15.

1.1K 148 10
                                    

Rindu tydack? Double nih

Kalau punya guru agama kayak bapak O. Seongwoo yakin gak kalian bakal ngantuk? Jelas enggak.

Ya kan?

Gurunya asik, gak salah tantenya Jia menerima lamaran dari guru agama itu.

Jia yang sedang melamun kearah kaca kelasnya itu, membuat pandangan guru agama itu ke Jia. Dia memperhatikan gedung ekstrakurikuler di seberang ruang kelasnya.

"Kim Jia" panggil pak Ong.

"..."

"Kim Jia"

"..."

"JIA WOI NGELAMUN BAE, ITU DI PANGGIL ZEYENK" seru Dongpyo yang sudah bosan karena panggilan pak Ong buat Jia yang sedang asik melamun.

Jia langsung menoleh ke Dongpyo, tatapannya gak suka. "apasih, dipanggil sama siapa?" Tanya Jia.

"pak Ong"

"oh"

Jia langsung menghampiri guru agama itu, sebenarnya hatinya udah takut dapat pop quiz dadakan dari gurunya itu.

"kamu ke Unit Usaha, beli teh apel 27 botol ya" kata pak Ong sambil memberikan beberapa lembar uang kertas.

"Pak"

Guru agama itu menggulirkan matanya ke arah murid yang sedang mengangkat tangan.

"apa?"

"saya boleh bantu?" Jung Jinsung, ranking satu dikelasnya yang terkenal dingin itu angkat bicara.

"tentu" kata Pak Ong mengangguk, membuat  Jinsung maju.

Jia dan Jinsung keluar dari kelas menuju unit usaha yang berada dilantai dasar sekolahnya.

Jinsung seperti robot, badanya tinggi kaku.

"mau gandengan?" Tanya Jinsung mengulurkan tangannya.

"kayak mau nyebrang aja" Jia membalas uluran tangan Jinsung sambil terkekeh.

Mata Jia merasakan sesuatu yang aneh dengan  permukaan telapak tangan milik Jinsung, telapak tangannya dan jari jarinya lebih keras dibanding tangan milik pemuda normal.

Jinsung yang menyadari tatapan Jia, langsung melepasnkan tautan tangan mereka.

"lu ngerasa aneh ya?" Tanya Jinsung, Jia menjawab dengan anggukan.

"gue punya kelainan genetika, dimana tulang tulang gue lebih keras dibanding daging sama kulit gue" kata Jinsung.

"oooh, baru tau gue" sahut Jia sambil mengerjapkan matanya.

"kenapa ada muncul kelainan genetika kayak gitu?" Tanya Jia penasaran.

"entah, mungkin gue salah satu produk gagal—







































Kayak Jeon Doyum karena hampir terlalu sempurna" lanjut Jinsung pelan gak dengar di pendengaran Jia.

"oh iya, lu masuk ekskul apa? Ada yang baru kan?" Tanya Jinsung.

"dance"

"ooh"

"lu?"

"ilmu physics"

"robot gitu ya?" Tanya Jia

"iya, sebenernya pihak sekolah gak ngizinin. Takut ada pelanggaran dari seorang profesor cerdas yang menciptakan seonggok benda bernama humanic yang hampir sempurna" kata Jinsung sambil menatap kearah lapangan yang di kerumuni banyak orang.

"apasih humanic humanic? Gue penasaran, maklum ya biasanya kan yang buat mesing cerdas kayak gitu Jepang" kata Jia.

"lagian apa kegunaan pelihara robot? Kalau error itu repot tau, apalagi gak bisa diajak nangis bareng bareng"

"kebanyakan nonton cartoon dulunya" kritik Jinsung.

"yaudah sih, komen aja" Jia memalingkan wajahnya kearah lapangan, "eh disana ramai, samperin yuk?" Jia menarik tangan Jinsung kearah kerumunan itu.

Disana terlihat Minhee dengan wajah babak belurnya memukul wajah Doyum.

"SEHARUSNYA LU SADAR, HUKUM III NYA ROBOT BISA MELUKAI MANUSIA JIKA DIA TERANCAM"

"robot lagi" gumam Jia.

"Jinsung lu panggil Yujin ya? Gue bakal ngelerai mereka" final Jia, sedangkan Jinsung menatap horror Jia.

"seriusan lu?" Tanya Jinsung.

"iya cepet, lu gak mau Yujin prihatin ngeliat wajah Minhee yang tambah babak belur kan?" Tanya Jia.

"iya deh" Jinsung pergi meninggalkan Jia, menuju ke kelasnya.

Jia menghembuskan nafasnya, berusaha ada dibarisan depan.

"apa perlu gue ulangin hukum III nya, kang Minhee?" Tanya Doyum sambil tersenyum mengerikan.

"say again, gue bakal kasih tau identitas lu sebenarnya Jeon Doyum" balas Minhee tanpa rasa takut.

"kalau sebenernya—

"ungkap identitas apa? Sebenernya apa?"

Doyum dan Minhee langsung menoleh kearah Jia yang sedang ada di tengah lapangan bersama mereka.

Dont Love Me • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang