"Kak Youn!"
Oh. Seungyoun tahu. Ini sepupu SMA Seungwoo yang meneriakkan namanya. Son Dongpyo.
"Halo, Dongpyo."
"Dohyonnya ada, kak?"
"Dohyon tidak ke sini akhir-akhir ini," Seungyoun melihat ke arah luar rumahnya, "mana kak Woo?"
"Masih di dalam, malas dia bangun."
Seungyoun melihat jam tangannya. Sinting. Jam tujuh malam, kenapa orang tua itu masih tertidur?
"Kakakmu sakit?"
Dongpyo yang mengantar baki makanan dan Seungyoun ke kamar Seungwoo menggeleng, "Sepertinya belum. Tapi tadi siang kakak pingsan."
Ya itu sakit, Seungyoun ingin mengumpat.
"Kakak rawat kak Woo, ya? Dongpyo main ke luar sana."
"Ini malam, kak. Masa aku keluar?"
"Lho, tidak punya pacar?"
Dongpyo mengerling, "Punya, memangnya kak Youn dan kak Woo?"
Seungyoun tersenyum, dia menahan diri agar tidak melempar alas sandal tidurnya kepada remaja SMA yang baru saja pergi ke luar. Mungkin dia mau jajan di taman atau pergi dengan pacar.
Ngomong-ngomong, Seungyoun memang tidak punya pacar, kan? Dia terpikirkan hal itu sepanjang waktu.
"Kak."
"Masuk."
Kamar Seungwoo rapi. Apa orang itu sedang membersihkan kamar sebelum tumbang?
"Sakit lagi?"
"Sehabis ujian tadi, ya. Kepalaku berputar."
"Berapa derajat?" Seungyoun sedang menguras kompres air hangat untuk Seungwoo.
"270 derajat sepertinya," jawab Seungwoo sekenanya.
"Sudah kubilang jangan memaksa."
Seungwoo tersenyum. Dia jadi rindu ibunya, ayah dan kakaknya juga. Dia rindu pulang ke rumah.
"Aku jadi rindu rumah karenamu, Seung."
"Wah, kenapa?"
"Aku mau mengajakmu ke rumah, mau?"
"Rumahmu jauh, kau merantau ke sini. Sedang kita tidak bisa meninggalkan studi."
"Kau tidak perlu meninggalkan studi, bodoh."
Seungyoun berkerut, "Kapan kita akan pergi?"
"Akhir tahun? Oh aku tidak ingin membayangkan tahun baru bersamamu dan keluargaku. Kau mungkin menyebutku bayi setelah itu."
"Haha, memang bayi."
"Tidak ada bayi yang membuat Cho Seungyoun jatuh cinta."
Seungyoun memerah. Setelah memasang dengan benar kompresnya, ia meletakkan kepala di bantal. Menahan wajah merahnya susah sekali. Dia ingin mengecat wajahnya sekarang juga, entahlah mungkin hijau atau oranye pilihan yang bagus.
"Dongpyo ke mana, Youn?"
"Tidak tahu," Seungyoun masih sibuk memperhatikan langit-langit, "mungkin kencan dengan pacarnya."
"Oh, Donghyun?"
"Tidak tahu juga. Memang itu namanya?"
"Donghyun anak yang baik, kenapa dia mau menjadi kekasih Dongpyo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecapi dan Sendawa Malam. [✔]
FanficMalam-malam bocah-bocah bukan tidur tapi main kecapi. Aku kira aku berhasil tapi aku bukan itu, aku gagal meresapi. ©yellow-postitgirl 2019