09. KEJUTAN LAGI

146 17 9
                                    

Matahari belum merangsek masuk melalui ventilasi jendela, namun sepasang obsidian Vee menangkap sebersit cahaya lebih terang masuk ke dalam ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari belum merangsek masuk melalui ventilasi jendela, namun sepasang obsidian Vee menangkap sebersit cahaya lebih terang masuk ke dalam ruangannya. Bukan dari dua komputer kerja miliknya atau Hoseok yang sudah pasti dalam keadaan sleep mode, melainkan lampu utama kedua di ruangan tersebut menyala.

Vee mengerjapkan matanya perlahan. Mengubah posisi kepala yang tadinya tertelungkup di antara perpotongan leher dan bahu Hoseok menjadi tegak. Napasnya menghembus perlahan mendapati Hoseok masih sama erat memeluknya. Vee mulai beranjak dari pangkuan Hoseok karena kakinya terasa keram, tertekuk semalaman. 

"Selamat pagi, Kim."

Suara lembut tapi sarat dengan acuh tak acuh dari seorang wanita yang kata suaminya menjadi penyembuh membuat Vee buru-buru menjauhkan diri dari Hoseok. Hoseok yang merasa ada pergerakan diatasnya, bukannya malah bangun, tapi semakin menarik tubuh Vee ke dalam pelukannya, merengkuh pinggang Vee, dan sedikit menggerakkan pinggulnya ke atas. 

Sumpah Vee tidak nyaman dengan posisinya. Selain karena Melody tiba-tiba datang ke kantor, milik Hoseok yang sedang mengeras di bawah sana--karena sudah normalnya secara biologis benda itu akan ereksi pada pagi hari--bergesekkan dengan miliknya, membuat Vee kalang kabut ingin segera melepaskan diri.

Sekuat mungkin ia berusaha melepas diri dari Hoseok, tapi semakin kuat ia menjauhkan tubuhnya dari Hoseok, semakin erat Hoseok memeluknya. Dan bahkan laki-laki itu kembali menggesek bagian bawahnya, membuat gerakan terlalu intim yang membuat Vee menahan napas.

Masih berusaha lepas dari rengkuhan Hoseok, Vee menoleh ke arah Melody yang duduk persis membelakangi Vee dan Hoseok. Tidak ada kata apapun lagi selain sapaan pagi yang tadi ia lontarkan dengan santai. Rekan kerjanya itu sudah fokus mengerjakan pekerjaannya yang pasti juga akan dipresentasikan nanti siang bersama dengan dirinya.

Bukan hal baru melihat karyawan departemen analisa data datang pada jam-jam tak biasa. Begitu lah perusahannya, beberapa peraturannya sangat unik dan mempermudah para pekerjanya. Jadi pemandangan seperti Melody datang subuh-subuh buta bukan hal baru bagi Vee.

Tapi masalahnya adalah posisi Vee dan Hoseok yang kelewat intim meski biasanya mereka juga pangku-pangkuan. Tapi itu dulu. Sebelum Vee menikah. Sebelum Vee tahu Melody mencium suaminya. Dan sebelum Melody tahu jika Vee adalah istri teman lamanya. Plus, model pangku-pangkuan Vee dan Hoseok tidak seintim ini. Tidak saling berhadapan, melainkan saling membelakangi layaknya teman bermain biasa.

Coba Melody mengatakan satu hal seperti menyindir atau menyapanya menggunakan marga milik suaminya agar terdengar seperti sindirian, Vee akan merasa lega. Tapi gadis berambut hitam panjang yang suka menggerai rambutnya dengan rapi itu tetap memanggil marga aslinya. Dan sama sekali tidak terganggu dengan pemandangan yang ada di belakangnya. Melody benar-benar terlihat santai seperti dia tidak pernah tahu jika Vee sudah bersuami. Hal itu malah membuat Vee tidak enak. 

Maka itu, tangan Vee mendarat keras di kepala Hoseok agar pria itu bangun dan melepaskannya.

"Auw!!! Kenapa kau memukulku? Sakit, Kim!"

NEW NEIGHBOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang