Delapan (Re-Publish)

7.6K 604 19
                                    

Banyak yang seneng Kakang gercep 🙊
Let's see Marinka punya perasaan yang sama ngga ya 🤔🙄

💄💄💄

"Mba Marinka, bolehkah saya serius dengan mba?"

Kata itu terus menerus terngiang di telingan Marinka. Membuat ibu satu anak itu melamun dikamar. Sepulangnya diantar oleh Rafka, Marinka lebih banyak diam dan melamun.

"Ada apa sih nak? Sepulang dari pasar bawaannya melamun? Kok tamunya tadi disuruh pulang?" tanya Khadijah saat masuk ke kamar putrinya.

"Ibu..." ucap Marinka saat melihat ibunya.

"Kenapa lagi?" tanya Khadijah penasaran. Ririn menundukkan kepalanya. Jari jari tangannya bergerak gerak menandakan dirinya gelisah.

"Dia... Dia... Ingin serius sama Ririn bu." cicit Marinka sambil memejamkan matanya.

"Serius? Alhamdulillah nak. Siapakah gerangan pria tsb? Apa pria yang tadi mengantar mu pulang?" Ririn mengangguk.

"Terus kenapa kamu murung?"

"Ririn ngga pantas bu. Ririn seorang janda memiliki anak satu. Mas Rafka masih lajang masih pantas untuk bisa dapetin yang lebih baik lagi dari Ririn." ucap Ririn sedih.

"Ya allah nak kenapa berpikiran seperti itu? Apakah seorang janda atau duda tak pantas mendapatkan yg lebih baik lagi, begitu."

"Kalau pun Ririn dengan mas Rafka, halangannya cukup terbentang luas bu. Keluarga mas Rafka belum tentu menerima status Ririn apalagi anak Ririn. Ririn belum siap untuk terluka lagi bu. Apalagi Ririn pernah dengar mamanya mas Rafka pernah cerai sama suaminya gara gara seorang janda. Sampai sekarang masih trauma dengan yang namanya janda. Ririn tau diri bu. Ririn hanya ingin bahagia dengan Angga saat ini."

Khadijah mengelus punggung putrinya.

"Apapun keputusan mu ibu akan tetap mendukung mu. Kamu tetap Putri ibu." Ririn tersenyum.

***

Flashback

Marinka terdiam mendengar keinginan Rafka untuk menjalin hubungan serius dengannya.

"Aku tahu ini terlalu awal buat kamu. Tapi aku merasa aku ingin menjalin hubungan serius sama kamu."

Aku-kamu menjadi pilihan bagi Rafka untuk bicara lebih intens lagi.

"Maaf aku ngga bisa. Aku..."

"Aku tahu ini terlalu mendadak. Tapi tolong pikirkan lagi. Aku tunggu jawabanmu."

"Aku sudah menjawabnya dan kenapa masih harus menunggu. Kita tidak cocok. Aku tidak pantas untuk kamu. Begitu juga dengan kamu yang tidak pantas untuk aku. Ada banyak perbedaan diantara kita." ucap Marinka sambil keluar dari mobil.

Rafka menyusul keluar dari mobil. "Perbedaan? Perbedaan apa maksud kamu?" tanya Rafka tak terima.

"Banyak banget. Contohnya usia. Usia kita aja beda dua tahun. Aku lebih tua dua tahun dari kamu. Terus aku buka dari kalangan seperti mu. Lalu satu hal lagi. Aku JANDA." ucap Marinka menekankan kata JANDA dengan tegas.

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang