Mondar-mandir tak tentu arah di pinggir Lapangan basket, Megan tampak gusar. Biasanya jam-jam segini Si playboy yang dicari Megan sudah stay latihan, tapi ini apa? Batang hidungnya saja tak kelihatan.
Berdecak pelan, Megan kembali mengedarkan pandangan menelisik ujung demi ujung Lapangan. Kenapa Bayu susah sekali dicari, apa dia tak tahu kalau Megan akan memberinya kepastian. Ohh, atau mungkin saat ini Bayu sibuk dengan mainan barunya? Mentang-mentang Megan tak kunjung ada jawaban, dia main belok saja. Pikiran negatif tentang Bayu berkecamuk di hati Megan.
Awas saja kalau Bayu benar-benar punya gandengan, Megan pastikan burung lelaki itu tak akan aman.
"Ish! Bayu mana, sih? Daritadi dicariin gak ketemu-temu!" Gerutu Megan sambil berkacak pinggang.
"Ehem, nyari-in gue, ya?" Megan berjengit tatkala suara Bayu tiba-tiba mengalun di telinganya. Nafas Bayu yang menerpa tengkuknya, membuat Megan meremang. Ayolah, tengkuk adalah area sensitif Megan.
Menoleh, Megan memasang tampang kesal. "Lo tuh darimana aja, sih?! Giliran gue cari gak ada, kalo gak dibutuhin aja muncul terus dimana-mana!"
Menampilkan senyuman mautnya, Bayu memajukan kepala mengikis jarak pada Megan. Debaran jantung Megan menggila, tolong, Megan nggak kuat. "Gue gak kemana-mana kok. Lo gak usah nyariin gue, biar gue yang nyariin elo."
Megan melting!
Jiwa-jiwa playboy seperti Bayu begini wajib diantisipasi. Kalau lemah iman, ya bisa ambyar. Mulai saat ini Megan harus mempertebal hatinya agar tak mudah diporak-porandakan. Bayu ini benar-benar, belum jadi pacar saja sudah begini, entah apa lagi yang akan Si playboy katakan jika keduanya resmi official.
"Jiwa-jiwa playboy mulai muncul!" Ketus Megan berusaha menutupi kesaltingan. Mengalihkan pandangan, Megan tampak merona.
Memperlebar jarak, Bayu memundurkan kepalanya. Bayu sadar betul, posisi tadi membuat Sang pujaan hati tak nyaman. "Gue udah insaf kali."
Memutar bola mata malas, Megan menyahut. "Ya ya ya!"
"Gue minta ma'af."
Hah, apa? Megan tak paham, Megan bingung. Untuk apa Bayu minta maaf? Di sini yang punya salah justru Megan bukan Bayu. Si playboy memasang wajah sendu, Megan mengernyitkan dahinya. Kenapa Bayu terlihat sangat merasa bersalah?
"Buat?"
"Soal Lisa kemaren," jawab Bayu lesu.
Menampilkan senyumnya, Megan merasa geli saat ini. Bayu dibuat heran, ada apa dengan Megan? "Kok malah senyum-senyum? Di maafin atau apa kek, gitu?" Cetus Bayu sedikit kesal.
Melebarkan senyumnya, Megan membuat Bayu semakin bete. "Apasih,"
"Dasar, gaje!" Ledek Bayu menyentil dahi Megan. Lelaki ini bisa saja modusnya, sok nyentil aslinya cuma pengen pegang-pegang.
Memajukan bibirnya beberapa senti, Megan menunjuk-nunjuk Bayu. "Eh, eh! Apa-apaan lo ngatain gue gaje!"
Bayu ini Dara versi jantan kayaknya. Mulutnya itu loh! Lancar banget kalau mengatai orang. Katanya cinta Megan, sayang Megan, pokoknya saranghae lah! Ini kerjaannya malah buat kesal. Nggak jadi love you too deh, Megan.
Gemas dengan tingkah Megan, Bayu mencubit pipi Sang calon pacar sampai-sampai menghasilkan rona merah yang tak kunjung pudar. "Makanya, kalo orang lagi ngomong itu dijawab yang bener, ngerti?!"
Mengelus pipinya pelan, Megan berdecak. "Ck! Iya-iya gue ngerti, paham malah. Tapi gak usah cubit-cubit juga ya, kebanyakan modus lo!"
"Sama calon gak-papa kali modus dikit." Bayu mengedipkan sebelah matanya, Megan bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You (Completed)
Teen Fiction( Tamat+Lengkap+Versi revisi) Sebuah insiden kecil yang mempertemukan seorang siswi pindahan, Nathalia Anastasya dengan jajaran pria tampan SMA Garuda, Bima Angkasa Putra. Semenjak hari itu, Bima selalu mengejar Nata untuk sekedar mencari-cari masal...