January, 19th

482 71 9
                                    

Please Play : Christopher - Moments (Ost At Eighteen Part 1)

Beberapa hari telah berlalu, namun belum ada kemajuan apapun dari Sehun. Begitu juga dengan Luhan.

Saat Luhan kembali pulang, saat perjalanan menuju rumahnya, Luhan didapat tidak sadarkan diri dengan suhu tubuh yang cukup tinggi. Luhan deman dan dengan kondisi yang cukup membuat Baekhyun dan Chanyeol sedih melihatnya.

"Yeol, bagaimana bisa sepasang kekasih tidak sadarkan diri di waktu yang bersamaan?" Melihat Luhan yang masih meracau dengan keringat yang membasahi pelipisnya.

"Kita harus panggil dokter" Baekhyun tahu harus menghubungi siapa. Berhubung Baekhyun adalah sekretaris Sehun, maka Baekhyun akan selalu menyimpan nomor-nomor penting si ponselnya.

"Dok, biasakah anda ke alamat ini..." menyampaikan alamat rumah Luhan dan mengatakan jika kondisi Luhan sedang tidak baik.

Bersyukur, sang dokter memiliki waktu luang dan menyempatkan diri memeriksa keadaan Luhan nanti.

"Yeol, sebaiknya kau ke rumah sakit, aku yang akan menjaga Luhan" Chanyeol tidak bisa menolak. Chanyeol tahu kini di tempat Sehun hanya ibu Sehun yang menjaga, itupun Chanyeol yakin jika sang ibu tidak sempat beristirahat sedikitpun.

"Baiklah. Aku berangkat sekarang, sayang" mengecup pucuk kepala Baekhyun dengan sayang dan tersenyum di sana. Meninggalkan rumah Luhan dengan perasaan yang bercampur aduk.

"Semoga mereka baik-baik saja" berharap untuk Sehun maupun untuk Luhan.

Chanyeol tahu bagaimana sulitnya menjadi seorang Luhan. Walau hanya mendengar cerita dari Baekhyun yang diceritakan oleh Sehun, tapi Chanyeol merasa hidup sendiri sekian lama benar-benar sulit dan ditambah banyak kejadian memilukan dan tragedi yang Luhan alami. Wajar saja jika kini Luhan jatuh sakit.

.

.

.

.

.

Duduk menunggu pulihnya Luhan. Baekhyun benar khawatir dengan keadaan Luhan. Baekhyun sendiri sudah menganggap Luhan sebagai adiknya sendiri. Walau Luhan benar-benar menyebalkan di awal, namun sedikit demi sedikit Baekhyun paham mengapa Luhan bisa menjadi seperti sekarang.

Mengusap wajah Luhan yang terlihat begitu ketakutan dan terkadang sedikit meringis. Keringat dingin bahkan tidak menyurut. Dokter sudah memerika keadaan Luhan dan dikatakan Luhan mengalami trauma sehingga Luhan pun demam tinggi. Resep sudah diberikam tinggal menuggu Chanyeol yang nanti membawakan tebusan obatnya.

"Sadarlah Lu" berucap lirih dan penuh harap. Mungkin jika Baekhyun ada di posisi Luhan, Baekhyun akan menyerah dan memilih hilang dari dunia ini. Sungguh, dengan usia yang masih muda, Luhan sudah memendam banyak hal yang begitu menyakitkan.

"Hun..." memang sedari tadi Luhan meracau, memanggil satu nama yang sama tidak berdayanya di rumah sakit. Masih tidak sadarkan diri di ruang inapnya.

Hanya mata yang tertutup dengan guratan ketakutan dan seperti mengalami mimpi buruk yang tak berujung. Seperti memanggil nama satu sama lain dalam sunyi. Mengucapkan salah satu nama dalam tidurnya dan seolah enggan membuka mata walau itu mimpi buruk sekalipun. Seolah begitu siap menghadapi hal buruk yang ada di mimpinya itu.

Bahkan air mata sudah dapat terlihat jelas. Bukan hanya air mata, keringat dingin pun sudah banyak mengiasi tanpa henti. Di saat seperti ini, Baekhyun seolah hanya menjadi penoton setia tanpa berkomentar apapun, tanpa mencoba menimpali apapun. Hanya diam memandang kesedihan di bawah sadar.

"Aku...mohon..." bahkan sehari sudah seperti setahun bagi mereka yang menjalani kesakitan dan kesedihan seperti ini. Tidak ada yang pasti memang. Terkadang Baekhyun sedikit takut dengan keadaan keduanya. Namun tetap, hanya mencoba yakin bahwa secepatnya mereka akan berjumpa kembali.

Punishment, Second Chance (HunHan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang