Bagian 2

82 15 3
                                    

Setelah menutup Cafe Aby langsung pulang ke rumah. Badannya begitu lelah akibat hari ini Cafe sangat ramai ditambah lagi kejadian perampokan yang sudah dua kali terjadi di Cafenya.

Cafe milik Aby memang sangat di gemari anak Remaja selain tempatnya yang bagus untuk berfoto, Cafe milik Aby juga tersedia  Wi-Fi gratis. Bahkan banyak di minati oleh orang-orang yang sedang berpacaran membuat sang pemilik iri.

Aby juga sudah membuka Empat Cabang dan Tiga Cabang lagi berada di luar kota. Dari sekian banyak perempuan yang bekerja dan berkunjung di cafe miliknya tak ada satu pun wanita yang mampu memikat hatinya.

Sesampai di rumah Ia langsung melepaskan sepatunya yang sudah kotor karena sudah hampir dua minggu tidak dicuci dengan alasan tidak ada waktu untuk mencucinya dan tidak ada yang  mau membantunya untuk mencuci.

Orang tuanya sudah sering sekali menyuruhnya untuk segera menikah apalagi di umurnya yang sekarang menginjak 25 tahun namun dirinya masih memilih sendiri dan fokus pada bisnisnya.

Ia melihat lampu ruang makan masih menyala dan terdengar suara-suara yang akhir ini sangat ia rindukan.
"Lho mama sama papa kapan pulang?"

"Tadi siang. Mama juga bawa Alesya kesini. Papa kamu lagi ada masalah di solo makanya papa sama mama pulang. Papa punya kenalan pengacara disini."

"Emang papa ada masalah apa di Solo?"Tanya Aby penasaran.

"Papa kamu dituduh nyuri uang kantor. Dua hari lagi Papa sama mama bakalan balik lagi ke solo. Mama titip Aleysa sama kamu."

"Astagfirullah. Kok sama Aby sih ma kan mama tahu Aby sibuk?"

"Mama juga udah nyuruh anak pengacara papa untuk jagain kalian tapi anaknya gak mau."

"Kenapa mama gak sewa pengasuh anak aja buat ngerawat Alesya?"

"Mama takut semenjak ada berita anak dibunuh oleh pembantunya. Mama juga susah buat percaya sama orang."

"Terus aku gitu yang jagain Alesya. Emang anak pengacara papa kenapa gak mau jagain Alesya?"

"Karena ada kamu."

"Kenapa sama aku?"

"Kamu bukan mahramnya. Anaknya takut jika terjadi fitnah antara kalian berdua" Akhirnya papanya membuka Suara.

"Terus mama ada ide lain gak?"

Mama Aby hanya menggelengkan kepalanya pasrah sebagai jawaban.

"Kalau begitu gimana caranya anak pengacara papa itu mau jagain Alesya?"Tanya Aby yang sudah tidak punya ide lagi.

"Kamu harus nikahin dia" Ujar papanya dengan wajah serius.

"Apa?Aby harus nikahin dia?"

🌲🌲🌲

Setelah membuka toko buku, Umi berniat untuk mengunjungi penjahat yang saat ini sudah berada di Lapas

Kepalanya sangat pusing memikirkan bagaimana bisa polisi-polisi itu datang dan mengetahui bahwa mereka adalah penjahat. Sebelum berkunjung ke lapas ia mampir ke toko pakaian.

Membeli beberapa peci, sajadah dan sarung untuk para mantan penjahat. Katakan saja mereka adalah mantan penjahat yang sudah pensiun.

"Umi!" Panggil seorang wanita yang seumuran dengan dirinya.

"Anisa?Kamu ngapain di sini?" Anisa adalah teman sebangku Umi waktu SMA.

Halalkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang