#35

5K 156 1
                                    

"Apakah semuanya akan baik-baik saja tanpaku di hidupmu? Ataukah sebaliknya apakah semuanya bisa baik-baik saja tanpamu di hidupku? Sepertinya hanya aku yang merasa tak baik."

~Latisya 

Hallo guys akhirnya aku bisa update juga.

Enjoy the story

Happy Reading^^

Latisya masuk ke dalam rumah dan melihat kedua orang tuanya sedang menatapnya di ruang keluarga. Lalu Latisya berjalan mendekati mereka.

Papanya hanya memandang wajah datar. Sebenarnya Latisya agak sedikit takut atas raut wajah Papanya sekarang.

"Ekhem." Deham Leon membuat Latisya melihat ke arahnya.

"Ada apa Pa?"

"Kamu yakin, gak ada yang kamu sembunyiin dari Papa dan Mama?" tanya Papanya yang membuat Latisya menaikkan sebelah alisnya karena tak mengerti.

"Maksud Papa?"

"Masa gitu aja gak ngerti si kamu sayang." Jawab Papanya dengan wajah yang menjengkelkan menurut Latisya. Ternyata Papanya ini sedang menggodanya.

"Enggak Pa."

"Dia suka sama kamu?" pertanyaan Leon membuat Latisya terkejut.

"Gak tau." Jawab Latisya seadanya.

"Kalau kamu?" Leon memberi pertanyaan dengan menaik turunkan kedua alisnya, meminta jawaban dari Latisya.

"Enggak tuh." Bohong Latisya, sambil menunduk.

"Kalo enggak, kenapa kamu gak mau natap kami?" kini Riri yang bersuara.

"Jujur sayang, Papa dan Mama gak akan kasih tau dia apalagi keluarganya. Ya, kalo misalnya kaliannya sama-sama suka, ya palingan nanti kalo udah waktunya kalian dipertemukan lagi di acara perjodohan." Jelas Leon yang membuat Latisya tercekat dan ingin sekali meneriaki Leon. Namun, dia sadar itu orang tuanya. Jadi dia menggugurkan niatnya untuk bersikap seperti itu.

" PAPA!" pekik Latisya.

Kedua orang tuanya hanya tertawa melihat reaksi Latisya. Bagaimana tidak, mukanya memerah menandakan dia malu. Latisya kesal dengan reaksi yang ada di wajahnya yang membuat perasaannya terbongkar.

"Kami anggap itu jawaban 'ya'." Kata Leon.

"Mata kamu gak bisa berbohong sayang." Kekeh Riri melihat tingkah putri nya itu.

Latisya hanya bisa menghela nafasnya lelah, dan menahan rasa malu yang kini hinggap di wajahnya, yang membuat pipinya panas. Kedua orang tua Latisya mengusap lembut puncak kepalanya lalu pergi ke kamar mereka.

Dia juga memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk merenungi ini. Perkataan Papanya sukses membuat dirinya membayangkan hal itu terjadi. Namun, perasaannya sekarang bukan untuknya, entah untuk siapa.

Jika semua orang menyetujui hubungan kita

Bahkan bulan dan bintang pun ikut menyetujuinya

Apakah perasaanmu akan berubah kepadaku? Dari sahabat menjadi cinta.

Tapi bukan paksaan yang membuatmu harus cinta padaku

Bukan karena orang lain

Tapi karena dirimu memang benar-benar mencintaiku

Ku harap suatu saat nanti ini akan terjadi

Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang