02

1.2K 122 5
                                    

"Jimin"

"..."

"Jim"

"..."

"Jimin-ah"

"..."

"Kim Jimin"

"YAKK!!"

BRUGH

Taehyung terkejut saat dengan tiba-tiba Jimin menghentikan langkahnya, sehingga membuat Taehyung menabrak punggung Jimin yang dimana membuat Jimin sedikit terdorong.

"Margaku Park, siapa yang menyuruhmu seenaknya mengganti marga orang?!" Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Jimin mendelik kesal melihat tingkah Taehyung yang seenaknya saja.

"Ya habisnya kamu tidak mau menjawabku sih"

Jimin merotasikan bola matanya malas, kembali berjalan menyusuri koridor sekolah dengan Taehyung yang masih mengikutinya.

"Jimin, kita mau kemana?" Taehyung berusaha menyamakan langkah Jimin karena well walaupun Jimin pendek--ralat maksudnya kurang tinggi namun Taehyung masih kesulitan menyamakan langkah kaki mereka.

"Aku tidak pernah mengajakmu, jadi berhenti mengikutiku!" Jimin berbalik menatap Taehyung karena Jimin begitu jengah menghadapi tingkah Taehyung.

"Tapi aku ingin pergi bersamamu"

Jimin berdecak, "Terserah!" setelahnya Jimin kembali melangkahkan kakinya.







---'---

Taehyung tidak tau apa yang terjadi, yang jelas sekarang mereka berada di rooftop sekolah. Ini jam istirahat seharusnya mereka ke kantin untuk makan siang, namun Jimin malah memilih untuk pergi ke rooftop?

Jimin mendudukkan dirinya pada salah satu kursi panjang yang ada di sana, menyandarkan punggungnya lalu menatap ke depan, hembusan angin membuat helaian rambutnya sedikit teracak.

"Jimin, kamu sering diam disini?" Jimin menoleh mendapati Taehyung yang sudah duduk di sampingnya yang mana sedikit membuat jarak padanya.

"Hm, aku tidak terlalu suka keramaian" Taehyung hanya mengangguk.

"Ah iya aku membawa bekal, mau makan bersama?" Jimin menoleh melihat Taehyung yang mengeluarkan kotak bekal makan siang pada paperbag yang dia bawa, bahkan Jimin tidak tau ternyata sedari tadi Taehyung membawa paperbagnya.

"Ayo makan" Taehyung menyodorkan makan siangnya, disana terdapat kimbab dan juga beberapa potong sosis.

"Aku tidak lapar"

"Tidak mungkin, pasti kamu lapar. Ayo dimakan, aku tidak memasukkan racun kedalamnya kok" Taehyung dengan semangat menyodorkan satu potong kimbab dengan sumpitnya ke hadapan Jimin. Jadi mau tidak mau Jimin menerima suapannya.

"Bagaimana? Enak kan?"

Tak bisa dipungkiri memang jika kimbab itu benar-benar enak. Jimin pun menyukainya, sungguh.

"Enak" Taehyung terkekeh lantas memberikan satu sumpit pada Jimin.

"Ibuku membuat ini, dan ibuku menyuruhku untuk membagi ini pada temanku" Jimin menatap Taehyung lamat, ternyata anak ini bisa bersikap waras juga.

Taehyung dan Jimin melanjutkan sesi makan mereka sesekali mereka berbincang-bincang.

"Kenapa kamu pindah kesekolah ini?" Taehyung menghentikan acara makannya, menatap Jimin dan sedetik kemudian menyandarkan punggungnya ada kursi.

"Jika aku memberitahumu, apa kamu akan menjauhiku?" Jimin menoleh, menatap Taehyung dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Aku rasa tidak"

"Aku dipindahkan paksa oleh sekolahku sebelumnya" Jimin menghentikan acara makannya, entah kenapa dirinya sedikit tertarik dengan cerita Taehyung.

"Kenapa?"

"Karena aku melakukan tindakan pembullyan dan pencurian" Jimin total terkejut, rasanya tidak percaya bahwa Taehyung melakukan hal semacam itu.

"Kamu percaya aku melakukan itu?" Taehyung kembali bertanya, Jimin hanya menghela napas dan bersender pada kursi.

"Entahlah, tapi rasanya kamu tidak seperti itu"

"Aku memang tidak seperti itu, Jimin"

Jimin menoleh, menatap Taehyung yang hanya menundukkan kepalanya.

"Aku disini hanya korban, mereka yang melakukan pembullyan itu padaku. Tapi aku tidak tau kenapa mereka malah memutar balik fakta. Dan ya aku yang harus pindah"

Jimin sedikit merasa simpati mungkin, setelah mendengar cerita Taehyung.

"Lalu kenapa kamu tidak melawan?"

"Seandainya aku bisa, tapi ternyata uang bisa merubah segalanya. Termasuk fakta yang sebenarnya"

Jimin membuka mulutnya, tidak percaya saja jika Taehyung bisa seperti itu. Kembali melupakan fakta bahwa sebelumnya dia mengatakn Taehyung orang yang aneh.

"Jadi kenapa kamu memilih sekolah disini?"

"Entahlah, mungkin karena sekolah ini lumayan dekat" selanjutnya Taehyung terkekeh akibat jawabannya sendiri. Total membuat Jimin menaikkan sebelah alisnya.

"Jadi, sekarang kita teman?" Taehyung kembali bertanya, sedangkan Jimin kembali memasukkan satu potong kimbab ke dalam mulutnya.

"Menurutmu?"

"Menurutku kita teman"

Jimin menatap Taehyung sekilas lalu kembali memakan makanan Taehyung.

"Iya sudah, itu tau"

Taehyung berbibar memdengar penuturan itu, membuat dirinya secara reflek memeluk Jimin.

"Akhirnya kita sekarang teman!" Jimin memekik kaget karena pelukan yang terlewat keras membuat dirinya tersedak makanannya.

"Yak!--Uhukk aku tersedakk--Uhukk"

"Astaga, ini minumlah" Taehyung melepas pelukannya dan memberikan sebotol air minum pada Jimin. Jimin lantas meminum airnya.

"Kenapa kamu memilih berteman denganku?"

Taehyung menoleh, mendapati Jimin yang menatapnya penuh tanda tanya.

"Entahlah, aku hanya ingin saja" Taehyung menjawab seadaanya "Memangnya kenapa?" tanyanya lagi.

"Tidak, hanya saja masih banyak siswa disini tapi kamu malah memilih berteman denganku" Taehyung yang mendengar jawaban itu hanya terkekeh.

"Karena kamu berbeda Jimin"









Iya, Jimin berbeda. Jimin tidak seperti remaja pada umumnya. Cenderung penyendiri dan tidak suka mencari masalah.

Entah kenapa, walau dirinya tau jika Taehyung adalah orang baru yang masuk ke kehidupannya. Tapi Jimin begitu yakin jika Taehyung adalah orang baik.
Semua yang dikatakan Taehyung, mampu membuat Jimin percaya.
Entah kenapa hanya saja Jimin merasakan hal itu.


---'---

Tbc

A Memory (VMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang