"Dave, aku cape seperti ini. Ayo kita pergi temui ayahmu dan akui aku di depannya!" Ucap Stella dengan lantang.
Aku mengerut kening dan tersenyum sinis. "Apa? Look, dengarkan aku Stella. Dalam map berkas itu kau sudah membaca dan menyutujui semua peraturan yang kau baca bukan? Dan salah satunya adalah tidak bisa melibatkan hati." Ucapku sambil memegang pundaknya.
Dia menitikan air mata dengan gampangnya. "Setelah semuanya telah kau ambil sekarang kau bisa dengan mudah mengatakan hal itu pada ku? Bastard!!"
Plakk!!!
Pedis rasanya terkena tamparan yang di berikan oleh Stella yang sekarang tengah di selimuti amarah.
Aku mengelap darah dari ujung bibir dan kembali menatap Stella. "Dan kontrak itu berakhir di hari ke sepuluh!" Aku berteriak di hadapannya dan pergi keluar dari dalam apartemen Stella.
"Cewek sakit." Ucapku sambil berjalan di koridor bangunan apartemen
Sesampainya di lobby, telingaku di kegetkan dengan suara teriakan Stella
"Daveeeee!!!!!!"
Teriakan itu mengambil seluruh perhatian orang orang yang berada di sana.
"Kalau kau tidak bisa ku miliki, berarti tidak akan ada juga yang bisa memilikimu!" Ucap Stella dengan memegang senjata api di tangannya.
Aku mengangkat tanganku dan berbicara dengan nada lembut padanya. "Oke oke aku akan jadi milikmu tapi turunkan dulu senjata itu dan ayo kita ke kamarmu untuk menyelesaikan permainan semalam."
Wajahnya tampak luluh saat perkataan itu keluar dari dalam mulutku. "Apapun yang kau inginkan Dave." Stella menjatuhkan senjata itu dan berjalan kearahku.
Dengan cepat aku memutar lengannya ke belakang dan membuatnya berlutut agar tidak bisa bergerak. "Telfonkan aku pihak rumah sakit jiwa sekarang!"
-*-*-*-*-
"Begitulah ceritanya sayang, maaf karena tidak terbuka dengan banyak hal padamu." Ucapku sambil memegang wajah cantik Quinziiy.
Wajahnya masih melihatkan raut wajah kesal, marah dan kecewa tapi aku sudah siap dengan hukuman yang akan dia berikan.
"Hmm baiklah, kita udah nikah bukan? Anak juga sudah 3, jadi tidak ada alasanku untuk tidak menamparnya kalau saja dia berani mengganggu keluargaku." Ucap Quinziiy sambil memegang tanganku dengan hangat.
"Keluarga kita." Ucapku
Wajahnya memerah dan tampak malu malu karena ucapanku. Ohh god, beruntungnya aku bisa se hobbi dengannya dan akhirnya memilikinya seutuhnya.
Aku mendaratkan ciumanku di keningnya dan kemudian mengecupnya di bibir halus miliknya. "Ada waktu malam ini?" Ucapku berbisik pelan.
Wajah Quinziiy makin memerah dan berlari kearah pintu kamar. "A-aku harus membantu si kembar dengan tugas mereka. Kau uruslah dulu Or-orlando."
Tingkahnya sangat menggemaskan dari dulu sampai sudah menjadi ibu dari tiga orang anak. Hahaha istri aku❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Revenge For Quinziiy
RomanceHidup Dave hancur karena keluarga Geraldy yang ingin menjadikan ia sebagai penerus perusahaan Geraldy NY Company. Tapi bagaimana kalau saat itu ia masih berada di dalam kandungan? Lucia Geraldy yang ingin sekali memiliki keturunan ternyata mempunyai...