Bab 11

2.8K 268 19
                                    


Ali mengendarai mobil milik istrinya dengan kecepatan tinggi. Setelah membereskan pekerjaannya di bengkel ia segera melajukan mobilnya menuju rumah Ratih.

Ali merutuki kebodohannya habis-habisan kenapa ia bisa teledor begini. Ali mengigit bibirnya saat melihat deretan mobil di hadapannya.

"Kenapa pakek macet segala sih?"gerutunya kesal.

Ali memelankan laju mobilnya saat sudah mendekati deretan mobil yang berbaris di hadapannya. Jika bersama istrinya ia tidak pernah keberatan dengan macet bahkan seharianpun macet ia tidak akan mengeluh karena jika sedang bersama Prilly ia tidak akan merasa bosan.

"Yang lihat deh yang boncengan itu!"Prilly menunjuk sepasang muda-mudi yang berpelukan diatas motor. Ali menoleh mengikuti arah jari istrinya. "Terus kenapa Sayang?"Tanya Ali sambil mengusap pelan rambut istrinya.

"Nggak ada sih. Cuma aku jadi ingat pas kamu boncengin aku gitu dulu."seru Prilly sedikit geli.

Ali tertawa pelan, "Jangan bilang kamu mau aku boncengin naik motor aku lagi? Kan kamu pernah bilang pengen pergi bulan madu naik motor aja."ucap Ali ketika mengingat perkataan istrinya dahulu.

Prilly tertawa geli ia masih ingat dulu ketika awal berpacaran dengan suaminya, Ali sering menjemputnya ke kantor lalu mereka akan menghabiskan waktu bersama.

"Ya kali kamu ajak aku naik motor ke Aceh. Nggak sanggup aku Mas."ucap Prilly disambut kekehan kecil oleh Ali.

"Lagian biarin aja motor kamu dipakai sama Mona. Kasihan tahu Mas kalau harus naik ojek terus, eum kalau nggak gimana kalau kamu ajarin Mona mobil."cetus Prilly tiba-tiba.

Ali mengernyit bingung, "Terus aku beliin Mona mobil pakai apa Sayangku?"Ali kembali mengusap kepala istrinya.

"Kasih mobil aku aja Mas."sahut Prilly tanpa pikir panjang.

Ali menggelengkan kepalanya, "Enggak Sayang. Kan kamu perlu mobil juga lagian mana mungkin aku bakal ijinin kamu kasih Mona mobil."jawab Ali tegas.

Prilly memanyunkan bibirnya."Aku cuma kasihan sama Mona Mas. Dulu mungkin ia bisa andelin kamu tapi sekarang?"

Ali menghembuskan nafas panjang sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada sang istri, "Sayang Mona itu udah mandiri sejak dulu bahkan sebelum Mas menikah ia jarang sekali meminta bantuan Mas. Kamu lihat sendiri saat ia ke serempet seperti waktu itu tapi setelahnya ia tetap pake motor Mas kan?"

Ali benar-benar pusing dengan tingkah Adiknya itu, Mona tidak kapok meskipun sudah terluka karena jatuh dari motor tapi setelah itu ia tetap nekad membawa motor Ali.

Prilly tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini takutnya mood Ali memburuk jadi lebih baik ia membahas perihal bulan madu mereka yang harus ditunda karena Maminya yang sakit.

"Terus kita kapan berangkat bulan madu lagi sayang?"

Ali menoleh seketika senyuman nakalnya tersungging, "Mas kayaknya udah nggak bisa nunggu bulan madu deh Sayang. Udah di ujung nih."Ali sengaja melirik bagian bawah tubuhnya hingga membuat istrinya shock luar biasa.

Prilly mengikuti arah pandang Ali dan seketika wajahnya memerah sempurna. "MAS AL MESUM!!"teriakan Prilly berbaur dengan tawa keras Ali yang memenuhi penjuru mobil.

Tiiiiiiin!!

Ali tersentak kaget saat suara klakson mobil dibelakang terdengar begitu nyaring. Dengan cepat Ali melajukan kembali mobilnya, keasyikan melamun hingga membuat Ali tidak sadar kalau deretan mobil di depannya sudah melaju lumayan jauh.

Ali segera menambah laju mobilnya, ia harus segera sampai dirumah Ratih sebelum Prilly mengetahui kalau ponselnya ada pada gadis itu. Demi Tuhan Ali tidak ingin merusak kebahagiaannya bersama sang istri hanya karena kebodohannya.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang