Perfectionist
Actor
&
Me"Jimin! kau gila!?" Manajer Kim menatap Jimin tak percaya.
Aktor berumur 26 tahun itu mendorong tubuh seorang gadis karena kesal. Manajer Kim yang melihat hal itu tentu tak diam, dia segera menghampiri Jimin dan gadis itu.
"Intonasi suaranya kurang jelas! Padahal dia sudah mengulanginya sebanyak sepuluh kali! Bagaimana bisa dia yang menjadi pemeran utama!?" Jimin tak habis pikir. Dia menatap tajam gadis itu yang bergetar ketakutan.
"Intonasinya kurang jelas karena kau selalu memarahinya. Dia pasti takut." Manajer Kim membela gadis itu.
Jimin berdecak, "Banyak gadis yang lebih cantik dari dia. Tapi, kenapa sutradara Yeon malah memilih dia sebagai pemeran utama? Ck, aku tak habis pikir." Jimin semakin merendahkan gadis itu.
"Seulgi hanya perlu belajar. Ini pertama kalinya dia menjadi pemeran utama di sebuah film. Maklumi saja," ujar manajer Kim.
Jimin masih tak habis pikir. Kenapa Seulgi yang dipilih untuk bermain film bersamanya? Terlebih lagi genre film ini adalah romantis. Berarti, akan ada banyak adegan romantis yang akan dia perankan bersama gadis itu nanti.
Seulgi tidak terkenal seperti Jimin. Gadis itu juga tidak menyangka akan dipilih untuk bermain bersama actor terkenal seperti Jimin. Terlebih lagi yang dia mainkan adalah pemeran utama. Sebelumnya, Seulgi selalu mendapatkan pemeran pembantu di film.
Manajer Kim meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan.
Jimin mengusap rambutnya kasar. Sudah habis kesabarannya. Dia tidak bisa bermain dengan Seulgi. Menurutnya, Seulgi terlalu rendahan untuk bersanding dengannya di film yang mereka akan bintangi nanti.
"A-aku akan mencobanya lagi," ujar Seulgi terbata-bata.
Jimin tertawa sinis, "Lebih baik kau mengundurkan diri saja."
Mata Seulgi membulat menatap Jimin. Dia tidak menyangka bahwa actor yang dicap ramah dan baik itu akan berbicara seperti itu kepadanya.
"Aku akan berusaha sebaik mungkin."
Jimin mendengus sebelum kembali duduk lalu menghapal dialognya.
Kali ini, dia masih memberikan kesempatan pada Seulgi.
-
"CUT!! Akting yang bagus!"
Seulgi menghembuskan napasnya lega. Setelah beberapa kali mengulangi bagian part bersama Jimin, akhirnya syuting selesai juga.
Seulgi langsung disodorkan segelas kopi hangat dan jaket tebal. Cuaca hari ini sedikit dingin. Seulgi merasa kedinginan sebelum memakai jaket karena pakaiannya yang tipis.
"Syuting akan dilanjutkan besok pagi," ujar sutradara Yeon.
Senyuman di wajah Seulgi mengembang. Dia bisa mengistirahatkan tubuhnya malam ini.
Para kru dan pemain langsung membungkuk saat Jimin hendak pergi dari lokasi syuting.
Jimin pergi dari lokasi syuting dengan melewati Seulgi. Gadis itu langsung membungkuk sopan dengan cepat melihat raut wajah Jimin yang terlihat begitu lelah.
"Matamu dimana, huh!?" teriak Jimin merasakan cairan hangat yang mengalir dari bajunya.
Seulgi terlonjak kaget. Dia baru menyadari jika kopi yang dia pegang justru menyiram kaos Jimin saat sedang membungkuk tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT ACT & ME ✔
Romance[BOOK 1] ✔ Meskipun Jimin seorang aktor dan mendapat dukungan dari banyak penggemarnya, itu tetap tidak membuat semuanya terasa sempurna meski berakhir dengan duka yang terus membayanginya. Jimin ingin melepas semua meski hatinya masih menjeratnya...