Burung-burung berterbangan kembali ke peraduan
Udara hangat yang menghampiri berkelindan
Suara suara mulai merayap diam-diam
Sang surya perlahan meredup padam
Langit biru legam berubah temaramAku duduk termenung di batas kota
Sembari bernostalgia dengan jerumbai usia
Merebahkan laju dalam termangu
Mengikhtiarkan rindu yang tak kunjung temuPerapian cinta menceruap ke angkasa
Menjelma langit sore yang penuh metafora
Menapak tilas pada diri yang jauh di kota
Laksana semburat rona di batas cakrawalaDari sini aku bercerita tanpa pena
Tanpa tinta maupun gita atau suara
Karena imaji kan memetik jalannya
Melalui diorama senja di kota prajaPerlahan Senja Menuturkan
Dengan mengalun alun sambil berpamitan
"Jangan bosan padaku kawan
Dalam kesepian aku hadir melepas kepenatan
Dalam kengerian ku bacakan kidung kehidupan
Tangan ku kan menepuk bahumu kawan
Kapanpun lara merenggut raut mu dalam keputusasaan"Note:
Menyuarakan kerinduan kepada alam yang mulai padam

YOU ARE READING
CONTEMPLATION POEM - DIORAMA RASA
PoesiaJika hatimu hampa, isi hatimu degan membaca dan bercerita, karena engkau akan hidup di dalamnya