Call You Mine 😳

572 63 22
                                    

Now Playing : Call you mine - Jeff Bernat

<< VATHAMORA >>

Sebuah papan nama aestetik terpampang di atas pintu studio fotografi. Janina berdiri disamping pintu studio sambil mengintip isi studio anak-anak fotografi. Tidak usah ditanya kenapa dia bisa disini, tentu saja karena Vabion Darmawangsa.

"Ngapain di luar, ikut gue masuk." Janina langsung tertarik masuk karena tangan Bion menggandeng gantungan tas Janina. Iya, gantungan tas bukan tangan, sori sori aja nih, Bion tetaplah Bion si alergi cewek.

"Ih abang gue udah mau otw kesini, gue mau pulang!" Janina kukuh menahan tubuhnya untuk tetap ditempat walau kalah dengan tenaga Bion dan akhirnya dia terseret memasuki studio fotografi yang diketuai oleh Bion.

"Lo pulang sama gue." Kata Bion dengan cueknya.

"Dih ogah!" tolak Janina sambil melepas tangan Bion.

"Ntar gue jajanin vanilla latte" kukuh Bion sambil mengambil kamera kecil di depannya.

"Dih males!" tolak Janina lagi. Tapi Bion masih cuek saja mengotak atik kameranya karena nyatanya walaupun dari tadi menolak,toh Janina tetap berdiri didekat Bion melipat tangan didepan dadanya sambil mengamati foto-foto karya anak fotografi yang membuat Janina berdecak kagum. Pantas saja ekskul ini bisa mendapat penghargaan sampai kancah internasional.

"Ya seterah lo, orang gue udah bilang ke abang lo buat ngga jemput elo." Kali ini Bion tersenyum kecil sambil memainkan kameranya. Otomatis Janina memberengut kesal dan siap menambil Bion tapi gerakannya terhenti ketika flash kamera mengenai mukanya.

"Ish monyet ngeselin!! Siapa lo berani-beraninya nyuruh abang guee??!! Heeh woy siniin kameranya!!" Janina dengan muka kesalnya mencoba mengambil kamera Bion. Bion mengangkat kamera tinggi-tinggi membuat Janina meloncat-loncat kecil untuk mendapatkannya. Bion tertawa kecil dan menggenggam puncak kepala Janina.

"Udah sana lo duduk manis disitu, gue beresin kamera bentar. Ntar gue anter pulang" Kata Bion sambil mengarahkan matanya ke sofa dekat lampu tumblr. Janina memutar bola matanya malas.

"Hellooo! Siapa lo sampe gue harus nurutin lo?"

Bion jadi geregetan sendiri, kenapa Janina akhir-akhir ini jadi nyebelin. Janina mengambil ponselnya yang bergetar, senyumnya langsung terbit seketika. Setelah tadi mengomel-ngomel dan memberengut bibir Janina jadi terlihat cerah setelah tersenyum. Bion kepo dong, dia mengintip HP Janina yang memperlihatkan roomchat dengan seseorang.

KAIVAN EXCEL ALSAKI!!!

WHAT THE—Bion

Bion berdecak kecil, sebelah tangan Vabion mengambil pelan dagu Janina hingga sorot mata Janina menatap Bion. Badan Janina menjadi kaku seketika. Kenapa sih cowok didepannya ini selalu melakukan hal yang tak terduga?!! Kan bikin hati dugun-dugun.

"I'm yours.—" Deg, Janina semakin shock mendengar itu dari bibir Bion. Ia jadi lupa sepenuhnya dengan kata-kata yang ingin ia balas untuk Excel yang mengajaknya kesuatu tempat. "Gue udah bilang sama abang lo buat nganter adeknya ini pulang. Gue nggak mau ingkar janji, please pulang sama gue?" Bion merebut lembut HP Janina dari tangannya. Karena perlakuan mendadak dan lembut Bion, Janina hanya bisa mengangguk. Apalagi ini bawa-bawa Abang Nino. Bion mengetikkan sesuatu di ponsel Janina dan menaruhnya disakunya karena Janina sudah hilang dari hadapannya dan berjalan-jalan di sekitar studio.

"Biiii!!!" heboh Janina. Bion jadi kaget sendiri, heran dengan cewek didepannya. Moodnya kenapa bisa berubah dengan secepat itu. Kini Janina sudah menunjuk-nunjuk foto didepannya dengan gummy smile nya.

