Bab 12

1K 46 0
                                    

Beberapa bulan pun berlalu dengan cepat.
Kini, Stefano dan Indira saling mencintai. Keduanya sangat bahagia menjalani hari-hari mereka.

"Aku merasa sudah seharusnya kita menuju jenjang hubungan selanjutnya,sayang"

Suatu sore,keduanya tampak asik meminum teh di salah satu kedai kopi tepi jalan.Bulan sudah memasuki musim dingin.Indira merapatkan syalnya,tersenyum manis mendengar ucapan Stefano.

"Kau harus membicarakannya dengan ayah,Stefano"Indira kembali menyesap tehnya.

"Aku akan menikahimu,Indira,bukan ayahmu"kata Stefano.

"Setidaknya aku masih milik ayahku"

"Aku jadi ingin segera menikahimu"

"Mengapa begitu?"tanya Alanis lagi.

"Gemas melihat setiap tingkahmu"jawab Stefano.

Keduanya menghabiskan sisa sore itu dengan berjalan-jalan sebentar lalu kembali ketika senja.

Barbazan menyambut keduanya ketika tiba.Hubungan keduanya bukan rahasia lagi bagi Barbazan dan pelayan lainnya.Bahkan,sebagian teman kampus Indira mengetahui hal itu.

"Aku akan menyiapkan bajumu yang akan kau pakai besok"kata Indira sambil memeriksa lemari pakaian Stefano,mencari pakaian mana yang pantas untuk dikenakan besok.

"Grazie,amore"jawab Stefano."Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebentar lagi.Kau tidurlah duluan"

"Ya,sayang.Jangan lama-lama"bisik Indira sambil mencium Stefano singkat.
***
Udara cukup dingin pagi itu ketika Indira sedang sedang sibuk merapikan pakaian Stefano.Ia memakaikan dasi Stefano dengan rapi.

"Kita seperti suami istri sungguhan,sayang"kata Stefano memandandangi Indira yang tengah berkutat merapikan kerah kemejanya.

"Aku harap begitu"jawab Indira.Stefano mengecup kening gadis itu.

"Tidak akan lama lagi,Amore,kita akan menjadi sepasang suami istri dan bahagia"bisiknya lembut.

"TIDAK AKAN!"

Seorang lelaki tua namun tampak gagah menyeruak masuk ke dalam kamar Stefano.Keduanya menoleh dengan terkejut.Pria itu menatap sinis kepada Indira yang masih memegang kerah kemeja Stefano.Ia berjalan menghampiri keduanya,lalu melantunkan sumpah serapah.

"Ayah?Apa yang ayah lakukan disini?"Stefano tampak berusaha tetap tenang,namun wajahnya menunjukkan ketegangan.

"Apa yang kau bicarakan,anak pecundang!Bertahun-tahun jauh dari keluarga,beginilah kau jadinya,Stefano!"bentak Carlo marah,ia tak dapat menahan emosinya.

"Aku sudah mendengar seluruh pembicaraan kalian diluar tadi"katanya."Rupanya gadis inilah yang telah membuatmu membatalkan semua rencanaku!"

Indira menunduk,merasa dirinya tersudutkan.Stefano membesarkan hati kekasihnya,ia memegang erat tangan gadis itu.

"Tidak,Indira sama sekali tidak berasalah.Aku lah yang ingin membatalkan semua rencana konyolmu,ayah!"

"Demi tuhan,Stefano!Kau sudah dibayar berapa oleh gadis pribumi ini?"kata Carlo dengan nada melecehkan.

Stefano menggeram mendengar ucapan ayahnya yang begitu merendahkan Indira.

Sementara Indira,ia hanya bisa menunduk dan menahan air matanya.

"Rencana pernikahanmu dengan Leonora akan segera di laksanakan,Stefano.Kau tidak boleh membantah perintahku"

Hati Indira hancur mendengarnya.Begitu sakit ketika mendengar ayah dari orang yang ia sayangi tidak merestui hubungan mereka.

"Ayah tidak bisa seenaknya menentukan pilihan hidupku.Aku tetap akan menikahi Indira!"kata Stefano tegas.

"Pengawal!"seru Carlo tiba-tiba.Lalu,masuklah keempat orang pengawalnya yang berbadan besar.Stefano menggeram pada orang-orang suruhan ayahnya itu.

"Tangkap dia dan masukkan ke dalam mobilku!"perintah Carlo.

Stefano tak dapat berbuat apa-apa.Ia terus memegang tangan Indira yang menangis melihat tubuh kekasihnya dibawa pergi.

"Lepaskan aku!terkutuk kalian para pesuruh rendahan!"seru Stefano.Indira berlari mengejar pengawal itu ke halaman,Ia tak mempeduliakan tubuhnya yang hanya di balut kemeja dan rok tipis.Para pelayan tak bisa berbuat apa-apa.Bahkan,Barbazan pun hanya diam,setelah Carlo memakinya.

Indira terus menangis,memanggil Stefano,mengingat semua hal yang ia kerjakan bersama Stefano sebelum Carlo datang.Kepalanya begitu pusing,ia tak sanggul menerima kenyataan ini.Lalu,semuanya menjadi gelap.
***
Indira menangis di atas ranjang Stefano.Beberapa hari ini,ia hanya menangis.Beberapa pelayan mencoba menenangkannya.Namun,semuanya nihil.

Untuk yang kesekian kalinya,ia memeluk kemeja Stefano,menghirup aroma lelaki itu yang tertinggal.Ia mencoba merasakan kehadirannya,senyumannya,dan kasih sayangnya.

"Nona,kau bisa kelaparan dan kurang gizi kalau terus-terusan begini!"pekik Barbazan yang kini masuk ke kamar bersama Charlotte.

Kedua pelayan itu menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Jangan sedih,nona.Aku sudah berusaha mencari informasi dari beberapa teman Stefano,dan kita akan lekas mengetahui keberadaannya"jelas Barbazan,ia kini duduk di sebelah Indira.

Indira tetap saja diam.Ia memandangi gumpalan salju yang turun.Sudah satu minggu semenjak kepergian Stefano.Namun kesedihan ini belum hilang juga darinya.

Indira masih mengingat perkataan Carlo.Leonora.Siapa gadis itu?Ia hanya ingat gadis itu adalah gadis penghianat yang pernah dicintai Stefano.Akankah Stefano mau menikah dengan gadis itu?Apakah Stefano kembali mencintai Leonora?

Pertanyaan-pertanyaan itu mengitari otaknya,membuat Indira begitu pusing.Ia meminta rekannya untuk keluar,ia ingin sendiri.Ia menutupi dirinya dengan selimut.

Di tengah keterpurukannya,Ia mengingat ayah,saudara laki-lakinya,dan rumahnya.Bagaimana kabar mereka disana.Indira menangis,karena menyadari ia tidak pernah berkirim surat sekalipun,setelah dua bulan di London.

Perasaan rindu akan kampung halamannya begitu berkecamuk.Dengan berat hati,Indira memutuskan untuk pulang.

Accident Of My Imagination Praised By Her(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang