Sweet Talk

1.1K 157 50
                                    

Warn! Cringey af.



.

"Sempat pulang, tidak?"

Daniel menggeleng, "Aku langsung ke sini karena takut kau menunggu lama." jawabnya ringan.

Sambil mengulas senyum lebar, ia menghampiri Jihoon yang sudah mengamankan lahan bermain untuk mereka. Beberapa board game sudah tersedia di hadapan pemuda manis itu.

Begitu sudah dekat, tanpa aba-aba, pria Kang itu meraih tengkuk Jihoon dan mengecup bibirnya sekejap, membuat Jihoon menegang terkejut. Ia memukul bahu Daniel dengan mata yang bergulir panik ke sekitar, "Banyak orang." desisnya, meski tidak melihat ada satu pun yang memperhatikan mereka.

"Hehehehe. Aku tidak tahan, kau manis sekali hari ini."

Jihoon tidak bisa berkata-kata.

"Sudah pesan sesuatu? Minuman atau camilan?" Daniel bertanya setelah duduk berselonjor di hadapan Jihoon yang bersila. Tangannya mengambil rubik 5x5 yang tergeletak begitu saja di antara kotak berisi UNO stacko dan board Power Grid.

"Aku sudah memesan minuman." jawab Jihoon yang sudah mulai fokus membaca petunjuk memainkan 7 Wonders Duel, "Untukmu belum, karena kupikir hyung masih lama datang."

"Oke."

Daniel beranjak sebentar untuk memesan kopi untuk dirinya sendiri, dan cake untuk mereka berdua. Begitu kembali, Jihoon masih serius memahami petunjuk bermain dan Daniel hanya diam memandanginya sambil tersenyum-senyum.

Daniel tidak berbohong ketika ia bilang Jihoon terlihat manis sekali hari ini. Tapi Jihoon yang sedang menunduk serius benar-benar tidak ada tandingannya.

Lihat garis hidung itu.

Lihat bulu mata lentik itu.

Ah, Daniel terkadang masih tidak percaya orang seindah ini adalah miliknya.

Bibir Jihoon bergerak merapalkan kata-kata yang ia baca, dan Daniel sempat tenggelam dengan pikirannya sendiri sebelum bersuara, "Jihoon-ah, aku sedang berpikir..."

"Mm."

"Kenapa kita tidak tinggal bersama saja?"

Jihoon tersenyum kecil dan beralih menatap Daniel. Ia meletakkan buku manual yang dibacanya tadi dan mulai membongkar board game 7 Wonders itu di antara dirinya dan Daniel, "Haruskah?"

Daniel menekuk salah satu kakinya dan menegakkan punggung dengan otomatis, "Sebentar, apa ini artinya tidak ada penolakan?"

Senyum Jihoon masih di sana, tapi ia tidak menanggapi lagi pertanyaan Daniel dan malah menjelaskan apa yang ia pahami dari hasil bacaannya sesaat yang lalu.

Mereka langsung memulai putaran pertama permainan duel itu setelahnya, menggunakan seluruh pikiran dan perhatian pada strategi yang harus mereka gunakan, sehingga tidak ada lagi bahasan tentang 'tinggal bersama' selama satu jam berikutnya. Cukup ajaib bagaimana Daniel bahkan bisa melupakan bahasan itu di tengah-tengah game.

Permainan 7 Wonders dimenangkan oleh Daniel, dan Jihoon dengan kesal menyarankan untuk bermain ular-tangga saja supaya tidak perlu berpikir keras.

Daniel terkekeh gemas dan dengan tidak sadar diri membaringkan tubuhnya di atas lantai dalam posisi tengkurap. Ia mengambil dua bidak ular-tangga dan memasukkan dua dadu ke dalam pengocoknya, untuk kemudian ia berikan pada Jihoon.

"Jihoonie mulai duluan." katanya sambil nyengir lebar.

Jihoon mendengus geli tapi menuruti instruksi Daniel untuk memulai game.

Sweet Gestures [NielWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang