03

1.1K 106 3
                                    

Jimin menghela napas lelah, sedari tadi dia membantu bibi Lee untuk menjual kuenya. Begitu banyak pelanggan yang datang hari ini membuat Jimin turut membantu bibi Lee.

"Jimin, ini sudah malam. Kamu istirahatlah" ucap bibi Lee

"Tidak, aku akan istirahat setelah kedai tutup" Bibi Lee menepuk puncak kepala Jimin memberikan afeksi kenyaman bagi pemuda bermarga Park tersebut.

"Baiklah, bibi harus mencuci perabotan dulu" Jimin tersenyum kemudian bibi Lee lantas pergi dari sana.

Jimin duduk di belakang meja etalase, memandang satu per satu kue buatan bibinya.
Aktifitasnya terhenti saat mendengar bunyi lonceng tanda ada seseorang yang masuk.

"Permisi, aku ingin membeli kue black forest apakah masih ada?" suara berat menginterupsi Jimin, membuat Jimin sontak berdiri untuk melihat siapa pembelinya dan sontak membuat Jimin melotot.

"Taehyung?"

"Jimin?" beo Taehyung total blank "Jadi kamu penjual kue disini?" tanyanya yang mana membuat Jimin mengangguk.

"Wah, ibuku sering membeli kue disini ternyata itu buatanmu?" pekik Taehyung.

"Tidak, bukan aku yang membuatnya. Tapi bibiku" Taehyung bergumam sebagai jawaban.

"Kamu ingin pesan apa?" Tanya Jimin kembali.

"Ah ya aku pesan kue black forest dengan toping cerry yang banyak ya" ucap Taehyung, "Ah satu lagi, aku ingin cup cake rasa cokelat ya, yang ini aku makan disini" sambungnya.

"Tapi kedai akan tutup Taehyung"

"Ah begitu ya?" gumam Taehyung, menampilkan wajah sedih membuat Jimin geli sendiri.

"Baiklah, kamu bisa makan disini" mendengar penuturan Jimin sontak membuat Taehyung memekik senang. Lalu membayar semua pesanannya dan langsung duduk di kursi paling pojok

Selang beberapa menit akhirnya Jimin membawa pesanan Taehyung, Taehyung yang melihat itu sontak memekik senang sebab apa yang di tunggu sudah tersaji tepat di depan matanya.

"Woah, enak sekali" Taehyung dengan antusias menyendok potongan cup cake dan memasukkan ke dalam mulutnya. Mengabaikan Jimin yang sedari tadi hanya berdiri sambil menatap heran dirinya.

"Ayo duduk. Temani aku" Jimin tersentak, namun dirinya dengan refleks langsung duduk di hadapan Taehyung sambil menumpu wajahnya dengan kedua tangan, sibuk memperhatikan Taehyung yang masih antusias mengunyah cup cakenya.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Jimin tersentak kaget lalu memalingkan wajahnya kikuk sebab ketahuan sedang memperhatikan Taehyung di depannya.

"Tidak" balas Jimin cepat membuat Taehyung memicingkan matanya heran.

Taehyung kembali melanjutkan acara makannya, Jimin hanya bisa terdiam sambil merutuki dirinya yang sangat bodoh.

"Jimin?"

Jimin menoleh saat Taehyung memanggilnya "Iya?" balasnya.

"Kamu tinggal disini bersama siapa?" Taehyung tidak tau apa yag terjadi pada dirinya, bibirnya secara spontan menanyakan hal tersebut.

Jimin tampak terdiam, "Baiklah lupakan saja" sambung Taehyung cepat setelah mengetahui perubahan raut wajah Jimin didepannya.

"Aku hanya tinggal bersama bibiku saja" balas Jimin.

Taehyung sontak menoleh ke arah Jimin lagi, "Hanya berdua?" tanyanya lagi.

"Iya begitulah" jawab Jimin.

"Kenapa?" Taehyung penasaran.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa hanya berdua, kemana orang tuamu?"

A Memory (VMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang