Special Chapter : The Birthday Party Disaster

4.8K 432 31
                                    

Sebagai keturunan Malfoy yang kaya dan terkenal, Draco dan Phoenix tentu selalu mendapat pesta ulang tahun yang mewah meski dalam hati Phoenix merasa tak memerlukan itu, ketika ia hanya meminta pesta sederhana usulannya ditolak mentah-mentah, karena menurut kakeknya itu hanya merendahkan martabat Malfoy saja. Nix hanya memutar bola matanya dengan bosan.

Seperti sekarang ini ulang tahun mereka yang ke enam. Lucius dan Narcissa mengundang banyak keluarga pureblood untuk menghadiri pesta anak kembar mereka. Tentu saja pesta yang digadang - gadang akan menjadi salah satu pesta termewah ini menarik perhatian banyak kuli tinta di dunia sihir.

Dikamar mereka, Narcissa yang di bantu ibunya, Druella sedang mempersiapkan anak-anak mereka. "Nix sayang, saat usiamu lima belas tahun nanti, kau harus selalu menggelung atau menyanggul rambutmu.jangam biarkan terurai begitu saja." nasehat Druella pada cucu perempuan satu-satunya.

"Kenapa nek?" tanya Phoenix dengan rasa penasaran. Saat ia masih hidup sebagai Harry Potter. Tak sekalipun pernah mendengar peraturan itu. Apa ini salah satu budaya yang tanpa sepengetahuannya telah diambil darinya di kehidupan sebelumnya?

Druella tersenyum mendengar pertanyaan dari cucu kesayangannya itu. "Itu karena hanya keluarga dan suamimu kelak yang berhak melihat rambutmu terurai juga untuk menjaga agar identitasmu tak tercuri" Jelas Druella yang sedang menyematkan tusuk konde emas hadiah darinya dan Cygnus.

"Nah cucuku sudah cantik dan imut"puji Druella. Phoenix tersenyum mengungkap rasa terima kasihnya. Meski dalam hati meringis, tapi sebagai anak yang baik dan penurut ia harus bertingkah sesuai gendernya saat ini walau terpaksa, ingat ia merasa jiwanya masih laki-laki.

"Mom, bagaimana penampilanku?" tanya Phoenix yang berputar pelan untuk menambahkan efek pada gaun hijau peraknya. Narcissa tersenyum dan menghentikan putrinya untuk berputar. "Putri dan putraku,sangat cantik dan tampan" kata Narcissa. 

"Terima kasih mama" balas Draco.

"Terima kasih mom" balas Phoenix. Kembar Malfoy itu bergandengan tangan mencari ayah mereka. 

Lucius tengah berkumpul dengan Abraxas dan para tetua Black. Mereka tengah membicarakan, lebih tepatnya berdebat. Abraxas sedang berdebat dengan Orion yang ingin menukar Nix dengan Leo dan Alfa. Abraxas yang dibantu Lucius dan Cygnus menolak mentah -mentah ide tersebut. 

"Dad... grandpa" panggil Nix masih bergandengan. Baik Lucius,Cygnus dan Abraxas menyunggingkan senyuman. Cygnus menggendong Nix sementara, Lucius menggendong Draco. "Grandpa grandpa,apa Nix sudah cantik?" tanya Phoenix dengan nada polos. Cygnus tersenyum. "Kau secantik nenekmu saat ia muda dulu"jawabnya dan mendapatkan pelukan dari cucu kesayangannya itu.

"Nix, Draco ikuti kakek. Kakek punya hadiah untukmu"kata Abraxas yang di sambut riang oleh kedua cucunya dan turun dari gendongan masing-masing. Orion mungkin bersikap tenang tapi dalam kepalanya ia mulai merencanakan bagaimana caranya Nix bisa menghabiskan waktu di Grimmauld Place.

Hadiah dari Abraxas adalah sepasang Abraxan. "Wahh kakek Nix suka" kata Nix dengan ceria dan binar matanya yang terlihat takjub diwajah polosnya. Ia tak menyangka akan diberi hadiah kuda terbang berwarna putih dengan surai emas dikepalanya.

"Kakek terima kasih" kata Draco dengan senang dan sama antusiasnya, miliknya berwarna hitam legam dengan surai sedikit abu-abu.

Semakin sore, semakin banyak tamu yang berdatangan. Termasuk Bellatrix Lestrange bersama suami dan anak-anaknya. "Cissa dimana keponakan-keponakankku?" Tanya Bellatrix. Narcissa memeluk Bellatrix dan memanggil anaknya, seketika dari arah depan terdengar suara teriakan yang melengking tinggi dan cempreng khas anak-anak dan derapan langkah kaki.

"Corvus!!!!!"teriak Nix riang yang berlari memeluk putra sulung keluarga Lestrange itu. Yang dipeluk hanya tertawa membalas pelukan dari putri bungsu keluarga Malfoy itu dan Nix beralih pada Pollux dan memeluknya. Di belakang Nix, Draco hanya bisa memasang wajah datar nan dingin, berjalan anggun menghampiri dimana adiknya berdiri. Bellatrix tertawa kecil dan mensejajarkan tingginya dengan tinggi badan Nix dan Corvus, karena Pollux sibuk beradu argumen dengan Draco meski samar.

Phoenix Malfoy [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang