Enam

409 45 1
                                    

Author pov

Gadis itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat saat Radja mengajaknya untuk ke kantin.

Radja mendecakan lidahnya dan kembali memaksa Queen agar mau ke kantin. Pria itu tidak pernah melihat Queen ke kantin.

"Mendingan lo beliin gua nasi goreng aja gih. Gua makannya di kelas."

Kini gantian Radja yang menggelengkan kepalanya. Ia tidak akan menuruti permintaan Queen yang satu itu.

Pria itu akhirnya menarik Queen agar berdiri lalu menggendongnya ala bridal dan membawa gadis itu ke kantin.

Sepanjang perjalanan, Queen hanya bisa memberontak, ia menjambak dan memukul Radja dengan kuat hingga akhirnya pria itu menurunkannya.

Saat Queen akan kabur ke kelas, pria itu malah membopongnya seperti membopong karung beras sehingga membuat Queen berteriak meminta agar diturunkan.

Ia juga memukul punggung Radja dengan kuat-kuat yang malah di balas pria itu dengan menampar pelan bokongnya.

"RADJA! JANGAN MACEM-MACEM LO YA BANGSAT!"

Dan pria itu malah tertawa.

Semua murid yang melihat mereka berdua hanya bisa heran. Dua murid yang biasanya dingin jadi menunjukan sisi lain mereka.

Masalah perlombaan kemarin? Tenang saja. Queen mengikuti semua perlombaan, kecuali futsal. Dan untuk cerdas cermat yang mengharuskan untuk bertiga membuat Queen, Radja dan Prisil dijadikan satu.

Kesialan untuk mereka bertiga tentu saja.

°°°°°

Queen langsung memasuki mobil Radja setelah menyocokan platnya dengan pesan whatsapp yang Radja kirim.

Gadis itu memiringkan tubuhnya menatap Radja yang tengah tersenyum menatapnya.

"Kenapa lo?"

Radja mulai memutar kunci dan menyalakan mesin mobilnya itu.

"Nganterin ratu kerja."

Bukannya merasa tersanjung, Queen malah merasa ingin muntah karena ucapan basi dari pria itu.

"Gua bisa sendiri." Galaknya.

Radja hanya terkekeh dan menjalankan mobilnya itu.

"Btw, hari ini gua libur."

Ckitttt

Queen menatap Radja yang memandangnya dengan tak percaya.

Queen tertawa.

Skor mereka 1-1.

°°°°°

Queen duduk di kursi ruang tamu Radja. Tadi pria itu mengajaknya ke rumahnya karena tidak tau harus membawanya kemana.

Radja kembali dari dapur sambil membawa nampan yang berisi cemilan dan minum.

"Thanks." Ujar Queen sambil menyunggingkan senyuman tipisnya.

Pria itu kembali berjalan dan entah menuju ke mana.

Queen menyeruput tehnya lalu berdiri dan melihat sekeliling.

Ia menatap foto keluarga yang terpajang di ruang tamu dengan tangan yang bersilang di dadanya. Keningnya mulai mengeryit saat menyadari bahwa hanya ada 3 orang di foto ini. Perempuan yang berumur sekitar 30 keatas, Radja, dan gadis yang memiliki senyuman manis. Tanpa sadar Queen tersenyum lebar.

"Itu nyokap sama adek gua."

Queen menoleh ke arah Radja yang saat ini memegang gitarnya. Ia menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa ia paham.

My Name Is... QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang