"Makasih fotonya." kataku sedikit ketus.
"Makasih juga hotspotnya."
Tidak mau berlama-lama lagi aku segera berjalan masuk hotel. Namun Bili mencegahku, "Tunggu, Dila!"
"Apa lagi?"
"Besok kamu ikut aku ya!"
"Kemana?"
"Pokoknya harus ikut."
"Gak mau!" ucapku seraya pergi.
"Pokoknya besok kamu harus ikut bersamaku."
Apa-apaan sih pake teriak segala.
Aku yang merasa malu dengan tingkah Bili barusan, memilih lari.
Bug
Tubuhku menghantam tubuh seseorang.
"La!"
Aku mendongak menatap pemilik tubuh itu.
"Eh, Ion."
"Ngapain lo lari-lari, Dil?" tanya Reza.
Aku jadi salah tingkah sendiri, sebab Arion gak hanya dengan Reza. Ada Rafa juga Nio yang berdiri mematung menatapku.
"Gapapa, mau buru-buru ke kamar aja."
"Tadi katanya cuma sebentar, kok baru mau balik."
Oh iya tadi aku emang bilang gitu ke Arion.
"Barusan beli sesuatu."
"Beli apa? Kok gak ada yang dibawa."
Bersamaan dengan ucapan Arion, Rafa bertanya, "Sendiri?"
Kesempatan untuk tidak menjawab pertanyaan Arion.
"Iyalah sendiri. Kalian mau kemana?"
"Mau nongki, ikut yuk!" Nio menjawab.
"Enggak deh makasih. Aku duluan ya." dengan memberikan senyum aku akhiri pembicaraan di ambang pintu masuk hotel.
"Eh, Dil!" Suara lantang Reza menghentikan langkahku. Seketika aku berbalik badan.
"Apa?"
"Ehm aku ...." ucapannya menggantung lama, membuat Arion menyahut, "Lo mau ngomong apa?"
"Ditungguin Dila, bego!" Nio menimpuk Reza.
"Nanti gue kirimin pesan aja deh."
"Gimana sih." sambil menggeleng-gelengkan kepala aku melanjutkan jalan.
Sepertinya aku tahu apa yang akan Reza sampaikan.
Setibanya dikamar aku mendapati Riza, Dinda dan Sherly tengah asik dengan ponsel masing-masing.
"Darimana aja, La? Lama banget." aku paham Riza sedang mengejekku. Terlihat dari senyumnya yang sengaja dibuat-buat.
Tak menjawab pertanyaan itu, aku justru merebahkan tubuh diatas ranjang. Sembari menatap langit-langit kamar aku bertanya pada mereka, "Kira-kira sebenarnya dia siapa ya?" sesaat tak ada yang menyahut.
"Dia siapa? Yang mana?" Sherly mendekatkan dirinya padaku, bertanya seolah sedang mengintrogasi.
"Kamu ngomongin siapa?" Dinda yang awalnya duduk dilantai ikut naik ke ranjang.
Masih duduk dilantai, Riza bicara, "Kalian inget laki-laki dewasa yang tadi naik kapal bareng kita?"
Sambil membenarkan posisi duduknya Dinda balik bertanya, "Waktu ke pulau penyu tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bias Senja
Novela JuvenilAku yang suka menatap langit barat kala malam akan tiba, dikejutkan oleh seorang lelaki dewasa yang mengajakku bicara perihal senja. Bili, begitulah dia menyebutkan namanya. Orang asing yang kemudian setiap harinya tak lupa mengirimkan tangkapan kam...