Hargai karya dengan menekan bintang dibawah ⬇ ⬇
Cuma satu detik kok
Thankyou!
Happy reading 📖
…
Mos kedua dengan besar hati harus terlewatkan oleh Valerie, karna gadis itu dipaksa mendekam sehari di rumah sakit. Siapa lagi kalau bukan Mamanya yang menyuruh?
Gadis itu kini tengah berkaca di cermin rumah, tak lupa mengecek posisi bando biru yang bertengger dikepalanya, setelah dirasa siap, ia merampas tas biru di kursi dan langsung menuju kebawah, menaiki ojol yang sudah berdiri di depan rumahnya sedari tadi.
Hawa sejuk pagi ini benar benar membuat semangat nya naik, menerpa rambut gadis itu hingga terbang kebelakang berkali-kali. Mungkin sebuah keberuntungan bagi Valerie, karna jalanan tampak agak kosong membuat waktu untuk sampai kesekolah lebih cepat dari biasanya.
Valerie turun setelah memberi ojol tersebut uang, berjalan menuju kelas menggunakan tangga di ujung dan menghampiri kelas ipa satu yang tampak sedikit sepi, mungkin karna masih pagi, batinnya.
"Eh hai Val," Valerie menoleh ke kanan, menangkap objek Ryan yang sedang berdiri manis menyapa Valerie.
"Hai Yan, oh ya Rara dimana?" gadis itu telah celangak celinguk mencari keberadaan teman barunya, namun tak kunjung juga ia temukan.
"Itu, dibelakang lo," sontak Valerie membalikan badan nya, terkejut akan muka Tiara.
"Lo kok kemarin nggak masuk sih? Gue jadi sendirian tau," kesal Tiara.
"Gue kemarin masuk rumah sakit Ra, masa lo lupa sih kalo gue pingsan waktu itu ?" Tiara menepuk jidat, ia melupakan sesuatu yang penting. Ah betapa pikun nya dia.
"Maaf ya Val, gaada kabar juga kemarin, jadinya nggak sempet jenguk,"
"Iya gapapa," Gadis itu merogoh tas nya, mengambil secarik kertas putih lalu ia sodorkan ke Tiara.
"Apenih?" Tanya Tiara di sela ia membuka secarik kertas itu. Ia tersenyum lebar, "nanti gue add ya, taruh dulu tas lo, hari ini gue mau kasih tau jadwal kegiatan."
"Disebelah lo ya?" tanya Valerie, menunjuk bangku kosong disamping Tiara.
"Bangku itu always buat lo Val, santai aja." Valerie tersenyum lalu segera menaruh tasnya di samping meja Tiara. Ia duduk manis disusul Tiara.
"Nih, nih lo baca nih ya!" Tiara memberi Valerie kertas A4 berisi kolom kosong berjumlah empat puluh baris. "ini kita disuruh buat cari tanda tangan osis, gila. Sampe empat puluh coba, katanya kalo nggak penuh kita bakal dihukum lari dilapangan lima belas kali," Tiara tampak gusar, membayangkan mencari osis dan meminta tanda tangan sebanyak 40 kali saja sudah melelahkan. Apalagi jika benar benar dilakukan.
Mata Valerie mendelik, ingin meyakinkan apa ucapan yang dikatakan Tiara tadi benar atau tidak.
"Siapa sih yang buat tugas kek gini? Nyusahin aja." komentar nya tak terima.
"Gue, kenapa emang?"
Jleb
Sekelas menoleh, kearah pintu yang sudah disandari oleh Alvin dengan gaya santai nya. Ia berjalan memasuki kelas menuju meja Valerie, sang empu sudah tampak kaku.
"Mampus nih gue, auto masuk rumah sakit lagi besok," Valerie membatin saat melihat Alvin yang terus menerus mendekat hingga ahkirnya ia benar benar telah berhadapan dengan manik coklat milik Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHO
Genç Kurgu"Alesan lo ngedeketin gue tuh apasih Vin?" "Biar semesta yang mengungkap, Perlahan namun pasti apapun yang lo nggak tahu tentang gue, pasti pada saatnya lo bakal tau." ... Sejak kedatangan nya, Gadis yang baru saj...