna mengabaikannya malam ini.

Dan diapun ikut berbaring di sebalahku lalu mematikan lampu kamar.

Sepertinya dia juga sudah tertidur, maka akting pura pura tidurkupun ku lanjutkan dengan benar benar hanyut di alam mimpi.

•••••••

Entah ini pukul berapa aku berusaha menarik gulingku namun rasanya benar benar berat,  dan tunggu dulu sepertinya ada sesuatu di kepalaku, seperti tangan yang mengelus-elus kepalaku.. 

"Jangan.. Jangan.... Hantu" batinku

Aku mencoba membuka sedikit demi sedikit mataku,  mencari tahu siapa dan apa yang sedang terjadi...

Tiba tiba saja aku tebelalak kaget berteriak dan mendorong seseorang yang berhasil membuatku jantungan, alhasil saking kerasnya aku mendorong dia sampai terjatuh dari tempat tidur...

"Ibu.... "teriakku sambil mendorong seseorang itu

Aku kemudian terduduk sambil memegang jantungku, aku mendengar seseorang itu merintih

"aduh... "katanya

"Ya Allah" ucapku

"kenapa aku sampai lupa, jika dia suamiku. Bukankah kemarin aku baru saja menikah" batinku sambil menutup mulutku

Aku memberanikan diri membuka suara

"Ma.. Mas.. Ka.. Kamu.. Maaf yaa... " kataku terbatah

Aku benar benar takut jika dia akan marah atas tingkahku itu barusan.

"Hahahaha kamu lucu sekali,  seakan akan aku ini hantu" ucapnya sambil tertawa

Legah sekali rasanya ternyata dia tidak marah justru dia malah tertawa atas tingkahku.

"kamu.. Tidak marah kan mas? "tanyaku memastikan

"Tidak sayang,  lagian kamu pasti ngigo kan? "tanyanya sambil terkekeh

aku hanya tersenyum kecut melihatnya berdiri dari posisinya tadi

"Yasudah,  kamu bangun terus kita shalat subuh berjamaah sudah pukul 5" katanya kemudian masuk ke kamar mandi mengambil wudhu

Setelah aku dan dia berwudhu aku dan diapun menggelar sajadah untuk melakukan shalat subuh berjamaah.

Sebelum shalat di mulai dalam hati aku berucap

"Ya Allah mimpi apa aku semalam sehingga kamu memberiku suami seperti dia, persis seperti cerita cerita di wattpad" batinku sambil tersenyum

Ketika takbir dia ucapkan akupun kembali berkonsentrasi untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.

🌼🌼🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After Meet The PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang