"Wallahu a'lam bisshowab"
Terdengar suwanten Abah yang mencukupkan ngaji pagi itu yang mana baru saja dikaji kitab Uqudul Jen yang sudah menjadi jadwal pada seiap hari Ahad pagi. Setelah membaca doa penutup Abah Yai pun meninggalkan tempat duduknya yang diikuti oleh semua santri.
Bagi santri, kata wallahu a'lam bisshowab merupakan kata mutiara yang menandakan bahwa kegiatan mengaji akan diakhiri. Sama halnya bagi santri yang sedang mengantuk atau bahkan tidur, setelah mendengar kata mutiara itu seakan-akan ada yang membangunkan mereka. Sehingga sontak setelah mendengar kata mutiara itu meereka langsung tersadar dari mimpi indahnya.
Tidur dan mengantuk saat mengaji sudah menjadi kebiasaan lumrah bagi warga pesantren. Baik santri putra maupun santri putri semua pasti merasakan. Hal itu terjadi karena padatnya kegiatan yang ada di pesantren dan waktu istirahat yang terbatas, sehingga para santri harus disiplin dalam melakukan kegiatan pesantren sesuai jadwal yang ada. Tidak jarang pula ada santri yang masih tertidur sampai waktu ngaji selesai bahkan sudah hanya tinggal dia sendiri yang berada di tempat ngaji karena teman-teman yang sudah menuju kamarnya masing-masing.
"Wahh, ngaji Uqudul Jen itu menyenangkan ya, pembahasannya itu tentang rumah tangga jadi gak bikin ngantuk" ucap Royya.
"tuh dengerin Ya, kamu yang udah punya habibi siapa tahu nanti sepulang dari pesantren langsung jadi zaujah" ujar Imroatun.
''Kok aku si, kalian juga calon zaujah tau bukan hanya aku" kesal Aya.
"Ya kan siapa tau Kang Zain nya mau cepet-cepet ya, jadi Mbak Aya Duluan daripada kita-kita" ledek Husna.
"Kok Kang Zain lagi Kang Zain lagi. Udah si jangan sebut nama dia, gak ada hubungannya sama aku" jawab Aya.
"Ehhmm.. masak si gak ada hubungan orang akhir-akhir ini kalian sering ngobrol bareng kok" ucap Dian.
"Ya kan Cuma ngobrol biasa, dia pinjem buku atau aku yang pinjam kitab, gak usah pada su'udzon gitu si" jelas Aya.
"Gak percaya! Pasti ada hubungan spesial. Iya kan ngaku aja lah Mbak Aya, gak usah ditutup-tutupin sama teman satu kamar aja pelit" kata Uyun dengan ekpresi wajahnya.
"Mboten teman-temanku. Kok gak pada percaya si. Bener gak ada apa-apa antara aku dan dia. Kalian juga tau kan gimana suasana kalau aku ketemu sama dia, saling ejek kan, kita gak pernah akur. Masak ada hubungan. Gak mungkin lah". tambah Aya dengan nada meyakinkan teman-temannya.
"Iya di depan saling benci, tapi siapa tahu eh hatinya saling sayang, gak tahu kan? Udahlah ngaku aja, ntar kalau gak ngomong, kita sebarin ke seantero pesantren lho" ancam Imroatun.
"ya udahlah terserah kalian yang penting kan akunya gak. Udah aku mau ke aula dulu" kesal Aya.
"Iya kamu nya gak, tapi kang Zainnya iya. Hahaha" ledek Uyun dengan suara sedikit teriak.
Tanpa direncanakan saat Aya menuju aula ia bertemu Zain. Dan ternyata pun Zain memang memanggilnya.
"Eh Aya Tsurayya" teriak Zain.
"Iya ada apa?!" jawab Aya.
"eh kamu jawabnya biasa aja dong, gak usah pake otot gitu. Akunya Cuma manggil kok".
"kamu gak lihat, aku pake baju gak pake otot".
" Diomongi bener-bener kok. Kenapa si kamu nyengit banget" geram Zain.
"udah ah, ngapain manggil aku?".
"ini mau ngembaliin buku. Nih, syukron ya" ucap Zain sambil memberikan buku.
"afwan. Eh, kamu tahu gak si, gara-gara kita sering ngobrol gini anak-anak yang lain ngira kalau akau pacaran sama kamu. kesel kan" ujar Aya.
"Ya sama, anak santri putra juga ngiranya gitu" jawab Zain.
"Ya udahlah kita gak usah ngobrol lagi, kalau butuh apa lewat orang lain aja. Ntar jadi fitnah, wong kenyataan nya gak" cuek Aya.
"Ya sudah. Tapi kenyataan kok" timpal Zain.
"Hah?!! Maksudnya apa?" Aya langsung menjawab dengann nada terkejut.
"Emh, gak kok gak apa-apa. Aku Cuma pernah lihat gambar di handphonenya Kang Ibad yang ada tulisannya 'aku menyayangimu walau kamu bukan milikku'" jelas Zain.
"La terus hubungannya sama kita apa?" jawab Aya dengan nada bingung.
"Masak kamu gak paham si?" kesal Zain.
"Ya aku paham, kamu lihat tulisan itu di hp nya Kang Ibad. Yang aku gak paham hubungannya sama kita apa?".
"Ah udahlah kalau gak paham".
"Mbok dijelasin kang".
"Percuma kalau aku jelasin, kamu gak akan percaya".
"La kamu belum bilang ya aku belum percaya".
"Tapi aku yakin banget, kalau aku ngomong, kamu gak akan percaya".
"Ya ndak, pokoke harus di jelaskan. Cepet biar gak lama".
"Aku gak mau bilang Aya, gak usah dipaksa, aku malu".
"La malu kenapa wong tinggal ngomong aja kok repot".
"Nggak , aku nggak mau bilang".
"Ya kamu harus bertanggungjawab. Udah bilang ya dijelasin, cepet, waktuku gak lama".
"Ya udah, karena kamu maksa aku jelasin. Tadi kan aku baca tulisan 'aku sayang kamu walau kamu bukan milikku'. Lha itu kata-kata itu buat kita. Aku sayang kamu Aya walau kamu bukan pacarku".
"Haaa?!!! Kamu gak usah becanda deh. Gila kamu".
"tu kan aku bilang juga apa, kamu gak akan percaya Aya".
"Emang aku gak percaya. Udah ah aku mau ke aula. Assalamuaaikum".
"Terserah kamu percaya atau gak, yang penting aku sudah ngomong. Tadi maksa, udah dijawab tau-tau kabur. Dasar cewek aneh! Waalaikumssalam warohmatulloh".
YOU ARE READING
Cinta Dalam Bait Jurumiyah
RomanceMencintai memang tanpa syarat. Tapi tak selamanya syarat dal mencintai itu tidak ada.