Part 58 - Sick 02

279 8 1
                                    


"Halo, selamat pagi pak. Tolong segera emailkan data report pembelian material bulan kemarin, beserta report pemakaian materialnya. Saya tunggu segera"

"......."

"Sekarang sudah tengah bulan, seharusnya seluruh report dan laporan bulan lalu sudah dikerjakan pak. Saya tunggu hingga jam makan siang, apabila bapak tidak dapat mengirimkan via email, maka silahkan berikan surat pengunduran diri bapak ke bagian personalia."

Tuuttt....


Pagi yang cerah seharusnya dapat dinikmati sambil meminum segelas hot chocolate dan sandwich sebagai sarapan pagi sambil menikmati pemandangan kota yang indah. Namun bukan itu yang Keyzia rasakan pagi ini. Saat ini ia masih dirawat dirumah sakit, dengan selang infus yang masih berada di tangan kirinya, dan laptop beserta berkas-berkas data dihadapannya. Jonathan, ayah tercintanya sedang duduk santai di samping tempat tidur Keyzia sambil menikmati kopinya, dan ada pula Anna, asisten Jonathan yang sibuk membantu Keyzia memeriksa laporan.

"Semenjak menikah kinerja kerja kamu menurun." ucap Jonathan sambil memperhatikan sebuah laporan ditangannya. "Jangan jadikan pekerjaan istri sebagai alasan kemunduran kinerja kerja kamu." ucap Jonathan kembali, sementara Keyzia masih fokus pada kerjaannya, mencoba untuk abaikan perkataan ayahnya. "Laporan nilai disekolah kamu juga menurun, sepertinya peringkat number one-mu akan tergeser menjadi loser." sambung Jonathan sambil menatap Keyzia, menanti jawaban dari anak perempuan kepercayaannya di perusahaan. Merasa kalau ayahnya sedang menunggu jawaban, Keyzia pun berhenti dari pekerjaannya dan mencoba berpikir jawaban apa yang tepat untuk dikatakan kepada ayahnya.

"Maaf pah, Keyzia uda kecewain papah." jawab Keyzia pelan, merasa bersalah namun tidak tahu bagaimana memperbaikinya, apalagi kesehatannya sedang tidak fit. "Bukan masalah kamu mengecewakan saya, tapi ini masalah kreadibilitas kamu sebagai seorang anak keturunan Adiputra. Ingatlah, kita harus selalu menjadi number one, jangan sampai menjadi loser. Keadaan kamu disini saja sudah menunjukan tanda-tanda seorang loser. Sakit? berarti kamu tidak dapat bertanggung jawab untuk diri kamu sendiri. Jika kamu tidak dapat bertanggung jawab untuk diri kamu sendiri, bagaimana kamu dapat bertanggung jawab untuk hidup orang lain? Para pekerja yang kamu pekerjakan pun membutuhkan tanggung jawabmu untuk kelangsungan hidupnya." ucap Jonathan yang terus menasihati Keyzia, tanpa memperdulikan keadaan Keyzia yang sedang lemah.

"Pagi pah" terdengar sapaan dari belakang Jonathan, membuatnya agak kaget namun masih terlihat tenang dan dingin. "Kamu tidak sekolah?" tanya Jonathan kembali. "Udah pulang pah, tadi ada rapat guru" jawab Melvan sambil menaruh tasnya di sofa. "Maaf pah, Keyzia masih sakit dan butuh istirahat, apakah pekerjaannya tidak bisa ditunda sampai Keyzia sembuh?" tanya Melvan yang tidak terima atas perlakuan Jonathan kepada Keyzia. "Tanggung jawab tetaplah tanggung jawab, tidak perduli sakit ataupun sekarat, harus tetap dijalankan." ucap Jonathan dingin. "Kalau gitu biar Melvan yang bantu selesaikan, karena Keyzia masih butuh istirahat." jawab Melvan sambil mengambil alih laptop dihadapan Keyzia, ia pindahkan ke sofa beserta seluruh berkas-berkasnya. "Ga usah Van, aku masih sanggup" ucap Keyzia sambil memegang lengan Melvan, mencegah untuk tidak membantunya. "Dokter bilang kan kamu harus benar-benar istirahat. Aku ga mau kamu tambah sakit. Istirahat, biar aku yang beresin semuanya." ucap Melvan tegas, tidak mau Keyzia berkerja disaat masih sakit. "Hmm... Seorang pria sejati harus menjaga wibawanya didepan istri. Tunduk dan selalu mengalah pada istri bukanlah pria sejati. Biarkan dia melakukan dan menyelesaikan tanggung jawabnya" ucap Jonathan menasihati Melvan. " Tunduk dan mengalah itu beda sama tanggung jawab dan menghormati, pah. Sebagai seorang suami, sudah tanggung jawab Melvan untuk menjaga dan menyayangi Keyzia, istri Melvan, dan sudah jadi tanggung jawab Melvan juga untuk memastikan Keyzia selalu sehat dan bahagia. Keyzia sekarang dirawat, itu kegagalan pertama Melvan sebagai suami, gagal menjaga dan kasih perhatian sama istri. Tapi Melvan ga mau gagal untuk kedua kalinya, Melvan ga akan biarin Keyzia sakit lagi pah." jawab Melvan sesantai mungkin, mencoba untuk menekan amarah dalam dirinya.

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang