Tiga

8.4K 646 24
                                    

***

Hari minggu ini Ririn mengajak putranya main di taman kompleks sambil berolah raga. Angga seneng banget diajak olah raga. Dengan menggunakan skuter kecilnya ia mengejar bundanya dengan tertawa riang.

"Unda lariii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Unda lariii... Dedek kejar." teriaknya sambil mendorong kaki kecilnya agar skuternya melaju.

"Ayo dek sini kejar unda." sahut Ririn sambil berlari lari kecil.

Angga sempat terjatuh beberapa kali dan membuat bunda khawatir tapi bocah itu malah semangkin semangat ingin mendahului bundanya.

Tanpa disangka sangka dari arah kiri taman, sebuah sepeda melintas dan dikagetkan dengan kemunculan Angga yang tiba-tiba. Tabrakan pun tak terelakan. Si pria pengendara sepeda tersungkur di rerumputan sementara Angga tertindih skuter dan sepeda yang dipakai oleh pria itu.

"Angga." teriak Marinka saat mendengar suara putranya yang meraung raung keras.

Ia segera berlari dan menyingkirkan sepeda yang menimpa tubuh putranya. Di rangkulnya tubuh Angga yang sudah lecet dan berdarah di beberapa tempat.

"Astagfirullahaladzim. Maafin saya mba. Saya kaget melihat anak anda melintas tiba tiba." ucap seorang pria yang menabrak putranya. Ia adalah Rafka.

"Maaf maaf. Makanya bawa sepeda itu pelan pelan. Anak saya jadi korban kan." omel Ririn sambil mencoba mendiamkan putranya.

"Saya yang salah. Saya minta maaf. Saya akan bertanggungjawab atas luka anak mba. Kita bawa ke dokter ya."

"Ngga usah. Saya bisa sendiri." ucap ketus Ririn sambil melangkah pergi meninggalkan Rafka yang semakin bersalah.

Baru beberapa langkah pergi, Ririn dikagetkan oleh muntahan darah yang keluar dari mulut putranya. Angga tiba-tiba batuk dan muntah darah. Ririn panik. Rafka yang melihatnya segera membawa bocah itu ke mobilnya.

Ririn mengikuti saja. Ia menangis memeluk putranya yang masih terbatuk. Angga pun ikutan menangis dan mengeluh dadanya sakit. Rafka tak tenang. Ia berkali kali memandang ke kursi belakang dimana bocah kecil itu dipangku oleh ibunya.

Rafka membawa mereka ke rumah sakit tak jauh dari taman. Rafka menggendong bocah kecil itu lalu berlarian menuju IGD. Tak lupa ia juga menelpon kakaknya Renata yang kebetulan sedang bertugas hari itu.

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang