Udara dingin menembus kulit di subuh yang mendung itu. Jalan raya nampak licin berkilau ditimpa sinar temaram lampu jalanan setelah disiram hujan semalaman. Sebuah sedan nampak berhenti di sebuah halte bis, lalu terlihat seorang lelaki turun dari pintu kanan mobil itu.
"Dah tante Rena, jangan lupa transferannya saya tunggu." Kata lelaki itu sambil berputar lewat depan mobil.
Seorang perempuan muda di dalam mobil nampak sedang berpindah duduk menghadapi kemudi hanya mengangguk.
Lelaki yang sudah berada di kiri mobil mengetuk jendela. Jendela terbuka.
"transferannya jangan lupa, Tante !"
"hi,hi,.. kapan sih aku lupa sama kamu." Terdengar nada genit perempuan yang ada di balik kemudi.
"Oke, makasih ya." Jawab lelaki itu.
Kaca mobil kembali tertutup, mobil segera bergerak , lalu melesat kencang, meninggalkan lelaki itu sendirian. Lelaki itu lalu merogoh saku celananya, dan mengeluarkan handphonenya. Jari tangannya nampak lincah di atas tuts-tuts Hpnya.
"Bram, di bilyar masih ada yang main ?" katanya setelah hpnya terhubung.
"Eh, Bos Irfan, ada. Ayo kemari , Bos, ditunggu nih !"jawab suara di seberang hp.
"Oke, gue otw, ya" katanya sambil mematikan hp dan memasukkan kembali ke kantong celananya. Dia terlihat berjalan ke arah utara menyusuri trotoar jalan. Setelah beberapa saat dia tiba di depan sebuah rumah bilyar yang cukup besar yang nampak telah tutup. Dia segera menuju rumah bilyar itu melalui pintu samping. Seseorang ternyata telah menunggu di depan pintu samping yang sudah sedikit terbuka.
"Met pagi banget Boss."
"Hi,hi,hi...konyol loe Bram."
" Eh, iya Bram ! Gue pesen susu panas dan nasi goreng, ya !" kata Irfan di antara langkah langkahnya .
" Oke Boss , ada yang lainnya ? "
"Nggak, itu aja dulu, kalau loe mau buat aja sekalian, biar gue yang bayar ! "
"Oke, oke , terimakasih Boss. Pesanan akan segera disiapkan."
Sementara itu di sebuah meja bilyar yang terletak di ruang paling ujung, terlihat tiga orang lelaki sedang asyik dengan permainanya, dengan di temani seorang wanita berparas cantik yang bertindak sebagai wasit.
" Wah, kebetulan kamu datang, Fan ! Kurang satu pemain lagi, nih !!"
Kata salah seorang di antara ketiganya, ketika melihat kehadiranya .
"Iya, nih ! pas banget." Kata yang lainya, menimpali .
"Ah, gile loe ! Gue masih capek banget. Sorry berat, nih ! Gue kesini Cuma nebus STNk motor gue ama si Jack." Kata Irfan sambil langsung duduk di kursi di samping sang wasit.
" Aakh , masalah STNK, sih gampang. Kau bayar saja separuhnya, dan separuhnya lagi boleh kapan –kapan saja Kau bayar, iya apa tidak , Kawan-kawan ?! " kata lelaki bertubuh tinggi besar yang mengenakan kaos biru, dengan logat medannya yang begitu kental , sambil memberi isyarat kepada kedua lawan mainnya , meminta persetujuan .
''Tuh, Fan ! Si jack memberi keringanan, bagaimana ? Yang penting sekarang kita main ! "
Mendengar itu, Irfan hanya menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal .
"Sorry, gue bener-bener nggak mood !'' katanya kemudian .
Saat itu terlihat Jack menghentikan permainannya, lalu dia mengambil dompet dari saku celana jeansnya .
YOU ARE READING
CINTA TAK BERTEPI
RomanceCINTA TAK BERTEPI mengisahkan tentang seorang lelaki yang pergi meninggalkan kampung halamannya menuju Jakarta karena kekasihnya hendak menikah dengan orang lain. lelaki itu membawa dendam cintanya ke Jakarta