prolog

48 10 0
                                    

Aku akan bercerita, tentang kisahku saat kali pertama aku mengenal kata cinta pertama. Dapat mengenalmu dari jutaan manusia yang hidup di bumi membuatku sangat bersyukur. berbicara denganmu saja adalah suatu anugrah Tuhan yang selalu aku semogakan. Namun sayangnya kamu itu bulan, dan aku hanya salah satu dari jutaan bintang yang bertebaran. Tapi aku cukup sadar, yang mencintaimu bukan hanya aku. Bagaikan satu dari milyaran bintang yang terbentang hanya untuk melihat satu bulan berevolusi.

Dia, dia yang selalu menjadi inspirasi, dia yang telah menjelma menjadi rumus matematika yang menyelinap dibuku biologi. Dia adalah Genta Praditya, yang mungkin satu sekolahpun tau dia, murid berprestasi, jago berolahraga, pandai bermusik, semua itu membuatku bertanya-tanya apa visi misi Tuhan menciptakan manusia yang dapat dikatakan nyaris sempurna itu?

Aku beranjak dari bangkuku lalu bergegas meninggalkan kelas 12 IPS 2, teringat akan suatu tugas Ibu Negara yang hampir saja terlupakan. Aku memasukan nomor induk siswaku kedalam daftar absensi perpustakaan. Ya, aku emang pergi ke perpuskatakan. Tapi bukan berarti aku si kutu buku yang selalu dijagal dengan rumus fisika menyebalkan itu. Aku berkunjung dengan tujuan melihat Genta, entahlah otaknya terbuat dari apa sehingga tidak muak melihat berbagai macam rumus terpampang di buku setebal itu setiap hari.

                            ♦♦♦

Aku melihatnya bersender dirak buku paling belakang, bisa kulihat dia sedang membaca buku panduan Olimpiade Sains Nasional. Entahlah aku ingin sekali menyapanya, tapi kurasa urat malu yang semula putus auto menyambung jika melihat lelaki genius itu.

Bel istirahat tanda masuk pelajaran ke-7 berbunyi, banyak waktu tersita untuk lamunanku tadi. Sialan!baru sebentar aku memandanginya. Kebiasaan menyenangkan ini entah akan berakhir sampai kapan. Atau mungkin aku tak perlu repot-repot datang ke perpus lagi, melainkan Genta yang menghampiriku di kelas lalu kita bertukan cerita banyak hal. Ya ampun, kurasa haluku sudah mencapai ke puncak tertinggi.

                            ♦♦♦

Pertandingan basket antar kelas diadakan, Sekolahku memang rutin mengadakan berbagai typical lomba saat penilaian akhir semester telah usai. Tim putri kelas 12 IPS 2 melawan tim putri kelas 12 IPA 1. Tepatnya kelasku melawan kelas Genta. Seperti dugaan, kelasku memenangkannya lagi seperti lomba-lomba di tahun sebelumnya.

Tanganku merogoh satu persatu tas dengan napas terengah-engah. Tapi hasilnya nihil, tidak ada botol air minum yang terisi

"Ini untukmu" suara itu tidak asing. Aku mendongak ke arah si pemilik suara itu.

Benar saja, dia adalah lelaki yang selalu menjadi alasan di setiap lamunanku. Napasku sesak, bagaimana tidak! Ini first time eh tidak juga sih, mungkin kedua kalinya dia berbicara kepadaku. Dengan gugup aku mengambil botol orange itu. Dia tersenyum, lagi-lagi aku dibuat sesak napas. setelah itu dia pergi begitu saja bahkan sebelum aku mengucapkan terima kasih kepadanya.




#hmm sampai disini dulu ya!
#pengenalan tokoh Aku ada di subbab berikutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang