Jeni gadis desa Yang perkerjaan sehari harinya adalah bertani membantu ibuya, karna ayah jeni sudah meninggal sewaktu jeni masih smp,
Seperti biasa pagi pagi sekali jeni sudah bangun untuk membantu ibunya masak di dapur,
Ibu, jeni memanggil ibunya
Kau sudah bangun nak
Sudah bu, ibu masak apa
Ibu lagi merebus singkong buat sarapan pagi ini, oya jeni tolong kamu antarkan sayuran kita ke pengepul nanti ya nak, sexalian kau ke pasar beli beras, gula Dan bawang sudah habis sambil menuangkan air rebusan singkong,
Setela memakan sarapanya jeni bergegas mengantar sayuran ke pengepul takut kalau kesiangan sayuran akan terllihat layu, setela itu jeni langsung kepasar guna membeli keperlua rumah sehari hari, jeni hanya tinggal berdua dengan ibunya, hari hari jeni lalui dngan rasa sukur Dan bahagia, walaupun dia tidak sebaik teman temenya Yang bisa melanjutkan sekolah ke jenjang Yang lebih tinggi,jeni selalu bersukur karna masih deberi ibu Yang begitu sangat menyayanginya, hari sudah beranjak siang, jeni menyusul ibunya di sawah, sambil membawa bekal makan siang untuk di santap bersama ibunya disawah,
ibu istrihat dulu sudah waktunya makan siang bu, jeni meletakkan ratang makan di pondiok sawah, ibunya masih sibuk membersihkan rumput liar di sawah.
jeni mengambil air di sumur utuk dimasak,
sesampay jeni di pondok ibunya sudah membersihkan badanya lalu mulay membuka bekal makan siang, sedangkan jeni masak air untuk membuat teh untuk ibunya, ibunya melihat jeni ibah,
Jeni maafkan ibu nak ibu tidak bisa mengabulkan cita citamu nak, sambil menangis,
Ibu bicara apa jeni sudah bahagia hidup bersama ibu, walaupun jeni tidak bisa melanjutkan sekolah jeni tp jeni slalu bersukur dngan adanya ibu, lagipula jeni tidak mau jauh jau dari ibu, jeni ketika smp punya cita cita untuk menjadi bidan, tp cita cita hanya tinggal cita cita semenjak ayahnya meningal jeni harus mengubur mimpi itu, karna keadaan ekonominya jadi tidak bisa menggapay mimmpinya, hari sudah sore jeni masih membersihkan rumput disawah dngan memakai peralatan lengkap, baju kaos longgar panjang serta celana kolor yang terbuat dari kain terigu segi tiga biru, yg nampak di bokongngya bila dia menunduk guna mencabut rumput, rambut di ikat kuncir kuda juga tidak lupa tudung kepala yg terbuat dari anyaman daun lontar,
Sedangkan di tempat yang lain ada pemudah yang sedang asik mengambil gambar alam bebas, tiba tiba mengarahkan kameranya kesatu tempat yg dimana ada jeni yg sedang asik mencabut rumput, pemuda itu melihat hasil jepretannya, lalu berguam,cantik alami, lalu dia mendekat ketempat jeni tanpa sadar jalan yg di lewatinya berlumpur dan berlubang, pemuda itu terperosak di pinggiran sawah dan terkena jebakan babi warga, jeni menoleh sebentar lalu dia melanjutkan pekerjaanya,
Jeni panggil ibu jeni, iya bu
Sudah soreh nak kita pulang, baik bu, sedangkan pemudah tadi masih berusaha untuk lepas dari jerat babi yg terperangkap di kakinya,
Ke esokan harinya pemudah itu kembali lagi ketempat dimana dia menemukan gadis desa yang menurutnya unik dan menarik, karna di jaman yang sudah canggih begini sangat jarang bisa menemukan gadis yang masih mau berkutat dngan lumpur dan sawah, biasanya gadis seusinya sedang asik berselancar di dunia Maya sambil tiduran dikamar dan bermalas malasan, atau pergi keluyuran ntah kemana dngan teman teman wanita sebayanya, tapi ini gadis desa satu ini malah sebaliknya, pemudah itu masih terus memperhatikan gadis desa tersebut, tapi tiba tiba jeni melihat ke arah dimana pemudah itu yang sedang mengambil gambarnya, hai kau sedang apa kau di situ, jeni berseru memanggil pemuda itu,
Pemudah itu berhenti dari aktipitas mengambil gambar jeni sejenak meliat jeni dan menyunggingkan seyum manisnya, lalu melanjutkan mengambil gambar, jeni melihat disekitarnya memperhatikan hal apa yg menarik untuk di potret pemudah itu, hinggalah dia tersadar dan menutup bokongnya apakah dia mengambil gambar bokongnya yang ada cetakan segitiga birunya, mata jeni mellotot lalu menggambil ancang ancang langkah seribu,, iiibuuuu ada orang aneh yang ngambil gambar segitiga, teriak jeni
Ibu jeni berlari meyampari anaknya sambil terjatuh dan ngos ngosan, ada apa jeni kenapa teriak teriak,
Ada orang aneh bu ,
Dimana
Di situ bu dia tersenyum lalu memotret bokong jeni,
Astaga anak ini apa kau ngelindur, mana ada orang yg mau memotret bokong segitiga itu jeni,diliat saja sangat tidak menarik segitiga biru, lagi pula kau memakay celanaya ke balik, itu segitiga birunya di depan, lagi pula itu celana ayahmu kenapa kau pakay terus, kn masih ada yag lain nak,,
Hehe iyakah bu celananya terbalik jeni melupakan sejenak pasal pemudah tadi,
Celana ayah enak ibu longgor dan menyerap peluh, jadi jeni bebas bergerak, tanpa mereka sadari pemudah td sudah berdiri di sisi pondok sambil terseyum,
Permisi ibu pemudah kota itu enyapa ibu jeni,
Na kan bu jeni bilang bener ini orang anehnya,
Hus jeni sembarangan ngomong,
Ini nak jeri keponakan juragan abu, juragan abu pengepul sayur bu
Iya, nak jeri ini sudah dua minggu di sini, dia memang suka memotret jeni, jeni hanya ber oh ria
Hai kenalkan saya jeri sambil mengulurkan tangannya, jeni balas jeni menyambut uluran tangan jeri,
Wow nama kita sama ya, ucap jeri
Apanya yang sama jelas jelas namanya beda jeni dan jeri, lagi pula saya perempuan dan kau laki laki
Ibu jeni menepok jidat astaga anak ini, maaf nak jeri Putri ibu memang begitu,
Tidak apa apa bu, maksut saya hampir mirip jeni,
Ooh
Ya sudah ibu saya permisi dulu mau melanjutkan pemotretan, tiba tiba jeni nyeletukPemotretan pemotretan si tapi gak ke segitiga biru juga x,
Apa kamu bicara sesuatu sergah jeri
Jeni gelagapan eeh tidak hehe lanjutkan pemotretannya tuan,
Jeri
Heem jeni mengangkat alisnya pura pura tak mengerti,
Jeri bukan tuan
Ohh. Ok jeri silakan di lanjutkan, sambil berlalu pergi guna melanjutkan nyabut rumputnya,Jeri bergumam, unik dan menarik.
TERTANDA NDESO 02.09.2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Cinta Di Lereng Selero,
RomanceTolong lepaskan aku dari kesakitan ini, aku tau aku hanya mainanmu, tapi aku begitu mencintaimu. *Jeni putri sanum* Dia nyawaku, tapi aku malu untuk mengakuinya, egoku terlalu mahal untuk itu, *jeri putra perkasa*