Keisya Anastasya

17 2 2
                                    

"bundaaa.....!sepatu aya di mana?" teriak seorang gadis yang sedang mencari sepatu yang takunjung ditemukanya.

"apaan sih kak? Masih pagi udah teriak-teriak, ngak baik loh anak perempuan kaya gitu. Emang apa yang kamu cari?" ucap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda di umurnya yang sudah menginjak 40 tahun. Diana bunda keysya.

"itu loh bunn, sepatu item aku. Perasaan kemarin aku simpenya di sini." ucapnya sambil menunjuk rak sepatu yang ada di kamarnya.

Diana yang sibuk merapihkan tempat tidur putrinya itu, nampak berpikir "loh bukanya ada di rak depan."

"aishh...bunda kok ngak ngomong dari tadi sih? Lagian siapa yang mindahin coba?" ucap aya lalu berlari meninggalkan bundanya.

"loh bukanya dia sendiri yang mindahin kemarin?" Diana hanya mengelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya yang satu itu.

***

"bang....cepetan aku udah telat nih." ucap keysya terus mendesak sang abang Rasya aditama agar cepat menyelesaikan sarapanya.

"apaan sih dek. Tanggung nih dikit lagi ya? Mending kamu sarapan aja dulu" ucap rasya masih terus mengunyah.

Keysya melirik jam tanganya, waktu sudah menunjukan pukul 06-45 dia akan terlambat,ah bukan terlambat lebih tepatnya dia sudah terlambat.

"aduhh bang udah ngak keburu, ayo cepetan." ucap keysya sambil menarik sang abang.

"bunda.... Keysya sama abang berangkat, assalamualaikum!!" teriak keysya sambil terus berjalan tanpa menghiraukan sang abang yang terus megumpat di belakangnya.

"untung adek gue lo ya." ucap rasya pelan.

***

Gadis dengan rambut tergetai dan keringat yang bercucuran di pelipisnya itu. Memasuki gerbang SMA Tunas Bangsa dengan tetgesah-gesah bagaimana tidak ini adalah hari pertamanya masuk SMA ditambah lagi ini MOS hari pertama.

Sesampainya di ujung lapangan, Aya tiba-tiba berhenti. Ia panik melihat banyaknya siswa dan siswi yang telah berbaris rapih di lapangan dengan para kakak-kakak panitia MOS yang telah menjelma sebagai singa yang siap meyerang mangsanya. Membayangkanya saja Aya sudah bergidik ngeri, kalau begini Aya jadi berfikir dua kali untuk ikut MOS hari ini.

"aduhh..gimana nih, ikut atau pulang aja...?" panik Aya sambil terus berpikir kemungkinan yang akan terjadi.

Kalau dia pulang bundanya ada di rumah dan dia akan di suguhkan dengan sederet pertanyaan dari bunda. Pergi ke rumah teman bukanlah pilihan yang tepat, namun juka ia tetap di sini maka ia harus siap menerima hukuman ter-aneh dari para panitia MOS.

"pulang aja deh."putusnya, aya berbalik hendak pulang, namun baru beberapa langkah ia dikejutkan dengan suara laki-laki.

"Masuk."pelan, namun terdengar dingin dan penuh ancaman.

Aduhh tamat riwayatmu ya.

••••

Haii haiiiii slamat datang di cerita pertama akoh😊

Baru bageeettt jadi maafqunn klau masih buanyak kesalah.

Klau klaen ngak suka yahh tinggalkan😊
Tapi klau suka jangan lupa mampir lagi😀

Kritik dan saran sangat diperlukan

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

our storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang