PHO|02 HOSPITAL

80 14 0
                                    

Luangkan satu detik untuk menekan bintang ⬇ ⬇ ⬇

Thankyou!

Happy reading 📖

Valerie sekarang sudah berada di dalam kelas IPA 1 dengan seluruh murid yang sudah duduk di tempat mereka dengan pasangan masing masing. ada yang berbincang dengan teman sebangku, dan ada yang sibuk dengan dunia nya sendiri.

Pintu kelas terbuka, nampak Audi yang berjalan dengan tenang memasuki kelas.

"Diem dulu ya semuanya," Audi berucap sambil memegang kertas yang tampaknya berasal dari osis berjas biru.

Para murid yang tadinya berbincang kini langsung diam dan memperhatikan Audi dengan baik dan seksama.

"Jadi disini gue mau kasih info buat besok, besok adalah hari kedua kita MOS disini. dan sekolah bakal ngadain acara gladi bersih karna lusa nya itu adalah hari terahkir MOS."  Audi berbicara dengan suara tegas dan lumayan keras untuk dapat didengar oleh seluruh murid kelas. "mohon unt—"

"Woi diluar kak Alvin lagi berantem!" Seru seorang siswi mengebrak pintu kelas dengan paksa, menarik seluruh atensi siswa ipa satu.

"Eh," Belum sempat Valerie mengeluarkan protes, Tiara sudah terlebih dahulu menyeret tangan gadis itu ke tengah kerumunan yang ramai. Berdempet-dempetan dengan siswa lain.

Murid berbondong-bondong keluar kelas membentuk lingkaran tanpa perintah, Valerie terkejut, melihat osis berjas biru, Alvin, yang sedang meninju seorang siswa hingga babak belur. Nampak siswa itu menggunakan seragam yang berbeda, ah Valerie ingat! Itu merupakan salah satu murid Sma Garuda, sekolah yang dulu sempat menjadi sma impian nya.

Dan kini Valerie benar benar berdiri di barisan paling depan, menyaksikan adegan pukul memukul yang sadis hingga sang siswa sma garuda terkulai lemah.

Alvin menarik paksa kerah baju siswa tersebut.

"Jangan pernah lo masuk lagi kesekolah ini, brengsek!" Umpatnya.

Valerie termenenung, mulai merasakan sesak di rongga dada, siswa yang berkerumun semakin ramai, apalagi saat badan mungil nya terhimpit dan terdorong sana-sini. Siswa lelaki tersebut mulai berdiri sambil menyeka darah yang mengalir di pelipisnya, menatap Valerie intens.

Ia menghampiri Valerie yang sudah pucat pasi, membungkukan badan menyamakan dengan wajah gadis itu, lalu berbisik pelan membuat bulu kuduk gadis itu merinding.

"Hai manis, apa lo yang bakal jadi the next?" Badan Valerie gemetaran bukan main, keringat dingin menghiasi pelipis nya. Lelaki itu menjauhi wajah Valerie lalu menyungingkan senyum miring dan pergi menjauh dari kerumunan ramai.

Tidak, tidak, Valerie benar benar tidak sanggup menahan sesak di rongga dadanya hingga jatuh terduduk.

"Ngh—da-da gue, sesek," Sebisa mungkin Valerie menahan agar kesadaran nya tetap terjaga, ia tak ingin pingsan disini lalu berujung masuk rumah sakit untuk kesekian kalinya.

"Kalian semua bubar!" Suara Alvin mengelegar, mengusir semua kerumunan hingga kegelapan menengelamkam gadis itu.

Valerie baru terbangun, ia mengerjapkan mata berkali-kali hingga pandangannya jelas tidak berbayang-bayang. Melihat sekitar, Valerie baru sadar bahwa ia berada di rumah sakit. Lagi dan lagi, Nuansa putih itu menyambutnya, membuat sang gadis sangat muak hanya dengan melihat cat dan perabotan di sekitar yang sangat ia hapal.

PHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang