Kasih.. Ketahuilah..
Kalaupun ada hari terburuk dalam hidupku, itu karna ketidak hadiran dirimu. Berkali-kali aku telah mencoba membiasakan diri tanpa hadirmu, tapi tetap saja namamu yang terpaku dalam hatiku.
Entah, apa yang membuatmu sangat lekat dalam hatiku, hingga aku tak mampu menghapus satu bagian pun dari dirimu atas diriku. Aku hanya dapat menangis sejadi-jadinya, mungkin, jika suatu saat kepergianmu menjadi nyata di depan mataku.
Kasih, kau tau merindu adalah hal berat yang mungkin dapat aku lalui. Tapi rindu yang disatukan dengan kepergianmu mungkin akan menjadi rindu yang paling berat dari jajaran rindu terberatku selama ini. Aku tak cukup mengerti bagaimana alam mengatur semuanya.
Aku dan kamu bertemu dalam satu waktu dengan maksud untuk saling ajar. Aku mengajarkanmu soal ketulusan, kamu mengajarkanku soal ketabahan. Suatu waktu kita pasti akan berubah, entah akan menjadi semakin indah atau justru malah luluh lantah. Intinya, yang aku inginkan saat ini adalah rindumu. Itu saja, tak ada lagi.
Namun, kalau pun ada, pasti ialah : --Kehadiranmu.
Salam rindu,
Afifah Azzahra
Depok, 13 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter I
RandomAlih-alih menyumbang kata sambil meluruhkan rasa. Tulisan ini dirangkai tak serta merta atas perasaanku sendiri, tapi juga untuk sesekali meredakan gundahnya hatimu, setelah ditinggal pergi. Hastag #penaafifah #goresanafifah