⭐⭐⭐Rania mengusap keningnya sendiri, setelah berpikir selama beberapa detik akhirnya ia memutuskan untuk tidak pergi ke rumah Renjun. Dia berpikir mungkin Bela tengah menjebaknya agar mau bekerja di rumah kekasih anehnya itu.
"Gue harus buru-buru balik, Vin! Bye!" Rania berlari dengan sepatu tingginya itu. Sepatu yang sudah waktunya dibuang.
Sesekali Rania menoleh ke belakang, saat melihat mobil Kevin menjauh ia pun mencoba berhenti dan mengusap wajahnya kasar. Ia melepas sepatunya dan berjalan dengan telanjang kaki.
Berat sekali rasanya ia hidup seperti ini. Sendirian tanpa keluarga di dunia yang kejam padanya. Di mana ia hidup tanpa orang tua sejak kecil.
Ia lalu teringat, masa lalunya di panti asuhan bersama teman-temannya. Tak begitu jelas semua memori itu, namun yang Rania ingat mereka begitu bahagia sampai entah kenapa mereka berpisah.
⭐⭐⭐
Tidak seperti biasanya, jalan menuju kost nya begitu ramai dengan orang. Kemudian terdengar suara sirine, Rania pun menoleh. Sebuah mobil ambulan mengarah ke halaman kostnya. Saat semakin dekat Rania melihat kerumunan warga, dan salah satu pintu kamar kost diberi garis polisi.
"Ada apa nih?" gumam Rania.
Tidak lama terlihat petugas membawa sekantung mayat keluar dari kamar kost. Reflek ia membungkam mulutnya sendiri melihat itu.
"Serem banget ya bu, di kostan khusus putri aja ada pembunuhan."
"Katanya udah lebih dari tiga hari ya? Udah busuk itu mah."
"Kok bisa ya? Padahal katanya nggak ada yang liat orang lain masuk."
"Padahal ada cctv kan ya? Harusnya bisa dilihat tuh dari cctv."
Rania mendengarkan desas desus dari mulut warga sekitar. Ternyata terjadi pembunuhan di kostannya. Seketika ia bergidik ngeri, di mana ia bisa menemukan tempat aman jika di kostan yang ramai saja bisa terjadi pembunuhan. Benar kata bunda Helena, dunia ini terlalu jahat untuk anak-anak baik.
Masalah CCTV, Rania tahu ada titik buta di kost tersebut. Rania kemarin membawa lelaki yang pingsan melalui titik buta dari pantauan agar tidak dimarahi. Tapi jika pembunuh itu tahu titik butanya apa tidak mencurigakan? Antara sering datang atau terlalu pintar.
__________________________
⏪⏪⏪
Anak laki-laki itu terdiam mengamati kedua orang asing di hadapannya. Senyuman mereka bahkan terlihat tidak tulus, entah mengapa di hati kecilnya ia merasa seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Fear | Renjun✔
Fanfiction❝Kenapa harus kamu, perempuan yang pernah berbagi rahim denganku❞ -Renjun. Ini tentang si pelukis berdarah. Yang punya sejuta misteri mengerikan dan masa lalu kelam. Usia ke-21 tahun, di mana seharusnya ia mati, justru dia bertemu dengan perempuan y...