#26

1K 74 7
                                    

Pada saat pesawat akan mendarat, Felix segera membangunkan Fiona.

Felix.            : "Bby, ayo bangun udh sampe. Nanti sambung lagi tidurnya."

Fiona.          : "Hmm...", Gumam Fiona menandakan ia sudah bangun dari tidurnya.

"Ayo, bangun dulu nanti tidur lagi di mobil", ucap Felix kepada Fiona.

Setelah pesawat yang mereka tumpangi mendarat, mereka langsung bergegas mengambil barang² mereka, lalu memesan taxi untuk menuju apartemen yang akan Fiona tempati selama ia berkuliah di negeri gingseng tersebut.

Setelah sampai, mereka memutuskan untuk bersih² kemudian mengistirahatkan tubuh mereka yang masih terkena jet lag usai perjalanan jauh.

Felix POV

"Fiona?" Panggil Felix

Felix tidak menemukan Fiona di kamarnya, ia pun mencari di sekeliling apartement, tetapi Fiona tidak juga menampakan batang hidungnya.

Felix mulai panik ketika ia tidak menemukan sang istri di apartementnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari di luar sekeliling apartement, akhirnya ia menemui Fiona sedang berjalan bersama seorang lelaki.

Felix yang notabene nya mudah terpancing emosi, langsung menghampiri Fiona lalu menarik paksa tangan Fiona hingga sang empu meringis kesakitan.

"Kamu ngapain disini? Ngapel sama cowo lagi." Ujar Felix dengan nada tinggi. Ia terus menarik tangan Fiona hingga ke dalam apartement

dalam apartment..

"KAMU NGAPAIN JALAN SAMA COWO LAIN HAH?!, Baru sehari di korea aja udh ada cemceman lain kamu ya, padahal msh ada aku disini. Gimana kalo udh ditinggal sendiri, paling udh ampe main kesini tuh cowo." Emosi Felix sedang tidak stabil, Fiona tau itu, Felix tidak akan menggertaknya jika ia tidak benar-benar marah.

Fiona pun hanya menundukan kepala tanpa ada keberanian untuk mengangkatnya. Ini hanya kesalah pahaman, Felix salah paham.

"Kenapa diem? Karna keciduk selingkuh?" tanya Felix dengan sarkas beserta senyum meremehkan.

akhirnya Fiona pun angkat bicara,
"aku jelasin sekarang, kamu salah paham fe—" Ucapan Fiona terpotong oleh omongan penuh emosi Felix.

"Salah paham apasih? Hah?!" "Ya kalo kamu ga dengerin, kamu gabakal paham lix. Kamu tenang dulu, pliss kendaliin dulu emosi kamu.." ucapan Fiona langsung dituruti oleh Felix, ia memutuskan untuk duduk di sofa untuk mendinginkan pikiran.

"Jelasin sekarang." Ucap sang pria dengan nada yang tidak bersahabat, hanya Fiona yang merasakan atau memang atmosfer di sekelilingnya menjadi terasa dingin.

"Oke, tadi itu bukan siapa2 aku, aku ketemu dia pas lagi lari pagi disekitar sini lix, lalu tiba-tiba dia dateng dan ngajak ngobrol ternyata dia tetangga aku di sini." Jelas Fiona kepada sang suami.

"Tetangga doang tapi bisa lari pagi bareng ya.." ucap Felix

"Ga gitu ih, diem dulu. Trus anaknya easy going jdi dia ngajak aku untuk keliling daerah sekitar apartment, aku bakal tinggal disini dan otomatis aku harus tau itu. Dia juga ga macem - macem kok anaknya.." Jelas Fiona yang membuat Felix terdiam, mungkin ia merasa bersalag telah membentak sang istri? "MUNGKIN"

"Yaudah, maaf aku udh ngebentak kamu tadi. Aku gasuka ya kalo kamu deket2 cowo disini, jaga hati kamu buat aku, aku pun begitu. Kita memang tidak lagi memandang langit yang sama, tapi aku yakin perasaan kita tidak ada yang berubah . Janji?"

"Janji." Akhirnya berakhirlah pertengkaran pasutri tersebut, Felix memang tipe pencemburu tetapi ia akan tau batas. Jika cowo itu tidak pantas untuk ia cemburui , ia tidak akan mempermasalahkannya.

Hari-hari yang dilewati Felix dan Fiona di Korea terasa singkat, setelah menemani sang istri tinggal di negri ginseng tersebut, sekaligus liburan sebelum memulai kehidupan baru Fiona sebagai mahasiswi di sana. Ia memutuskan pulang setelah menetap selama 3 minggu disana, itupun karna ia memperpanjang masa liburannya yg tadinya hanya sampai 2 pekan.
Ia harus kembali ke Indonesia untuk mengurus kuliah dan juga membantu ayahnya mengolah perusahaan.

Sebelum itu, Fiona juga sudah menyiapkan banyak hal untuk memulai lembaran barunya berkuliah jauh dari keluarga, teman dan pasangan hidupnya. Ia juga sudah mempunyai cukup teman di apartemen, maupun calon2 MaBa yang akan berkuliah di kampus yang sama dengan Fiona.

Felix melepas Fiona dengan tenang, ia yakin Fiona bukan anak yang macam2 ketika bukan di daerahnya:).

Hari keberangkatan Felix ke Indonesia pun tiba, Fiona mengantar Felix sampai ia masuk ke dalam pesawat, sebenarnya ia belum ikhlas melepas suaminya pergi ke kampung halamannya itu, tapi ia sadar suaminya juga memiliki kewajiban disana.

Setelah perpisahan singkat itu berakhir, Fiona kembali ke apartemennya untuk mempersiapkan hari mandirinya yang sebentar lagi akan dimulai. Hah, rasanya sulit untuk Fiona sampai di titik ini, ia harus belajar semaksimal mungkin untuk membanggakan keluarga, teman, dan orang2 yang ia sayang, yang jauh di sana.








T
B
C

Hay, i'm back. Tengkyu yang udh ga ghostie dilapak ini hehe:)

Dijodohin || Lee Felix (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang