Malam Ketujuh

826 204 31
                                    





Rumah Seungwoo sepi. Kalau biasanya suara panci saja terdengar, Seungyoun sekarang tidak bisa mendengar apapun.

Seungwoo ke mana?

"Seok, aku ke sebelah dulu."

"Lho, Youn."

"Apa?"

"Ini belum malam Jumat."

Seungyoun meraih sandal terdekat dan melemparkannya pada Wooseok yang berusaha kabur. Sialan. Siapa yang mengajarinya?

Berhubung rumah Seungwoo dekat, Seungyoun memutar untuk mencari jajan.

Oh ya. Sepi. Malam weekdays memang tidak pernah ramai karena bocah-bocah sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang menumpuk.

Kasihan. Sayang Seungyoun tidak bisa membantu.

"Kak Woo banyak tugas, ya?"

Seungyoun berteriak di ruang tengah. Dia memang sudah masuk. Kurang ajar, bukan? Tapi Seungwoo sudah terbiasa.

"Di kamar. Ke sini saja, Youn."

Seungyoun menenteng kresek dari lantai dasar dengan sok susah payah. Oh, jangan lupakan toko yang lebih jauh dari rumah Seungwoo. Seungyoun harus memutar tiga kilometer.

"Ngapain?"

Seungwoo tidak menjawab. Tapi Seungyoun tahu jawabannya. Ujian, ya. Seungwoo bahkan membawa buku-buku tebalnya ke kasur dan membaca dengan bersandar.

"Kakak sakit?"

"Tidak," tapi kata-katanya bergetar. Seungyoun mendatar.

"Jangan memaksa belajar, ini dahi bisa memanggang telur sampai jadi bayi ayam."

Seungwoo tertawa. Dia menepuk pahanya, sebuah titah agar Seungyoun mendekat.

"Kamu rindu aku sampai datang?"

"Mana ada. Tadi hanya tidak menyahut jadi terpaksa turun dan mengetuk pintumu, oh ternyata sakit. Pantas. Jangan menambahi otak dengan beban kalau sakit, bisa-bisa meledak itu lebih keras dari letusan gunung berapi."

"Wah, terima kasih pidatonya, Cho Seungyoun."

Seungwoo menarik pundak Seungyoun agar tidur di pahanya. Ia ingin melihat jelas rupa Seungyoun di bawah sinar lampu.

"Youn."

"Ya?"

"Tiga tahun lagi kita menikah, ya? Dirimu ternyata cantik di bawah lampu kamar."

"Tidak mau. Artinya kalau pakai lampu tidur, aku jelek?"

"Memang sudah dari dulu, kan?"

Seungyoun mencubit keras perut Seungwoo, "Sialan. Seharusnya aku tidak datang."

"Tetap saja di sini, bagus, aku mau belajar jadi lebih konsentrasi."

"Mana ada melihat orang tampan jadi mampu menghafal?"

"Oh ada," Seungwoo mengusak rambut Seungyoun sebelum mengecup dahinya, "calon suamimu ini."
















bentar, ini wooyoun di stage ngAPAIN HEH :(((( subhanallah mba yang ngerekam kerennya qmu :((((

Kecapi dan Sendawa Malam. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang