chapter 17

13 3 24
                                    

Keesokan harinya...

Naura tengah nyaman dengan tidurnya, hingga bunyi alarm membuyarkan semuanya...

Pagi yang cerah ia lalui dengan semangat entah mengapa, dengan acara kemarin dan pernyataan dari adit membuatnya semakin yakin kalau ia bisa melupakan sosok laki laki yang telah menyakitinya. Tapi jujur masih ada sedikit keraguan di dalam hatinya karna bagaimanapun juga menjatuhkan hati kita kepada seseorang itu butuh mental yang kuat karna pasti ada kata "jika cinta dan sakit hati itu sudah satu paket." Dan itulah yang membuat naura lumayan takut untuk menjatuhkan hati sepenuhnya.

Tapi syukurlah adit sangat mengerti akan sikap naura, tapi naura sendiri tak habis pikir kenapa adit bisa menyukainya yang jelas jelas berstatus badgirl di sekolahnya dan juga banyak musuhnya.

Hari ini adalah waktunya mereka untuk bersekolah, seperti biasa naura dijemput oleh adit. Dan ternyata selama ia bergelut dengan lamunannya, adit sudah sampai dan sekarang tengah di ruang makan bersama keluarga adelson.

Naura segera beranjak dari kasur empuknya dan melangkahkan kaki kedalam kamar mandi, karena bagaimanapun ia ingin sedikit demi sedikit merubah sikapnya yang bad menjadi lebih good.

Selang beberapa waktu akhirnya naura turun dengan wajah fresh dan tak lupa tas yang di sampirkan di bahu kanannya. Dan langsung menghampiri semuanya di meja makan, dan duduk disamping adit.

Tak lama naura sampai diaz juga baru turun dan menghampiri semuanya.

"Heyyy good morning everyone" ujarnya dengan senyum merekah dan semangat 45.

"Good morning diaz, ciee kenapa semangat gini?? Tumben tumbenan loh?" Ujar kirana mamahnya naura.

"Biasa mah efek abis tunangan noh, dan kalian gimana? Kapan tunangan kalian bakal dilaksanain?" Ujar galaksi papah naura dan sukses membuat naura dan adit tersentak dan terbatuk.

"Weiss weiss kalemin dong, batuk ajah sampe bareng gitu, langsung nikahin ajah deh om." Ujar diaz dengan seenak jidatnya berkata seperti itu. Karena bahkan naura belum terpikirkan ke arah sana dan menikah muda? Oh god ia masih ingin merasakan masa masa remajanya.

"Seenak jidat lo yah ngomong, tuhh mulut mau gw ciumin ke aspal udinnn." Ujar naura geram.

"Yehh emang bener, mending lo nikah ajah langsung juminten, kagak usah tunangan biar irit budget." Ujarnya dengan santuy. Ya allah ingin rasanya naura membuang sepupunya inu ke rawa rawa.

"Auahh capek ngomong ama kutil anoa mah." Ujar naura dengan nada menyindir.

"Apaan lo, orang ganteng gini dibilang kayak kutil anoa, lo harus tau kemarin waktu gw masuk sekolah juga cewek cewek kayak cacing kepanasan liat pesona gw." Ujarnya dengan tingkat percaya diri yang tinggi.

Naura hanya bisa rolling eyes karena percuma jika berbicara dengan diaz pasti tak ada ujungnya, dan yang lainnya hanya geleng geleng kepala melihat perdebatan mereka yang absurd.

"Ya udah mahh pahh naura pergi sekolah dulu yah." Ujar naura sambil berpamitan kepada kedua orangtuanya.

"Ehh iyah nau, nanti harus langsung pulang yah, soalnya papah sama mamah mau ke bandara. Ada kerjaan di jerman yang harus papah urusin." Ujar galaksi dengan nada santai.

Ini yang membuat naura merasa jengkel, kenapa orangtua mereka harus pergi lagi? Padahal baru saja ia merasakan kehangatan sebuah keluarga namun itu harus direnggut lagi darinya. Dan sekarang yang hanya bisa ia harapkan adalah semoga orang tuanya bisa meluangkan banyak waktu dengannya dan tak peduli dengan pekerjaan mereka yang terpenting ia merasakan kasih sayang orangtua sebelum ia menikah ataupun tiada.

Senja Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang