LEMBAR 06

1.1K 138 98
                                    

Langit senja yang membentang di langit bagian barat Boston, membentuk sebuah lukisan alam yang begitu menarik bagi beberapa orang. Lampu-lampu yang mulai di nyalakan, suara deru mesin yang lebih terdengar ketika udara yang semakin mengendap.
Sebuah siluet hitam tampak berdiri di pinggiran atap gedung dengan menghadap matahari yang benar-benar meninggalkan langit Boston, ujung jas yang beberapa kali terangkat ke udara menunjukkan seberapa tinggi tempat nya berpijak saat ini.

Gedung-gedung pencakar langit yang bersinar di malam gelap Boston. Kim Taehyung, pada akhirnya ia memijakkan kaki nya di Negeri antah brantah dan menghirup udara asing yang membuat netra nya terlihat sedikit berbeda dari manusia pada umum nya.
Kedua tangan yang berada di dalam saku celana nya cukup membuktikan bahwa sikapnya terlampau santai meski untuk pertama kalinya dia menghirup udara lain selain Korea.

Suara tawa para manusia di setiap penjuru kota yang berbaur dengan suara kendaraan menyapu pendengaran nya, menciptakan perasaan asing yang mengusik hati nya.

"Udara di tempat ini begitu panas, bagaimana bisa dia menelantarkan putra nya di tempat seperti ini?" Keluhan pertama yang keluar sebagai sebuah gumaman, dan suhu yang ia sebut sebagai 'Panas' sebelum nya adalah suhu udara Boston yang mencapai 15° pada malam hari.

"Aku tidak suka tempat ini."

Dia mengeluarkan tangan kiri nya dari dalam saku celana dan mengangkatnya ke udara setinggi bahu nya seakan ingin menghentikan sesuatu menggunakan bahasa isyarat, dan tepat saat itu. Udara yang sebelum nya berhembus kecang tiba-tiba menjadi tenang dan bahkan seperti menghilang begitu saja tanpa sebab.
Dia kemudian kembali menurunkan tangan nya namun tak memasukkan nya ke dalam saku celana melainkan membebaskan nya. Malam yang semakin menjadi sunyi, ketika bulan sabit terlihat di langit bagian barat dan semakin menambahkan kesan dingin di malam tak bertuan Boston. Namun bagaimana jika sang Tuan kini berada di bawah langit gelap tersebut.

Suara siulan yang kemudian mengalun di malam itu, menarik perhatian dari yang hidup di dalam kegelapan. Namun mereka yang tak di maksudkan oleh panggilan tersebut hanya sekilas menatap langit dan segera bersembunyi di dalam kegelapan yang tak mungkin di jamah oleh bayangan sekalipun.

Siulan yang terdengar seperti alunan melodi kematian yang kemudian terhenti setelah Taehyung merasakan kehadiran sesuatu di belakang nya.
Seulas senyum mengembang di sudut bibir nya, mengiringi langkah nya yang berbalik dan mendapati siluet hitam yang berdiri di ujung gedung yang juga menjadi pijakan nya. Namun di bandingkan dengan berdiri, sosok tersebut lebih terlihat seperti merapat ke lantai.

Sosok mengerikan yang pernah menyerang Changkyun enam bulan yang lalu, dan gedung yang mereka pijak saat ini tidak lain adalah gedung sekolah lama Changkyun.

"Hollow, kah? Tapi kenapa wujud mu begitu mengerikan? Dosa apa yang telah kau lakukan?"

Perkataan yang terucap dengan begitu tenang dan sama sekali tak menunjukkan bahwa dia memiliki ketakutan ketika berhadapan dengan sosok mengerikan tersebut.

"Siapa kau? Berani-beraninya mengusik ku!" Suara besar yang menggema di langit malam Boston, membawa aura negatif mengelilingi tempat berpijak Taehyung.

"Kenapa harus menggunakan bahasa asing? Menyusahkan saja." Keluh Taehyung ketika sosok mengerikan itu tidak menggunakan bahasa yang sama dengan nya, dan karna hal itu pula maka dialah yang harus turut menggunakan bahasa asing.

"Kenapa masih bertanya? Kau pikir siapa lagi yang bisa memanggil mu seperti ini?"

"Bedebah! Jangan macam-macam dengan ku." Ujar sosok misterius tersebut memperingatkan, namun bukan nya gentar. Taehyung justru menarik salah satu sudut bibir nya.

GHOST IN THE WIND [Guardians Of The Lost Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang