Pagi ini udara terasa menusuk seluruh sendi-sendi tulangku, suara denting jarum jam mulai mengiringi kumandang adzan subuh. Ku tarik selimut tipis untuk menutupi tubuh dari dinginnya pagi ini, seakan tubuh ini enggan beranjak dari tempat nya.
Suara gemuruh lalu lalang kendaraan mulai mengusik tidur ku dengan mata setengah terpejam terlihat jarum jam dinding yang menunjukkan pukul 06:37, aku pun bergegas beranjak dari tempat tidur untuk segera membersihkan diri dan pergi ke Madrasah.
Hari ini adalah hari pertama ku menginjak kan kaki di Madrasah ini sebagai siswa pindahan, dikarenakan terlalu banyk kasus yang aku alami maka kepala Madrasah memutuskan untuk mengeluarkan ku, dikarenakan selalu tertib melakukan pelanggaran entah itu berantem, bolos pelajaran, atau bahkan merokok semua pelanggaran ada padaku. Sampai sampai namaku terkenal di kalangan murid murid dan guru Madrasah.
Suara dering bell Madrasah mengiringi langkah kaki menuju kelas baruku dari kejauhan terlihat sosok siswi dengan paras cantik berkulit putih, berbalut hijab hijau yang menutupi mahkota indahnya. Tatapan mata ini mulai berpaling ketika siswi itu memperhatikan ku yang ku sadari tadi memandangi nya, aku pun bergegas mencari bangku yang masih kosong dalam hati ini bertanya tanya siapa gerangan siswi tersebut.
Siang ini aku memberanikan diri menghampiri siswi tersebut yang sedang duduk di bangku taman Madrasah bersama dua temannya.
Mereka kelihatan asik bercanda dan berbincang bincang satu sama lain.
"Haii" Sapaku
"Perkanalkan namaku Faizal Ummami atau biasanya di panggil Faizal, aku siswa baru di Madrasah sini" Ku ulurkan tangan sebagai tanda perkenalkan.
"Oh iya, aku ma'rifatul Jannah biasanya aku dipanggil Rifa Salam kenal ya." Balas nya dengan senyuman lembut.
~Di sinilah pertama kali aku mengenal arti hidup yang sesungguhnya, karena hidup bukan tentang bagaimana kita mendapatkan, akan tetapi hidup yang sesungguhnya berasal dari bagaimana proses kita mendapatkannya~
••••Hari ini adalah hari pertama ku menginjak kan kaki di Madrasah ini sebagai siswa pindahan, dikarenakan terlalu banyak kasus yang aku alami maka kepala Madrasah memutuskan untuk mengeluarkan ku, dikarenakan selalu tertib melakukan pelanggaran entah itu berantem, bolos pelajaran, atau bahkan merokok semua pelanggaran ada padaku. Sampai sampai namaku terkenal di kalangan murid murid dan guru Madrasah.
Suara dering bell Madrasah mengiringi langkah kaki menuju kelas baruku dari kejauhan terlihat sosok siswi dengan paras cantik berkulit putih, berbalut hijab hijau yang menutupi mahkota indahnya. Tatapan mata ini mulai berpaling ketika siswi itu memperhatikan ku yang ku sadari tadi memandangi nya, aku pun bergegas mencari bangku yang masih kosong dalam hati ini bertanya tanya siapa gerangan siswi tersebut.
Siang ini aku memberanikan diri menghampiri siswi tersebut yang sedang duduk di bangku taman Madrasah bersama dua temannya.
Mereka kelihatan asik bercanda dan berbincang bincang satu sama lain.
"Haii" Sapaku
"Perkanalkan namaku Faizal Ummami panggil saja aku Faizal, aku siswa baru di Madrasah sini" Ku ulurkan tangan sebagai tanda perkenalkan.
"Oh iya, aku ma'rifatul Janna panggil saja aku Rifa Salam kenal ya." Balas nya dengan senyuman lembut.
~Di sinilah pertama kali aku mengenal arti hidup yang sesungguhnya, karena hidup bukan tentang bagaimana kita mendapatkan, akan tetapi hidup yang sesungguhnya berasal dari bagaimana proses kita mendapatkannya~••••
Tak terasa dua tahun telah berlalu, hari hari aku lalui dengan kebahagiaan dan orang yang selama ini aku kagumi kini telah menjadi kekasih hati. Dunia ku sekarang kini telah berbeda, dunia yang dulu begitu gelap kini telah mendapatkan cahaya terang dari seseorang gadis yang selalu memberi ku semangat, gadis yang selalu menuntun ku di saat aku berada di tebing jurang yang curam dan gelap.
Hari ini adalah hari terakhir kami menuntut ilmu di Madrasah ini, karena hari ini dimana suka dan duka yang mereka lalui selama tiga tahun terukir di atas kertas putih yang mana mereka sebut ijasah.
"Faizal!!!" Seru Rifa dari kejauhan yang membangunkan lamunanku
"Kemana saja kamu, aku cari cari dari tadi gak kelihatan"
"Maaf ya Rif tadi aku lagi pengen sendirian jadi aku pergi dari acara" Sahut ku sambil tatap Rifa dengan kebimbangan.
"Emang apa yang kamu fikirkan sih?" Tanya Rifa dengan nada penasaran.
"Gak ada apa apa kok" Dengan wajah tersenyum sambil ku usap kepala Rifa.
"Izal!!! Dengar ya, kita tidak pernah tau esok kita akan menjadi apa dan seperti apa. Yang terpenting dalam hidup adalah usaha dan do'a masalah hidup mu maupun jalan hidup mu hanya Tuhan yang menentukan." tegas Rifa seolah dia tau apa yang ada di dalam fikiran ku.
"Baik sayang!!" Sahut ku dengan senyuman sembari mengelus kepala Rifa dan beranjak pergi meninggalkan nya.
"Heii!! Faizal tunggu" Teriak Rifa dengan nada sebal.
Kami pun pergi menuju acara perpisahan dimana semua murid murid telah berkumpul.
Dalam hati ingin rasanya memilikinya sepenuhnya. Karena darinya aku menemukan arti hidup, karena dari nya aku menemukan tujuan hidup, akan tetapi TUHAN berkehendak lain satu bulan setelah acara perpisahan dia harus pergi untuk selamanya.
Pergi untuk meninggalkan ku dan pergi untuk meninggalkan semua kenangan indah yang telah kami ukir bersama. Sempat aku tidak percaya akan semua ini kenapa Tuhan begitu tega mengambil dia sangat berharga begitu, apa salah ku dan apa dosaku sehingga Tuhan menghukum ku seperti ini, dunia yang kejam.
Dengan kekecewaan yang mendalam aku pun kembali kedunia kelam, dunia dimana kebebasan selalu ada di setiap langkah. Mungkin dengan ini diri ini mampu untuk melupakan semua kenangan dan semua duka yang telah aku terima. Tapi ternyata semua itu salah, kini aku sadar setelah Tuhan menyelamatkan nyawa hambanya di saat kendaraan yang aku kenakan hancur malam itu di saat ajang balap liar. Dalam hati ini bertanya tanya kenapa Tuhan memberikan keselamatan pada ku, apa tujuan Nya yang sebenarnya.
••••Hari demi hari diri ini hidup di dalam kebimbangan antara ilusi dan kenyataan, sampai di mana telah ku temukan jawaban atas semua pertanyaan ini, bahwa setiap manusia di ciptakan mempunyai tujuan dan tugas masing-masing. Memang benar hidup ini hanya sebuah ilusi yang masuk ke dalam akal sehat setiap manusia, meracuni otak dan fikiran membutakan mata dan hati untuk melihat kebenaran di atas kenyataan. Setiap manusia mungkin mempunyai kesalahan dalam hidup, setiap manusia mungkin mempunyai kenangan yang pahit sehingga menciptakan ilusi dirinya sendiri membuat mereka jatuh terpuruk. Percayalah mata TUHAN tidak akan pernah terpejam dan tangan TUHAN tidak akan pernah menggenggam untuk hambanya yang membutuhkan dekapan serta serta pertolongan Nya. Lepaskan ilusimu yang memberatkan mu hiduplah dengan kenyataan walaupun itu terasa pahit.
•••
Diangkat dari kisah nyata.
Bahwa kehidupan itu penuh dengan ilusi
••••
Pptikmhrani
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi
NouvellesHidup diantara kenyataan dan ilusi. Aku tak tahu apakah aku benar-benar hidup atau hidupkulah yang penuh dengan ilusi. Kenyataan itu ada pahit dan manisnya. Hidup itu penuh dengan rintangan. ... -Pptikmhr...