"Bi ini foto di mana, ih bagus banget!! Siapa yang ngefoto? Gue dari dulu pengen majang foto milky way di kamar gue!!!" Bion mengambil foto jepretannya 1 tahun yang lalu. "Gue lupa siapa, kenapa? Mau lo colong?!" Janina langsung memanyunkan bibirnya dan menahan makiannya. "Kagak, hish ... tapi gue pengen banget Bii! Gue mau juga kaya gini, Bi."

"Besok."

"Haah?!! Serius??!! Besok mau lo kasih!" Janina berlari kearah Bion dengan mata berbinar.

"Tergantung.."

Janina langsung menggenggam lengan Bion sambil melompat-lompat kecil dan jangan lupakan gummy smile yang terlihat imut diwajahnya. Ini 100% komuk Janina ketika didepan Daddynya. "Kasih yaa ya ya ya, pleaseee!!! Ih bagus banget ntar ditaruh dilampu tumblr gue, pleaseeee!!!"

Shit! Nih cewek kenapa jadi imut banget begini?!—Bion yang gakuku dengan cewek imut.

"Ogah!"

Namun hanya satu kata cuek tersebut yang keluar dari mulut Bion. Namanya juga BION!!

Janina langsung memberenggut kesal dan memukul gemas lengan Bion. Ia langsung kembali ke sofa dan memainkan kukunya dengan cemberut tak mau melihat Bion yang dalam hatinya menertawakan ngambeknya Janina.

"Biii.."

Tuh kan Bion diemin aja Janina udah mulai merengek dan kembali ke mode manja. Bion baru sadar, kalau cewek di dekatnya ini sudah menunjukkan gejala-gejala nyaman dengannya.

"Hm.." Bion masih mengecek kamera mungil yang terlihat vintage di genggamannya.

"Lo habis ini ada acara ngga?"

"Ngga ada."

Satu cengiran manis langsung muncul di bibir Janina. Ia segera berlari kecil mendekati Bion dan membisikkan sesuatu ke telinga Bion. Beberapa saat kemudian Bion melototkan matanya.

"Ngapain lo ngajak gue ke rumah lo yang lagi KOSONG?!!!!"

🍀🍀🍀

Rumah Janina

.

.

.

"Uhuk uhuk!"

Tepung putih mengepul mengenai wajah Bion hingga membuat wajahnya belepotan warna putih tepung. Tepung, blender, gula, dan bahan peralatan lainnya untuk membuat cupcakes tergeletak berantakan dihadapan sejoli yang sedang belajar membuat cupcakes.

"Jen nih adonannya taruh mana?"

"Dipanasin!" Janina masih sibuk menyiapkan adonan yang lain.

"Dipanasin di microwave odong bukan di atas KOMPOR!!"

"Ya mana gue tau! Hng... microwave yang mana?"

"Itu deket rak piring!"

"Yang ini?"

"Ish itu mixer BIOOON!!"

Sepertinya mengajak Bion untuk membantunya membuat cupcakes adalah ide konyol! Bion benar-benar buta dunia perdapuran. Bion merenggut sebal dan memainkan tepung. Janina menoel pipi Bion dengan bekas tepung.

"Yeeee ngambek!"

Bion meniup segenggam tepung hingga mengenai wajah Janina dan terjadilah perang tepung diantara mereka. Wajah dan baju mereka sudah tidak karuan. Saat ini satu tangan Bion menahan kedua tangan Janina yang ingin mengusap wajah Bion dengan tepung begitupun tagang Bion yang satunya lagi. Namun kelanjutan perang konyol mereka terinterupsi dengan sebuah suara.

"BION?!"

Janina dan Bion dengan muka belepotan tepungnya langsung shock mengetahui orang yang memanggilnya.

JEJE, ROSA, DAN LYCIA!!!

Akankah pertemanan chipmunk squad terbongkar?

WHAT THE HELL—JEN

KOOK BISA?—BION

WKWK CIE KE GEP—JEJE

PENGEN MAINAN TEPUUUNG JUGA    :( -- ROSA LYCIA

🐣🐣🐣

A.N : Kangen BION, udah itu aja :")

B I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang