Kangen gak sama NamjooNa? 🌚🌚
Kalian kangen hotnya Namjoon kan? Hayo ngaku hahaha
Oke, sebelum baca chapter panjang ini, absen vote dulu dongTatapannya udah bikin merinding aja ini si Daddy 🤤🤤
Buku literasi yang Namjoon pelajari nyaris menyentuh lima halaman terakhir ketika sinar matahari mulai menyentuh titik tertinggi. Pun selama itu kedua maniknya tidak mendapati Elena duduk menggoda di bawah teduhan pohon di mana dia biasa menghabiskan waktu luangnya.
Apakah ini rasanya sebuah harapan palsu? Atau makna pepatah, -jiwa di ajak melayang tinggi lantas dihempaskan ke bumi tanpa aba-aba-. Ah tidak juga, memangnya dia siapa sampai merasa menyedihkan seperti ini. Tetapi memang sedih sih, sudah berciuman tetapi nomor telepon Elena saja Namjoon belum sempat menyimpan. Miris, ya? Untung topi hitam yang ia kenakan cukup menutup sorot lamunannya.
"Who was the girl at your apartment last week, Joon?" suara lembut itu tiba-tiba merangsek rungu Namjoon memburai lamun.
(*siapa gadis yang ada di apartemenmu kemarin?)
Namjoon yang tengah membaca paragraf Trade Market mendadak menghentikan aktifitasnya. Mendorong kaca matanya dengan posisi lebih nyaman, sebelum menatap gadis dengan rambut pirang yang sedang memegang buku bersampul merah dengan tulisan 'Amazing Seoul' yang ia rekomendasikan beberapa waktu lalu.
Kedua maniknya mendapati gelagat rasa segan ketika pribadi asing ini berucap lebih jauh,"I think, it was my fault she suddently went home, sorry," tatapanya menunduk singkat ketika angin di bawah gazebo taman menerbangkan rambutnya lirih.
(*Kupikir, gara-gara aku dia tiba-tiba pulang)
Gadis ini adalah Lucy. Nama yang cukup menarik bagi Namjoon ketika singgah sejenak untuk mendengarkan kelas Bahasa Korea Profesor Min. Rentang semester dua. Selalu berhasil menggugah memori masa kecilnya, di mana film Narnia terlalu luar biasa untuk di lewatkan pada salah satu bioskop kota Ilsan. Selalu kuat terpatri ketika -Lucy- sang pemeran utama pergi melewati lemari kayu, berjalan di antara mantel musim dingin lantas berakhir pada dunia luar penuh salju dan binatang yang bisa berbicara. Itu memang menarik sekali bagi bocah ber-usia sebelas tahun.
Menyadari jika hal yang dikhawatirkan Lucy bukanlah sesuatu perkara yang besar, Namjoon menggeleng lirih bersamaan menarik kedua sudut bibirnya ramah,"Naah, that's not your fault, Lu. Maybe she had something to do."
(*Tidak, itu bukan kesalahanmu. Mungkin ada sesuatu yang harus dia lakukan)
Setidaknya hal itulah yang mampu Namjoon ucapkan kala Elena tiba-tiba pamit pulang ketika Lucy, temannya datang berkunjung. Membawa beberapa berkas titipan yang lupa ia bawa saat itu. Padahal, Namjoon sudah semangat menyantap pizza hangat dan menjelajahi pola pikir pun pribadi Elena yang misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane | ✔️
Fanfic[SUDAH DIBUKUKAN DENGAN VERSI LEBIH BARU DAN PENAMBAHAN CERITA 2 KALI LEBIH PANJANG😊] Apa yang kau ketahui tentang dunia ini? Namjun berpikir jika dia belum sepenuhnya mengerti banyak hal. Apa yang kau pikirkan mengenai pendapat orang? Namjun bera...