7- Persiapan WJC

314 20 2
                                    

"Ta, aku nggak tau apa saja yang ada dipikiran mu dulu. Aku nggak tau apa yang buat kamu begini. Tapi, bisakah kita lupain semua itu?" Kevin kembali bersuara dengan nada penuh putus asa. Aku tahu laki-laki itu sudah lelah terus-menerus seperti ini.

Aku menggeleng, "Nggak ada yang peru lo tau Vin, semuanya udah berlalu. Gue udah sampai di sini, dan lo juga begitu. Nggak usah balik lagi ngebahas itu. Gue capek"

"Tapi aku nggak bisa kita begini terus Ta" jawab Kevin lagi

Apa yang laki-laki ini inginkan lagi? Aku sudah cukup lelah untuk terus berdamai dan berjuang untuk sampai di titik ini. Kehadirannya sekarang hanya bisa membuat aku terus mengenang segalanya. Bahkan alam pikiran ku seolah terus saja memutar kembali segala memori-memori ku bersama dia.

2013

"Vin, koh Rudi serius nyuruh kita ke sini jam segini? Ini masih pagi, yang lain aja belum kelihatan latihan" Tanya ku pada Kevin. Bagaimana tidak, laki-laki yang sekarang sudah menajadi pacar ku ini tiba-tiba saja menelpon ku jam 5 pagi untuk siap-siap latihan fisik, sedangkan yang aku tau latihan fisik biasanya sekitaran jam setengah 7

"Koh Rudi bilanh kita harus nambah latihan, kan mau WJC" jawabnya sembari menarik ku untuk mulai berlari mengelilingi lapangan.

"Terus beliau di mana sekarang?" tanya ku sembari berlari

"Nggak ada, aku cuman mau ngajak kamu lari doang sih sebenarnya"

Aku mengerutkan kening ku sebentar, lalu setelahnya tersenyum. Laki-laki yang tengah berlari di samping ku ini kenapa selalu mampu membuat aku tersenyum.

Kevin menatap ku sekilas, "Kok senyum? Bahagia bisa lari bareng pacar gini?" godanya

Blush.. Bisa ku pastikan sekarang pipi ku memerah, apa laki-laki di sampingku ini mempunyai kemampuan membaca pikiran orang?
"Sama kok, aku juga seneng Ta" sahutnya lagi sembari menambah kecepatan langkahnya sehingga membuat ku sedikit ketinggalan.

Aku berhenti sejenak, tersenyum semakin lebar, lalu setelahnya ku coba mengejar laju laki-laki itu.

**

"Ca.. Pek, huhh" keluh ku

"Minum, tapi pelan-pelan" ucap Kevin sembari menyodorkan sebotol minuman penambah ion kepada ku.

Kami berdua sedang ada di arena latihan. Baik aku dan Kevin sudah berlatih selama kurang lebih 3 jam, dan di sinilah kami berdua, duduk dengan badan penuh keringat sembari mengumpulkan shuttlecock untuk disusun rapi kembali.

"Gila, Koh Rudi nggak main-main nambah latihannya"

Kevin hanya tersenyum, sembari menyusun shuttlecock untuk dimasukman ke dalam box

"WJC kan tinggal sebulan lagi, sayang"

Aku menghentikan sejenak aktivitas ku menyusun shuttlecock. Mencermati baik-baik kata demi kata yang keluar dari mulut laki-laki yang tengah duduk di samping ku ini. Sayang? Apa aku tidak salah dengar? Kevin memanggil ku dengan sebutan "sayang"?

"Vin, didenger orang nanti" bisik ku. Aku memang tidak terlalu ingin jika hubungan ku dengan Kevin diketahui banyak orang. Walaupun beberapa di atara mereka sudah mulai curiga. Aku hanya menceritakannya ke kak Pia saja, dan Kevin juga tidak terlalu memusingkan untuk hubungan kami harus diketahui orang-orang.

"Ya biarin sih, kan sayangnya sama pacar sendiri" ucapnya dengan santai. Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana, disatu sisi aku bahagia di sisi yang lain aku juga takut hubungan ku dengan Kevin terlalu diketahui banyak orang. Bukan tanpa alasan aku seperti itu, hanya saja aku tidak terlalu nyaman jika hubungan ku terlalu dilihat oleh banyak orang.

Love, patience and pain (kevin sanjaya fanfic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang