2

11K 333 5
                                    


Dia itu nakal,
enggak pinter,
apa coba yang bisa dibanggain?
nilai penjas dia? hanya
karena dia bisa main basket? enggak juga.
Rasanya ingin menghempas
laki-laki itu menjauh
agar ia tidak bisa lagi datang
dan pergi dari hidupku.
Jiwa ku juga merasa
terbebani jika kedatangan dirinya
yang hanya bisa menyusahkan
hidupku saja. Dasar lelaki nakal
bermarga Hilmi.

Keyra menatap lawannya, yang berada di hadapannya saat ini. "Terus habis ini gimana?" tanyanya. Merasa dirinya terabaikan Athalla pun berhasil membuat Keyra terbangun dari lamunannya. "WOY!" teriak Athalla spontan sambil memukul meja kayu yang ia tempati.

"Eh, iya habis itu lo masukin aja rumusnya yang tadi, terus ketemu deh jawabannya" ucap Keyra menjelaskan.

Bukannya, mengerjakan apa yang disuruh oleh Keyra. Athalla malah menyeret bukunya, mendekat kearah Keyra. "Tuh, lo yang kerjain aja. Gue pusing sama mtk" ucapnya santai, sambil berjalan keluar dari kelas.

yaps, suasana dikelas saat ini masih terbilang sangat sepi hanya ada kedua insan tersebut yaitu, Athalla dan Keyra. Namun, kini hanya ada Keyra seorang diri. Kalau saja, bukan karena nilai Athalla yang menurun dan disuruh oleh gurunya. Athalla tidak akan masuk pagi-pagi sekali hanya untuk, belajar bareng bersama Keyra. Orang yang sudah di cap dirinya sebagai, pengganggu.

Gadis berambut panjang sebahu bernama Keyra tidak ingin dirinya, membebaskan Athalla begitu saja karena, jika ia tidak bisa membuat Athalla nilainya diatas kkm. Gadis itu akan di minta-mintakan lagi oleh guru bidang studi matematikanya tersebut. Keyra pun berlari menuju Athalla agar dirinya itu tidak ketinggalan jejak dari cowok nakal tersebut.

Dan Keyra kini, berhasil mendahului Athalla dan menghadangnya dijalan. "Tunggu, lo harus kerjain sendiri remedial yang disuruh sama Bu Yola. Bukan malah gue" ucap Keyra.

Athalla mulai menatap sinis gadis yang berada di hadapannya saat ini, biasanya gadis-gadis lain akan takut dengan dirinya melainkan, Keyra dan tentunya Raisha orang yang selalu saja mencari cara agar dirinya bisa menjadi pacar Athalla. "Dengerin apa kata gue, lo harus ngerjain remedialnya atau nggak-" ucapan lelaki itu terputus ketika sang gadis mengangkat suara.

"Atau nggak apa? lo kira gue takut sama lo. Lo kira, gue ini pecundang kaya lo?" dua pertanyaan sudah menjadi ancaman bagi Athalla. Dirinya, tidak ingin ditantang oleh orang apalagi, diancam.

Dengan cepat, Athalla langsung mencekal tangan Keyra erat-erat agar gadis itu tak bisa kabur dari dirinya. Lalu, membawa gadis tersebut ke lapangan basket indoor sekolah. "Lo bilang gue pecundang tadi?" tanya Athalla dengan tampang sangarnya sekarang.

"Iya, terus kenapa?" tanya Keyra tanpa rasa takut sekalipun.

Bukannya, menjawab pertanyaan dari Keyra, Athalla malah sibuk mengambil bola basket dari dalam gudang yang berada di lapangan basket indoor sekolahnya tersebut.

Lelaki itu, pun langsung mendribble kan bola bewarna orange yang berada di tangannya lalu, memasukannya kedalam keranjang basket. "Maksud lo? mau pamer ke gue, kalo lo bisa main basket gitu?" tanya Keyra disambung dengan kedua tangannya yang menyilang di dada.

"Gue cuma mau buktiin kata-kata lo barusan aja" ucap Athalla santai sambil merapikan jambulnya yang ingin saja Keyra potong habis-habis sehingga,  rambutnya itu botak.

AthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang