Akhir untuk Awal dari Maria

20 3 0
                                    

Freerose Maria, mereka sebut gadis muda itu karna dia gadis yang ceria, baik, suka berpetualang, dan juga cantik panjang rambut hitam yg terurai indah, kulit yang sangat putih dengan pipi merah merona , matanya  yg indah berwarna cokelat menunjukkan jiwa kebebasannya yg ingin melihat seluruh dunia .

Maria tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, karena ibu kandungnya meninggal karena kecelakaan bersama adiknya. Maria gadis yang sangat dicintai oleh ayahnya , karena rasa bersalah pada ibunya dan adik Maria yg meninggal dalam kecelakaan disebabkan pertengkaran orangtua Maria sehingga ibu Maria membawa Adik Maria dan Maria pergi meninggalkan ayahnya, ketika kecelakaan terjadi hanya Maria yg selamat.

Tak lama ayah Maria menikah dengan  ibu tirinya saat ini, karena jiwa bebas Maria yang selalu ingin berpetualang jauh, ayahnya khawatir karena Maria seorang wanita . Terlebih kejadian dimassa lalu yang selalu menghantui tuan Goulmatt , tuan Goulmatt takut kehilangan putri yang sudah menjadi putri satu-satunya.

"Aku khawatir dengan Maria yang selalu ingin pergi kesesuatu tempat." Keluh tuan Goulmatt kepada istrinya.

"Aku mengerti , kau tidak mungkin selalu ada disisinya jadi yang dia butuhkan saat ini adalah pedamping yang bisa bertanggung jawab terhadapnya." Jawab istri dari tuan Goulmatt yang mendengar keluhnya.

"Apakah ada pemuda yang bersedia mendapinginya ?,terlebih Maria masih sangat muda, aku tidak begitu yakin Maria akan menyetujui."

"Aku akan carikan pemuda yang bertanggung jawab dan bisa membimbing Maria jadi lebih dewasa, menurutku Maria sudah cukup jika dinikahkan" bujuk nyonya  Sonya.

Selang beberapa hari dari pembicaraan itu, Maria sedang ada di halaman belakang rumah menatap langit dan menunjuk ke arah awan yg sedang begerak. "Itu seperti Hose." nama kuda yang selalu dampingi Maria kemanapun, sambil menunjuk awan-awan, dan menikmati semilir angin yang mengusap lembut surai-nya Terdengar suara langkah kaki yang mendekat.

"Ah ayah." sautnya sambil menatap tuan Goulmatt, nyonya Sonya, dan pemuda yang tak dikenalnya.

"Maria, kenalkan ini Marteen dia pelanggan setia di toko kita." Nyonya Sonya memperkenal pemuda itu .

"Hallo aku Maria." Menjulurkan tangan.

"Hallo Maria aku Marteen."
Menjabat tangan Maria sambil tersenyum manis padanya.

"Maria temani Marteen sebentar ayah dan ibu harus menyelesaikan barang di toko."

Berbadan tegap sepertinya tingginya 185 cm, berambut agak kemerahan , kulit putih tapi tak seputih kulit gadis di sampingnya , mata yang tajam dan wajah rupawan selalu dihiasi oleh love smile dari bibirnya .

"Baik ayah, silahkan duduk." mempersilahkan kursi untuk Marteen

Marteen sebenarnya tau siapa Maria ,"Freerose Maria." ucapnya dalam hati . Dia sangat terkagum melihat kecantikan Maria , rambut panjang hitamnya yg terurai sedikit terayun oleh hembusan angin menandakan ada kebebasan dalam diri Maria, dan mata berwarna cokelat indah yang berbinar , serta kulit yang sangat putih seperti susu, pipi yang merona alami. Sungguh memang tuhan menciptakan seorang Maria mewakilkan keindahan alamnya.

"Kau sangat cantik Maria." Kagum Marteen.

"Maaf ." kata Maria "Terimakasih Marteen." jawab Maria yang sedikit terkejut dengan awal perbincangan mereka.

"Untuk apa meminta maaf Maria, kau memang cantik Freerose Maria."

"Uhh kau tau aku?"

"Tentu siapa yang tak kenal kau , Maria sebenarnya kedatangan ku kesini untuk mengenal mu lebih dekat". Jelas Marteen jatuh cinta pada Maria sejak pandangan pertama.

"Lebih dekat ? Ya kita bisa berteman." jawab Maria untuk membatasi perkataan Marteen.

"Ya tentu saja kita teman sekarang!" Jawab Marteen dan mengerti mungkin terlalu cepat jika menyampaikan niat yang sebenarnya.

Hanya ada keheningan dan sayup suara daun kering yang terbawa angin. Mata itu terus tertuju pada Maria wajah nya yang mendongkak ke atas dengan memenjamkan mata nya seolah menyatu dengan semilir angin langit biru yang cerah. "Dia benar-benar menakjubkan" gumam Marteen.

"aku adalah jiwa yang bebas aku ingin mengenal diriku sendiri dan isi dunia ini , dalam diriku tidak ada komitmen". Pungkas Maria sambil menatap Marteen yang sedari tadi menatapnya. Pemuda ini tertegun dengan apa yang dibicarakan Maria 

"Maksud mu , arti kebebasan itu seperti apa ?" 

"Menurut ku kebebasan itu rasa yang melegakkan ,rasa tanpa ragu dan berat ketika akan melangkah" jelasnya gadis yang akrab disebut FreeRose Maria .

Senyum terukir dari paras tampannya dan nampak satu lesung pipit yang dalam. "Aku menyukai pola pikirmu." melirik ke arah Maria dengan senyumnya yang masih lekat .

Senja pun datang , semilir angin  mengisyaratkan , daun-daun  melambai , sedikit demi sedikit purnama nampakkan cahayanya
....

FREEROSE MARIA (On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang