Tujuh Belas (Re-Publish)

9.9K 578 23
                                    

Maaf udah mulai mager ngetik akunya Hehe

Sabaar ya ini ujian 😜

Sudah mulai konflik
Jadi siapin hati dan tissue buat lap iler eh air mata ya.

🎶🎶🎶

Ditengah keluarganya, Rafka menatap satu persatu wajah orang-orang yang dicintainya. Dalam perjalanan pulang dari rumah kekasihnya, Rafka memantapkan hatinya bicara kepada kedua orang tuanya untuk mengijinkan dirinya menikahi Marinka.

Ia sangat yakin tak kan sulit mendapatkan restu dari orangtuanya mengingat betapa akrabnya sang kakak dan sodara kembarnya bersama Marinka. Ia yakin itu.

"Pa.. Bunda restui Kakang untuk menikah." ucap Rafka menatap kedua wajah orang tuanya. Abel sang bunda terlihat begitu syok tapi ia dengan cepat merubah ekspresi wajahnya.

"Menikah? Siapa wanita itu?" tanya Dito mulai serius. Abel belum berkata apa apa. Tangannya menggenggam erat jari jemari suaminya.

"Namanya Marinka Salsabila. Dia... Dia... "

"Seorang janda begitu maksud kamu." Abel meneruskan ucapan putranya. Rafka mengangguk pelan. Abel menutup matanya dan berkali kali menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

Rasa sesak itu datang kembali. Jika kemarin kemarin dirinya merasa sesak karena kabar miring mengenai putranya tapi hari ini tak hanya sesak yang ia rasakan tapi juga nyeri hebat yang menghantam dadanya.

"Sayaaang..." pekik Dito yang khawatir dengan kondisi istrinya pasca mendengar pengakuan Rafka. Renata, Rafka dan Rafly langsung sigap mendekati bunda mereka. "Bunda..." ucap Rafka khawatir. Ia menggenggam dan menciumi tangan bundanya yang tampak kesakitan.

Renata dan Ditonya mengambil alih dengan memeriksa kondisi Abel. Rafly menyandarkan tubuh renta bundanya di dadanya. Ia juga memeluk bundanya dengan penuh kasih sayang. "Rileks bunda rileks... Jangan buru Buru nafasnya. Nanti bunda sesak lagi." ucap Rafly sembari mengusap air mata yang keluar disudut mata wanita yang dicintainya.

"Mana yang sakit bund?" tanya Rafka saat bundanya meremas bajunya dengan erat. Renata harus menyingkir sejenak digantikan oleh sang suami karena Putri mereka Cantika menangis dan butuh asi ibunya.

Meski khawatir dengan kondisi bundanya yang syok, ia pun tetap menyusui Putri cantiknya tak jauh dari sana.

"Bi... Tolong buatkan teh manis hangat." teriak Rafly saat melihat bi sumi. "Biar saya aja bi yang bikin." ucap Rafka sambil berlalu ke dapur. Setelah itu ia membawa segelas teh manis hangat untuk bundanya.

Dengan perlahan ia membantu bundanya untuk minum teh hangat itu. Setelah dirasa tenang, Abel kembali duduk disamping suami dan putra bungsunya sementara Rafka duduk bersimpuh di kedua kakinya.

"Kenapa? Kenapa harus janda nak? Apa tidak ada gadis lain yang menjadi pilihan mu?" tanya Abel sambil menahan nyeri di dadanya.

Rafka menggeleng. "Hati dan pikiran Kakang hanya tertuju padanya bunda. Dia juga lah yang membuat Kakang keluar dari masa lalu itu. Hanya dia yang kakang mau bunda." ucap Rafka lembut tak ingin menyakiti bundanya.

"Tapi kamu tahukan bunda punya kenangan buruk tentang janda. Kamu tega membuat bunda tersiksa. Iyaa?!"

"Ampun bunda ampun. Kakang ngga bermaksud mengorek luka lama bunda tapi percayalah dia bukan wanita seperti itu. Dia hanya seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya karena sakit. Bukan karena perceraian bunda."

TO BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang