chapter 16

16 4 7
                                    

Hari demi hari mulai berlalu, tak terasa sekarang sudah dua minggu tepat dimana setelah orangtua diaz atau om dan tantenya naura datang ke indonesia. Dan sekarang adalah hari dimana diaz dan tami akan bertunangan...

Mengikat lebih serius hubungan mereka...
Acara ini diadakan di sebuah hotel ternama tepatnya di outdoor yaitu rooftop hotel tersebut.

Tak banyak orang yang menghadiri hanya rekan kerja orang tua mereka, keluarga tami dan keluarga besar aldebaran. Dan tak lupa juga para sahabat dan teman teman mereka.

Coba lihat sekarang aura bahagia terlihat sangat terpancar dari pasangan itu. Seakan akan tak ada rasa ragu lagi diantara mereka untuk menjadikan satu sama lain pasangan hingga akhir hayat nanti.

"Sekarang kalian pasangkan cincin ini dengan bergantian." Ujar tante naura atau ibu diaz.

Akhirnya diaz memakaikan cincin yang memang terlihat sederhana tapi sangat indah bila dipakai tami di jari manisnya.

Dan tami pun sebaliknya sama melakukan apa yang dilakukan oleh diaz.

Suara gemuruh tepuk tangan pun sangat meriah terdengar dan akhirnya diaz mencium singkat dahi tami lalu memeluknya erat seakan menyalurkan rasa bahagia yang sangat haqiqi. Bayangkan saja ternyata perjuangan mereka selama 2 tahun ini tak sia sia. Dan membuahkan hasil yang sangat mengharukan hati.

Akhirnya acara dilanjutkan dengan makan makan. Tamu dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan di hotel ini.

"Selamatt yahh buat kalian berdua, ternyata hubungan 2 tahun kalian tanpa status gak sia sia yah. Dan rencananya gw sama silvi bakal nyusul kayak kalian." Ujar davin sambil menunjukkan deretan giginya yang putih.

"Etttt bukan kalian ajah yang mau nyusul, tapi gw sama naura juga mau nyusul." Ujar adit dengan tampang polosnya.

"Apaan dihh gak jelas banget siapa coba yang mau tunangan sama lo?" Sahut naura sambil menunjukkan tampang geramnya.

"Oke lo gak bakal jadi tunangan gw, tapi langsung jadi istri gw." Ujar adit tak kalah geram dan yang mendengarnya hanya bisa terkekeh melihat pasangan yang dingin seperti ini.

"Serah lu ajah deh semerdeka idup lo." Ucap naura sambil meninggalkan yang lainnya dan mencari tempat lebih sepi untuk menikmati sunset di atas rooftop ini.

"Mau kemana?" Ujar adit sambil mensejajarkan langkahnya dengan naura.

"Pergi." Satu kata yang membuat adit tak bertanya tanya lagi dan langsung saja mengikuti kemana kaki naura melangkah.

Akhirnya setelah mereka berdua menjauhi kerumunan orang orang sekarang saatnya melihat sunset yang sangat indah inilah senja yang naura sukai, ia lebih menyukai senja dibandingkan pelangi.

Karena menurutnya walaupun senja dan pelangi sama sama indah tapi ada satu alasan yang membuatnya lebih memilih senja yaitu, senja datang disaat sore hari dan selalu menyempatkan muncul dilangit sebelum matahari berganti dengan bulan, tapi jika pelangi ia hanya datang sesaat dan membuat takjub banyak pasang mata yang melihatnya tapi entah kapan ia akan datang dan muncul kembali menghiasi langit.

"Nau, apa lo udah suka ke gw?" Tanya adit setelah mereka menikmati sunset dengan duduk di sebuah kursi panjang.

"Entah." Satu kata yang membuat hati adit tertegun mendengarnya.

"Kenapa? Apa gw masih belum jadi seseorang yang special hati lo?" Tanya adit lagi.

"Bukan gitu dit, gw udah suka sama lo, tapi gw belum yakin sama perasaan ini." Ujar naura dengan lirih.

"Ya udah gw gak maksa kok, mungkin lo butuh waktu lagi." Sahut adit dengan sendu.

Akhirnya adit mengacak gemas puncak kepala naura dan memeluknya erat. Naura berpikir apakah ia sudah membuka hatinya kembali?apakah sosok yang ia tunggu akan kembali lagi?? Banyak keraguan dan kekhawatiran dihatinya.

Senja Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang