Tiga

7.2K 963 390
                                    

Eh nemu mamas ganteng diparkiran fakultas gue, tumben nyasar sampai kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh nemu mamas ganteng diparkiran fakultas gue, tumben nyasar sampai kesini. Doi lagi duduk ganteng diatas motor sambil mainan ponsel, nungguin gue pasti, iya kan? Iya lah, iya dong.

Gue langsung beraksi, sambil nada ngomong gue bikin manja gemes gimana gitu. "Hai, Kian."

Kian nengok dan bales sapaan gue. "Hai."

"Tumben nyariin aku kesini?"

"Nunggu—."

"Oh nunggu aku." Gue mencoba gak histeris. "Baik banget sih, aku kan gak minta dijemput."

"Nungguin Satya." Hng, jujur amat, sih. Jadi pupus sudah harapan.

"Aku kangen kamu, tauk, tapi kamu pacar orang, jadi aku harus kuat." Heran, hobi banget gue kangen sama dia, tuh.

"Ehm..." Kian berdehem. "Satya tadi nyariin, belum ketemu, ya?"

"Ngapain Satya nyariin aku?" Alasan nyariin gue, modus, itu anak pasti mau tebar pesona di fakultas gue.

"Katanya ada perlu."

"Perlu ap—" Belum selesai gue nanya, makhluk yang lagi kita bahas tahu-tahu nongol dari arah samping

"Kemana aja lo? Gue cariin dikelas gak ada. Eh tahunya udah caper sama cowok lain." Dateng-dateng ngomel, ya siapa suruh kesini ngajakin jodoh gue, jelas aja gue berpalingnya kesini.

"Apasih, Sat. Lo tumben-tumbenan nyariin gue? Pasti mo ngincer temen gue ya, lo, ngaku!" Tatapan gue menyipit curiga.

"Gak gitu, sayang."

Sayang-sayang palalu kecemplung rendang. "Gue pantek lo manggil gue sayang!"

"Perut lo gak apa-apa, kan?" Satya pasang muka sok prihatin.

"Gak apa-apa, emang kenapa?"

Tangan Satya tahu-tahu elus perut gue. "Semoga anak kita sehat terus ya, Bun."

"Hah?" Gue masih cengo

Satya brengsek, mulutnya comberan banget, masa didepan Kian ngomong gitu. "Jaga kandungan lo, gue gak mau anak kita kenapa-napa."

Anjing, bangsat. "Ngomong apa, sih, lo?"

"Anak kita baik-baik aja, kan?" Satya ini masalah hidupnya apa, yah.

"Anak...anak selakangan lo retak!" Gue mendelik, eh gue lagi gak pengen bercanda yang kelewatan, apalagi disini ada Kian, sudah cukup selama ini gue mempermalukan diri sendiri. "Pake otak kalo ngomong, lo pikir lucu—"

CRUSH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang