Tiny Little Bit Attack

5.9K 450 6
                                    

Hubungan Yoongi dengan adik-adiknya tak lagi canggung, keadaan rumah membaik seiring berjalannya waktu, dan Namjoon berusaha keras untuk menjadi suami sekaligus ayah yang baik bagi keluarganya. Belakangan ini juga ia bersama Seokjin sering menjalankan kewajiban mereka sebagai sepasang kekasih.

Malam Jumat biasa dihabiskan dengan menonton acara TV keluarga. Setiap orang sudah memiliki posisi masing-masing yang tidak bisa dirubah. Seokjin dan Namjoon berada di ujung pada ujung sofa bed, Taehyung berbaring dengan kepala berada di paha Jin dan kaki di paha Namjoon, sisanya berada di bawah menggunakan kasur lipat favorit keluarga Kim.

"Appa, kapan kau libur?" Tanya Taehyung. Namjoon yang sedang memijat kaki anak itu pun berhenti sejenak, "Appa bisa mengambil cuti kapanpun. Kenapa memangnya?" 

"Aku ingin liburan." Jawab Taehyung. Benar juga, sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka berlibur bersama. 

Masing-masing dari mereka menyarankan tempat untuk berlibur. Ada yang ingin ke pantai hingga ingin ke rumah halmeoni di Korea. 

"Benar! Sudah lama kita tidak bertemu halmeoni, Ayah, Appa." Sahut Hoseok semangat. Anak itu memang selalu semangat jika kembali ke Korea, seperti rumah sendiri katanya. Padahal sejak bayi, kelima anak itu berada di Amerika. Hanya sesekali ke Korea untuk mengunjungi orang tua Seokjin.

Benar, orang tua Seokjin tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Namjoon. Bahkan hingga sekarang masih terasa canggung diantara menantu dan mertua. Namjoon tidak menyalahkan mereka karena ia pun mengerti, Korea Selatan tidak melegalkan hubungan sesama jenis. Sedangkan keluarga Namjoon hampir selama ini berhubungan dengan orang dari berbagai belahan dunia menjadikan mereka lebih terbuka.

Meskipun demikian, orang tua Seokjin bisa menerima keberadaan cucu-cucunya. Mereka memperlakukan kelima anak itu sama seperti kebanyakan nenek dan kakek kepada cucu. Bahkan mereka selalu memanjakannya saat berkunjung ke Korea. Apalagi saat pertama mengetahui keadaan Taehyung, mereka menghilangkan pikiran buruk mengenai Seokjin dan Namjoon. Semuanya lebih baik dari sebelumnya. Seokjin sering kali bersyukur memiliki kelima anak itu. Hidupnya menjadi lebih baik di setiap harinya.

"Baiklah, Appa akan mengurus keberangkatan kita minggu depan."

"Yeay!" Sahut si kembar dan Jungkook. Hoseok hanya tersenyum mendengar sarannya diterima. Sedangkan Yoongi, anak itu tidak berekspresi sama sekali seperti biasa. Tetapi bisa dikatakan anak itu setuju karena tidak berkata apapun. Pernah suatu hari ketika ditanya persetujuan, Yoongi memberi tahu seluruh isi rumah, "Diamku berarti setuju." Sesingkat itu.

"Aku akan konsultasi dengan dokternya Jimin terlebih dahulu." Ucap Seokjin. 

Sekarang Jimin tahu bagaimana rasanya diperlakukan seperti orang yang sangat rapuh, sungguh tidak enak. Ia mengerti perasaan adik kembarnya ketika ditanyai banyak hal mengenai kondisinya padahal baik-baik saja, itu menyebalkan. Sebagai penderita epilepsi memang sulit untuk bepergian karena serangannya bisa datang kapanpun.

"Aku rasa Jimin akan baik-baik saja. Lagipula ia tidak sering mengalami kejang tiba-tiba kan?" Hoseok meyakinkan kedua orangtuanya agar tidak perlu mengkhawatirkan adiknya.

"Jet lag memicu epilepsi, Hoseok-ah." Sahut Yoongi.

Perasaan Jimin tidak nyaman. Ia belum mengerti penyakitnya sepenuhnya karena memang jarang kambuh dan tidak ada yang berbeda dari Jimin sebelum diagnosa dan Jimin setelah diagnosa. Ia merasa sama, sepenuhnya. Hanya saja sekarang ada beberapa obat-obatan dan multivitamin harian yang wajib dikonsumsi.

Mengingat bahwa sekarang ia resmi penderita epilepsi, pikirannya kadang kacau. Ia takut menghadapi kerumunan orang karena takut tiba-tiba terjatuh dan mengejang, takut untuk keluar rumah, bahkan takut untuk tertidur karena epilepsi bisa menyerang saat penderita bahkan sedang tidur. Apalagi minggu depan ia akan pergi ke Korea yang berjarak lebih dari sembilan ribu kilometer dari Los Angeles. Bagaimana jika ia kejang di pesawat? Bagaimana jika kejangnya berdurasi lebih dari lima menit? Bagaimana jika tidak ada tenaga medis yang menolong? Bagaimana jika ia tidak terselamatkan? Bagaimana jika—

I C A R U S  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang